Season 2 | Bab 43 - Menerima Kenyataan

2K 87 14
                                    

Mulmed :

First Heartbreak by Tori Kelly


*****


Vanya menunggu kedatangan Dievo hingga larut malam. Entah mengapa suaminya itu tidak mengirimkan kabar kepada dirinya, sehingga Vanya hanya bisa menunggu dengan gelisah. Ponsel Dievo tidak bisa dihubungi karena dalam keadaan mati kehabisan baterai, namun Adrian yang bertugas menemani Dievo kini sudah terdengar suaranya yang menandakan dia sudah kembali ke rumah mewah itu.

Vanya tidak habis pikir, kini dia tidak mengerti dengan semua yang sudah terjadi. Dengan gelisah dia mencari keberadaan Adrian untuk mempertanyakan keberadaan Dievo.

"DIMANA KAMU ADRIAN?" tanya Vanya. Dia nyaris berteriak.

"Saya ada di sini nyonya," jawab Adrian. Dia tersentak mendapati Vanya memanggil dirinya dengan suara yang menahan emosi.

"Dimana Dievo?" tanya Vanya. Dia tidak bisa lagi menahan emosinya.

"Tuan Dievo⚊" jawab Adrian. Dia terlihat ragu untuk menjawab. Namun sorot mata Vanya begitu tajam sehingga memaksa dirinya untuk menjawab. "Tuan Dievo sedang ada janji pertemuan dengan salah satu rekan bisnisnya nyonya," ucap Adrian. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang.

"Kenapa kamu sudah ada di sini? Bukankah seharusnya kamu tetap menemani Dievo!" ucap Vanya. Dia terlihat begitu kesal mendapati suaminya pergi seorang diri.

"Tuan Dievo yang meminta saya untuk segera kembali ke rumah. Maaf nyonya, tetapi saya tidak bisa membantah perintah beliau," ucap Adrian. Dia sekilas nampak merasa bersalah karena tidak bisa menjawab pertanyaan Vanya dengan jujur.

Vanya melangkah pergi menjauhi Adrian yang masih terpaku. "Keterlaluan! Sekarang dia pergi seorang diri dan tidak memberi kabar padaku. Apa dia lupa sudah punya seorang istri!" ucap Vanya. Dia menggerutu tanpa menyadari Adrian yang masih memperhatikan dirinya.

Vanya tidak tahu apa yang harus dia lakukan, kini dia semakin merasa gelisah. Malam sudah semakin larut namun dia tidak juga mendapati Dievo di rumah megah itu. "Ini sudah tengah malam. Kenapa kamu belum juga pulang!" ucap Vanya. Dia melangkahkan kakinya menyusuri anak tangga seraya tidak berhenti menggerutu.

Vanya tidak menyadari Adrian yang masih memperhatikan gerak-geriknya. Adrian memang ditugaskan untuk mengawasi kegiatan Vanya. Sehingga tugas penting itu menjadi prioritas melebihi tugas yang lainnya. Seketika Adrian merasa iba melihat Vanya yang sedih mendapati suaminya yang tidak kembali hingga malam semakin larut.

Vanya tidak bisa memejamkan kedua matanya. Dia hanya bisa berjalan kesana-kemari dengan gelisah. Vanya sama sekali tidak bisa menenangkan dirinya. Ini adalah pertama kalinya dia mendapati Dievo bersikap seenaknya. Pikiran Vanya melayang jauh entah memikirkan tentang apa. Namun perasaanya seakan mengirimkan sebuah isyarat yang tidak baik.

Terdengar suara mesin mobil yang mendekati pintu utama. Seketika Vanya segera berlari mendekati pintu untuk melihat siapa sosok yang sudah datang. Di dalam hati dia berharap itu adalah suaminya, Dievo. Namun harapannya itu telah menggoreskan sebuah luka, Vanya mendapati Dievo yang berjalan dengan tergopoh-gopoh dalam keadaan mabuk berat dan diantar oleh seorang wanita yang begitu seksi.

Bokong serta buah dada wanita itu tidak sepenuhnya tertutup oleh pakaian yang dia kenakan. Seketika hal itu seakan menampar keras Vanya untuk segera terbangun dari lamunannya. Wanita seksi itu seakan memberikan isyarat yang tidak baik di dalam hidupnya. Bagaimana tidak, Vanya mendapati suaminya sedang mabuk bersama dengan wanita lain yang besar kemungkinan adalah wanita penghibur.

ANOTHER LOVE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang