part 18

453 33 0
                                    

"Ma ma ma, kalian terlalu gegabah." ucap seseorang yang menyambutnya.

"Aku sengaja melakukannya." ucap sang pemimpin yaitu Akashi Seijuro.

"Hebat, hebat!! Seorang raja memang hebat." ucapnya lalu tertawa. Murasakibara yang melihat hal itupun hanya memandang mereka datar.

~sementara itu~

'Jadi ini tempat gelab kalian!!' batin Hana yang melihat hal itupun menyeringai lalu melesat ke dalam tempat tersebut. Sesampainya di dalam ia di sambut oleh beberapa orang penjaga yang di hitung ada 4 orang yang membuat Hana bertindak untuk melumpuhkan mereka.

"Di mana kalian menyimpan uang rakyat??" tanya Hana pada salah satu dari mereka yang masih sadar namun tak dapat melawan balik Hana.

Namun sayang, dia hanya diam tak mengucapkan satu katapun. Hana yang melihat itupun mulai mencengkram dan memelintirkan tangan sang penjaga hingga keras yang membuat ia berteriak kesakitan namun sebelum dia berteriak Hana sudah mendekap mulut sang penjaga agar tak dapat menjerit kesakitan.

"Aku sudah memperingkatkan mu. Jika kau tetap diam aku bisa saja mematahkan tanganmu loh." ucap Hana dengan kata terakhir yang menyeramkan. Sang penjaga pun mengangguk. Hanapun melepaskan dekapannya.

"A- ada di ruangan bir...... di lantai du- dua." ucap sang penjaga sambil gemetar yang membuat Hana mengangguk lalu melepaskan cengkeramannya kemudian pergi menjauh dari tempat yang pertama menuju tempat yang ia cari.

"Sepertinya kalian bersenang tanpa aku!!" ucap Hana setelah selesai mengambil uang rakyat di tempat yang tadi lalu ke tempat Akashi berada dengan wajah datarnya namun tatapan yang ia tunjukan sangat menyeramkan.

"Wah wah wah, ternyata Nona muda datang kemari. Ayo silahkan duduk, aku yakin kau lelah berjalan ke sini." ucap pemimpin kelompok tersebut sambil memegang bahunya.

"Jangan pegang pegang Hana-chin" ucap Murasakibara sambil menepis tangan sang pemimpin dari bahu Hana.

"Hah!!, Memang kenapa?Dia tidak memasalahkan itu!!" ucapnya sambil menatap tajam Murasakibara. Sedangkan Murasakibara memasang hawa pembunuh.

Hana yang melihat hal itupun menjauh lalu mendekati Akashi. Dia sempat memberi penjelasan pada Akashi tentang apa yang dia lakukan tadi hingga sebuah pisau lipat menggores pipi Akashi.

"Apa apaan ini??" ucap Akashi penuh penekanan lalu menoleh pada pelaku yang melemparkannya dengan tatapan pembunuh. Tangan yang tadinya ia sembunyikan di saku celana kini keluar dan tak lama sebuah gunting merah melayang mengenai tangan sang pemimpin.
Kejadian itu berlangsung sangat cepat namun sayang sang pemimpin telah memperkirakan gerakan itu terjadi.

"Wah!! Ternyata sakit." ucapnya dengan tatapan meremehkan sambil melepaskan gunting yang menancap di tangannya saat ia berusaha melindungi wajahnya dari gunting. Tanpa sadar darah segar mengalir dan menetes mengenai lantai.

"Hentikan permainan mu ini
Mizura-san." ucap Hana pada akhirnya, ia takut terjadi pertarungan yang membuat Murasakibara dan Akashi terluka parah. Murasakibara yang melihat hal itupun menjauh dari tempat lalu mendekati Akashi dan Hana.

"Bersiaplah, kekacauan akan di mulai dari sekarang." ucap Akashi yang membuat mereka mengangguk.

"Tangkap mereka, dan ya.... Jangan biarkan Nona muda terluka dan bawa dia padaku." ucapnya yang bernama Mizura sambil memerintahkan anak buahnya yang cukup banyak.

"Apa hubunganmu dengan dia Hana-chin?!" tanya Murasakibara penasaran.

"Ceritanya panjang Mura-san dan- Awas!!" ucapnya saat melihat anak buah Mizura bergerak mendekati mereka.

"Mengamuk Lah dan tunjukan diri kalian yang sebenarnya para GoM." ucap Mizura sambil memandang mereka mengerikan lalu menjilat darahnya yang mengalir dengan senyum iblis nya.

~ Di distrik 12 ~

"Bakagami, seharusnya kau melihat dulu keadaannya." ucap Aomine sambil bersembunyi untuk menghindari tembakan.

"Aku juga gak tau bakalan kaya gini kejadiannya Ahomine." ucap Kagami kesal.

"Hentikan!! Kalian sudah dewasa seharusnya sudah mampu berpikir dengan benar. Lagi pula musuh hanya ada 3 orang dan mereka masih terlihat amatiran." ucap Kuroko tiba-tiba yang membuat mereka berdua kaget dengan kehadirannya.

"Tetsu, bisakah kau muncul dengan keadaan yang normal?" ucap Aomine yang telah menetralkan rasa terkejutnya.

"Aku akan bergerak kearah kanan dan menghentikan mereka jadi mohon kerja samanya Kagami-kun, Aomine-kun." ucap Kuroko yang mendapatkan anggukan dari mereka berdua lalu beraksi antara hidup dan mati.

~ Di distrik 10 ~

"Kenapa mereka belum keluar juga!!" ucap Kise yang kesal karena musuh masih belum bertindak sejauh ini.

"Jangan lengah Kise, mereka mungkin saja tau kedatangan kita ke sini nanodayo " ucap Midorima
Dengan tegas.

"Tunggu sebentar. aku rasa ada yang aneh dengan keadaan ini?!" ucap Momoi saat melihat sekitarnya dan kemudian dia terkejut dengan beberapa bom aktif yang hampir memenuhi atap bangunan yang mereka tempati untuk bersembunyi.

"Lari!!" ucap Momoi menyeret mereka berdua menjauhi tempat tersebut.

Kise dan Midorima yang melihat hal itupun mulai panik dan berlari dengan kencang dan yang membuat Midorima melotot dengan kejadian ini adalah waktu yang di tunjukan bom tersebut hanya sekitar 5 menit dari sekarang dan sewaktu-waktu akan meledak dengan sendirinya.



















































Apakah mereka mampu menyelesaikan misi mereka yang sulit itu dan hidup dengan selamat?!

The Kitsune Girls GoMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang