"Sial... dasar trio embe!" geram Milo saat sadar kalau dia ditinggalkan ketiga sahabatnya itu.
Dengan kesal Milo menyalakan mobilnya, rencananya tadi dia ingin nebeng mobil Lardo lumayan irit bensin tapi ternyata sahabatnya itu sangatlah kejam. Membuatnya menunggu bermenit-menit eh taunya malah ditinggalkan, pasti itu adalah hasutan dari Elvin dan Alva.
Tin... tin...
Milo terus menekan klakson mobilnya, bisa dipastikan jika sepuluh menit lagi dia belum sampai di sekolah habis sudah riwayatnya. Pelajaran pertama adalah pelajaran matematika wajib, kalaupun dia telat Milo akan bolos ke tempat Mpok Ijah lalu makan nasgor spesial yang menggugah selera, membayangkannya saja sudah membuat perutnya berbunyi minta jatah.
"Ayo dong... telat beneran nih gue," ucap Milo gelisah sambil sesekali melihat jam tangannya.
Setelah tidak terlalu macet lagi, Milo melajukan mobilnya dengan sangat kencang membuat pengguna jalan yang lain mengumpat dibuatnya. Bangunan sekolah sudah mulai terlihat menandakan sebentar lagi dia sampai disekolah.
Tinnn....
Milo menekan klakson mobilnya saat melihat sebuah sepeda yang juga melaju dari arah yang berbeda. Syukurnya dia tidak sempat menabrak sepeda tadi, tapi tetap saja si pemilik sepeda sempat kaget kemudian mengerem sepeda secara mendadak hingga menyebabkan dirinya terpentar. Milo memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah kemudian turun dan mendatangi si pemilik sepeda.
"Elo enggak papa?"
Milo kemudian jongkok guna melihat keadaan si pemilik sepeda pink tadi. Terdapat luka dibagian lututnya. Milo lalu melihat wajah si pemilik sepeda yang kebetulan sedang memandang Milo dengan seksama.
"Adira Azzahra?"
"Iya, panggil Dira aja."
"Mau gue obatin?"
"Emang elo bisa?" tanya Dira kepada Milo yang terkesan meremehkan.
"Elo ngeremehin gue?! yasudah sih kalo enggak mau."
Milo kemudian berdiri ingin meninggalkan Dira yang mengaduh kesakitan.
"Mil... tolongin ngapa."
"Tadi mau ditolongin malah enggak percaya, dasar cewe labil."
"Kan gue nanya."
"Elo tadi ngeremehkan gue, mana ada nanya sambil ngejek."
"Maaf deh."
Usai meminta maaf, Dira mengulurkan tangannya kepada Milo membuat Milo heran.
"Bantuin berdiri."
"Manja benget sih," gerutu Milo membuat Dira tertawa.
Milo kemudian membopong Dira menuju uks karena dia sedang tidak membawa kotak P3K, sebelumnya Milo sudah minta tolong pak satpam untuk memarkirkan sepeda milik Dira.
"Elo kelas berapa?" tanya Milo memecah keheningan yang sempat berlangsung beberapa menit.
"XII Mipa 1, elo sendiri?"
"XII Mipa 5."
"Owhh... kok gue enggak pernah lihat elo yah?" tanya Dira.
"Artinya elo kudet, masa gue yang terkenal aja elo enggak tau."
"Sembarang lo ngomong..."
"Kalau elo yang enggak terkenal sih gue percaya, sekalipun terkenal elo tuh terkenal karena ceroboh dan lolanya," sambung Milo.
"Enak aja! gue mah terkenal kali, terkenal karena gue orang yang paling cantik disini," sahut Dira dengan bangganya membuat Milo gemas lalu mengacak rambut milik Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape (Completed)
Teen FictionSakit ... Sakit itu kalau kita di sia-siakan oleh orang terdekat kita yang paling kita sayangi padahal kita sudah terlalu percaya dengan mereka tapi mereka malah menjadikan kita sebuah pelarian.