Di tengah lamunannya, Adrian tersentak oleh suara seseorang yang sayup-sayup menyebut nama Vanya.
"Apakah anda keluarga nyonya Vanya?" tanya suster.
"Iya, saya keluarganya," jawab Adrian. Dia tersadar dari lamunannya dan menjawab dengan tenang.
"Oh jadi anda suaminya ya?" tanya suster.
Adrian nampak ragu menjawabnya, namun dia harus melakukannya demi kebaikan. "Iya suster," jawab Adrian. Dia menghela napasnya dengan berat sebagai bentuk perasaan bersalahnya karena sudah berbohong.
"Kalau begitu, saya ingin menyampaikan sesuatu pada anda," ucap suster.
"Apa yang sudah terjadi suster?" tanya Adrian. Dia terlihat gelisah. Dia takut ada hal buruk yang akan menimpa nyonya Vanya.
"Bapak tidak perlu khawatir. Nyonya Vanya baik-baik saja. Bahkan saya akan menyampaikan berita gembira. Tetapi nyonya Vanya masih butuh istirahat total selama beberapa hari untuk memperkuat kandungannya," jawab suster dengan ramah. Dia mengembangkan senyumannya ke arah Adrian sebagai tanda kebahagiaan.
"Memperkuat kandungan?" tanya Adrian. Dia nampak gelisah.
"Iya pak, istri anda sedang hamil," jawab suster.
Adrian nampak terkejut menerima kabar yang luar biasa itu. Dia tidak tahu harus berbahagia atau bersedih.
"Ada apa pak?" tanya suster. Dia menangkap ekspresi Adrian yang begitu terkejut menerima kabar baik itu.
"Tidak apa-apa suster. Saya hanya terlalu gembira," jawab Adrian. Dia berusaha bersikap seperti layaknya seorang suami yang menerima berita besar.
"Selamat ya pak. Sekarang nyonya Vanya akan segera dipindahkan ke ruang rawat inap. Bapak silahkan urus administrasinya," ucap suster dengan ramah.
"Iya suster, terima kasih," ucap Adrian. Dia berusah tetap tersenyum walaupun perasaannya kini begitu gelisah.
Suster itu segera berlalu meninggalkan sosok Adrian yang masih terkejut dan kembali ke dalam ruang UGD untuk memindahkan Vanya ke ruang rawat inap.
***
"Nyonya Vanya bagaimana perasaan anda?" tanya suster dengan ramah.
"Saya merasa baik-baik saja suster. Tetapi tidak ada hal yang serius dengan kesehatan saya kan?" jawab Vanya. Dia terlihat gelisah.
"Tidak ada hal yang perlu anda risaukan nyonya. Justru anda seharusnya merasa bahagia, karena anda hanya kelelahan di masa kehamilan yang masih muda," ucap Suster. Dia berbicara dengan ramah seraya melemparkan senyuman.
"Maksud suster, saya hamil?" tanya Vanya. Dia terkejut mendengar jawaban suster yang begitu terasa bagaikan sambaran petir.
"Iya nyonya. Selamat ya. Saya juga sudah sampaikan berita baik ini kepada suami anda," jawab suster.
"Apa? Suami saya? Apa dia ada disini?" tanya Vanya. Dia terlihat gelisah dan kalut.
"Iya nyonya. Kenapa anda terkejut?" ucap suster.
"Ti...tidak" ucap Vanya. Dia terlihat gelisah. "Di mana dia sekarang suster?" tanya Vanya. Terlihat raut wajahnya yang nampak menyimpan kesedihan.
"Sedang mengurus adminstrasi kepindahan di ruangan depan nyonya. Sekarang saya akan memindahkan nyonya ke ruangan VIP," jawab suster dengan ramah.
"Iya suster," ucap Vanya. Pikirannya kini melayang jauh. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi kelak. Kini suaminya sudah menemukan dia dengan begitu mudahnya. Seketika timbul rasa kesal terhadap Adrian, karena dalam pikiran Vanya, mungkin saja Adrian yang sudah mengatakannya kepada pria brengsek itu.
Vanya hanya terdiam sepanjang perjalanan menuju ruangan kamar VIP. Dia tidak habis pikir bahwa dia akan segera bertemu dengan pria yang sudah menyakiti perasaannya begitu dalam.
Tidak butuh waktu lama, kini Vanya sudah berada di dalam kamar VIP. Dia hanya bisa terdiam dan mempersiapkan mentalnya untuk bertemu dengan suaminya.
"Tok-tok-tok." Terdengar seseorang mengetuk perlahan pintu kamar VIP Vanya.
"Sepertinya suami anda yang tampan itu sudah datang nyonya," ucap suster.
Vanya tidak menjawab dengan lisannya. Namun raut wajahnya begitu terlihat kalut. Namun Vanya terkesiap ketika mendapati sosok Adrian yang melangkah memasuki kamarnya. Vanya hanya bisa tertegun.
"Saya sudah selesai nyonya. Anda bisa langsung istirahat. Dokter akan datang untuk check up besok pagi. Saya permisi," ucap suster dengan ramah.
"Terima kasih suster," ucap Adrian dengan ramah. Dia bahkan melukiskan senyuman manisnya kepada suster yang telah merawat Vanya.
"Tolong jaga nyonya Vanya ya pak. Saya akan kembali lagi besok. Permisi," ucap suster dengan ramah.
"Jangan khawatir suster. Saya akan melakukannya dengan baik." ucap Adrian. Dia tersenyum ramah ke arah suster, seolah mengirimkan sebuah isyarat yang menggambarkan dirinya mampu melindungi Vanya dari terkaman binatang buas.
"Klek." Pintu kamar Vanya kini tertutup rapat.
"Adrian?" ucap Vanya. Dia nampak terkejut mendapati Adrian yang sudah akrab dengan suster.
"Iya nyonya Vanya," jawab Adrian. Dia berbicara dengan santai.
"Apa Dievo ada di sini?" tanya Vanya. Dia nampak gelisah.
"Tidak nyonya," jawab Adrian. Dia terlihat begitu tenang.
"Jadi, siapa yang suster tadi maksud suami saya?" tanya Vanya. Dia nampak tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.
"Maaf nyonya Vanya. Saya terpaksa melakukannya," jawab Adrian. Suaranya terdengar menyimpan sebuah penyesalan.
"Jadi, yang suster maksud itu, kamu Adrian?" tanya Vanya. Dia terkesiap dengan perkataan Adrian.
"Saya tidak bermaksud untuk lancang nyonya. Saya hanya tidak terlalu yakin bahwa anda siap bertemu dengan tuan Dievo," jawab Adrian. Dia mengatakannya dengan hati-hati.
"Iya, saya mengerti. Terima kasih Adrian," ucap Vanya. Dia tersenyum begitu ramah ke arah Adrian. Dan hal itu membuat Adrian menjadi gugup.
"Saya yang seharusnya berterima kasih, karena nyonya Vanya tidak marah kepada saya," ucap Adrian.
"Kenapa saya harus marah sama kamu?" tanya Vanya. Dia menatap Adrian dengan pandangan yang terkejut.
"Karena saya...," jawab Adrian. Namun Vanya segera memutus ucapannya.
"Tidak Adrian. Kamu sudah melakukan yang terbaik. Saya memang tidak ingin bertemu lagi dengannya," ucap Vanya. Dia melukiskan senyumannya yang bersahabat.
Adrian membalas senyuman Vanya dengan tatapan yang bersahabat. Sejak saat itu Vanya dengan Adrian nampak semakin akrab. Mereka telah menjadi seorang sahabat yang mungkin akan dinilai aneh bagi yang lainnya. Karena bukan hal yang biasa seorang bodyguard yang bersahabat dengan orang yang dia lindungi. Tetapi bagi mereka berdua tidak ada yang tidak mungkin.
Untuk saat ini mereka hanya bisa saling menguatkan dan mendukung sebagai seorang sahabat. Tidak ada niat sedikit pun untuk memiliki skandal. Sudah cukup berita memalukan mengenai perselingkuhan Dievo dengan Ciara. Maka tidak akan ada lagi pemberitaan mengenai perselingkuhan dari Vanya dan Adrian.
♡♡♡
_TBC_

KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER LOVE (Completed)
RomanceAnother Love The Series - Season 1&2 Full Of DRAMA Story [21++] Sinopsis Season 1 : Banyak mata mengagumi kemesraan yang terjalin antara Vanya Harari dengan Dievo Ragas. Tatapan iri tertuju kepada sepasang kekasih yang terlihat saling mencintai. Dib...