Season 2 | Bab 63 - Memperjelas Posisi

2K 120 105
                                    


D

engan pertimbangan matang, kini Adrian sedang menuju ke rumah Dievo untuk mengambil barang berharga milik Vanya. Dia juga berniat untuk berhenti sebagai bodyguard secara resmi. Langkah kakinya begitu mempertegas tujuannya. Sesampainya di depan gerbang besar itu Adrian lagsung disambut oleh salah satu pelayan yang sudah mengenal Adrian.

"Adrian?" tanya seorang pelayan.

"Maaf mengganggu. Saya mendapat tugas untuk mengambil barang yang tertinggal," jawab Adrian.

"Silahkan masuk," ucap sang pelayan.

"Terima kasih. Maaf, apakah tuan Dievo sedang ada di rumah?" Adrian bertanya dengan sopan.

"Tuan Dievo belum datang. Sepertinya sebentar lagi," jawab sang pelayan.

"Baiklah. Saya akan menunggu beliau, karena ada pesan penting dari nyonya Vanya," ucap Adrian.

Kini mereka sudah berjalan memasuki pintu utama. Sang pelayan kembali menjalankan tugasnya membersihkan rumah. Maka Adrian dengan segera menuju kamar Vanya dan mencari barang yang diinginkan oleh sahabatnya. Dengan teliti Adrian mencari, dia hanya tidak ingin Dievo mengetahui apa yang sedang dia lakukan.

Tidak butuh waktu lama, kini Adrian sudah berhasil menemukannya dan menyimpan di dalam saku yang berada di sisi dalam jas yang sedang dia kenakan. Maka dengan perlahan dia melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar Vanya. Tuhan sudah menentukan waktu yang tepat. Kini mobil Dievo terlihat memasuki pekarangan rumah dan Adrian sudah berada di ruang tamu menunggu kedatangan Dievo.

Dengan tenang Adrian menunggu Dievo datang. Dia akan tetap menjaga sikapnya hingga dia resmi berhenti bekerja dengan pria yang tidak memiliki perasaan itu.

Dievo terkesiap mendapati Adrian yang sudah berada di dalam rumah dan menunggu dirinya.

"Ada yang kamu lakukan di rumah saya?" tanya Dievo. Dia berbicara dengan kasar dan tidak bersahabat.

"Maaf mengganggu waktu anda tuan Dievo. Tetapi saya datang ke tempat ini karena saya mau resmi berhenti sebagai bodyguard suruhan anda," jawab Adrian. Dia berusaha untuk tetap sopan.

"Apa itu masih perlu? Saya juga sudah tidak peduli apa kamu masih menjadi bodyguard Vanya atau tidak. Yang jelas saya tidak akan mengeluarkan sepeser pun untuk bayaranmu," ucap Dievo.

"Terima kasih tuan Dievo dan anda tidak perlu repot melakukannya. Berarti kita sudah satu pikiran. Sekarang saya tahu harus bersikap seperti apa dengan anda," ucap Adrian. Dia mulai menunjukkan sikapnya yang bagaikan seorang musuh bagi Dievo.

"Apa maksudmu? Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Dievo. Dia terlihat gelisah.

"Anda tenang saja. Saya tidak akan menyakiti anda secara fisik," jawab Adrian dengan tegas.

"Lalu apa yang mau kamu lakukan?" tanya Dievo. Dia kembali bersikap arogan.

"Saya hanya ingin memperingatkan anda. Mulai detik ini saya tidak akan tinggal diam jika anda masih berusaha menyakiti nyonya Vanya. Dengan atau tanpa perintah dari anda, saya masih tetap melindungi beliau," jawab Adrian.

"Jangan bercanda," ucap Dievo. Dia terlihat menahan tawanya.

"Dan saya harap anda bisa lebih menjaga sikap. Jangan pernah memandang rendah saya, karena saya bukan bawahan anda lagi. Dan perlu anda ingat, dahulu nyawa anda terselamatkan oleh darah yang saya miliki, maka anda berhutang nyawa kepada saya. Jika saat itu saya tidak memberikannya, maka anda tidak akan pernah berdiri dihadapan saya seperti saat ini," ucap Adrian. Dia menatap Dievo dengan begitu tajam.

ANOTHER LOVE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang