part 3

2.2K 345 166
                                    

"Pagi sayang," sapa Milo kepada Alva yang sepagi ini sudah sibuk dengan laptopnya.

"Geli sumpah," balasan Alva membuat Milo tertawa, Milo memang suka mengganggu temannya ini.

"Tumben pagi?"

Diantara mereka berempat, Alva memang yang paling rajin. Datang selalu pagi ke sekolah, jarang sekali terlambat. Kalaupun terlambat itu pasti karena ketiga temannya, tapi jangan dipikir datang pagi menandakan dia anak yang patuh peraturan sekolah karena nyatanya Alva yang pertama menyatakan setuju ketika salah satu dari ketiga temannya menyatakan usulan membolos pelajaran apalagi pelajaran kimia.

"Aku mau nemenin kamu sayang."

"Mil, mending elo jauh-jauh deh dari gue! Berasa gay gue tau enggak!" usir Alva yang malah membuat Milo semakin ingin menjahili temannya ini.

"Sayangg ... eh ... kok gitu sih, loh kok marah, jangan gitu sayang ... jangan gitu sayang ..." balas Milo yang malah bernyanyi membuat Alva menutup telinganya. Suara Milo sangat baik tapi lagu yang dinyanyikannya itu yang membuatnya menutup telinga, yang benar saja.

"Miloo!!!"

"Iya deh pergi nih ... kamu enggak kangen sama aku."

"Pergi atau ..."

"Aduh takuttt!" tapi tetap saja Milo berdiri di tempatnya tadi sampai ...

Plak...

"Sakit kampret."

Bagaimana enggak sakit, Alva melempar sepatunya yang seberat bison itu yang malah mengenai punggungnya, syukur tidak mengenai kepalanya bisa amnesia dia.

Milo berjalan keluar kelas, sampai didepan kelas Milo malah menabrak cewe hingga membuat cewe tersebut terjatuh.

"Maaf."

"Iya enggak papa," balasnya sambil menerima uluran tangan Milo.

"Milo."

"Tiara."

Setelah membantu Tiara berdiri, Tiara mengucapkan terima kasih lalu pergi ke kelasnya.

"Makasih ... gue balik ke kelas ya."

"Iya hati-hati," balas Milo tanpa memalingkan penglihatannya dari Tiara.

Saking asyiknya melihat Tiara, Milo sampai tidak sadar ada Elvin dan Lardo di belakangnya.

"Hayo ngelihatin siapa?" ucap Lardo membuat Milo terkejut.

"Kaget gue."

"Bengong lo?"

"Udah tau pake nanya lagi."

"Ngelihatin siapa sih?" tanya Lardo sambil melihat ke arah yang sama dengan yang Milo lihat tadi tapi tidak ada orang di sana.

"Enggak ada siapa-siapa, mending kita masuk kelas aja kasian kesayangan gue dikelas sendirian," ucap Milo yang membuat Lardo dan Elvin mengangkat bahunya tanda acuh.

Milo duduk sambil menopang dagunya, pikirannya melayang ke kejadian beberapa menit yang lalu. Alva yang melihat sahabatnya bengong bingung sendiri, perasaan sebelum keluar dari kelas sahabatnya ini masih biasa aja kenapa setelah balik ke kelas Milo berubah menjadi patung.

"Ngapain lo tadi?" tanya Alva sambil menyalakan laptop miliknya, perusahaan lagi.

"Meratapi nasib kenapa gue bisa punya suami jahat seperti elo ... sudah mending lanjutin aja kerjaanlo entar salah ketik lagi" ejek Milo membuat Alva kesal saja, mencoba peduli malah diejek.

Escape (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang