Part 39

73 2 0
                                    

Setelah melawan Nandu Hana kini di bawa ke markas utama untuk bertemu sang raksasa . Secara diam diam Nandu membius Hana dengan bom asap sebagai alternatif dan berhasil. Hana perlahan lemas kemudian jatuh tak sadarkan diri.

"Apa kau melemah kitsune ? Ya ampun melemah mu drastis sekali sampai sampai kau tidak menyadari bom asap yang ku layangkan!!" Cemooh Nandu pada sosok di depannya kemudian mengikat Hana di bangku dan tersenyum dengan apa yang ia dapat.

"Sebaiknya kau menikmati siksaan mu bagai neraka itu..." Ucap Nandu mengelus pipi dan mencium helaian rambut pirang Hana sebelum keluar.

Perlahan mata Hana terbuka menampilkan ruangan gelap yang di terangi satu lampu di atas kepalanya. Mata Hana terus menelusuri setiap ruangan hingga ia sadar berada di mana dan apa yang akan terjadi kedepan.

Tas yang ia bawa sudah entah kemana tapi yang jelas Hana merasa akan ada bahaya besar di depannya. Berusaha melepas tali yang mengikatnya dan akhirnya dengan mudah terlepas.

Hana mencoba melangkah ke depan untuk memastikan tidak ada jebakan ataupun senapan tersembunyi yang akan membunuhnya. Merasa sudah aman ia pun menuju pintu keluar dengan kursi lipat yang Hana pegang sebagai senjata.

Pintu pun terbanting keras dengan tendangan yang ia layangkan kemudian lari keluar menyelusuri setiap belokan dan ruangan yang menurutnya tidak mencurigakan.

Setelah menyelusuri lorong akhirnya ia sampai di tempat ruang kontrol CCTV dan membekukan setiap petugas yang ada di sana kecuali satu orang.

"Beritahu padaku di mana lokasi bos kalian berada kalau tidak peluruh ini akan bersemayam di otak mu." Ucap Hana dengan tatapan tajam nya.

"Lebih baik aku mati dari pada memberitahu kau!" Ucap lelaki itu dengan badannya yang bergetar hebat karena panik dan takut dengan senapan yang ada di pelipisnya.

"Ooo, begitu rupanya. Baiklah!" Ucap Hana dengan senyum sadisnya menurunkan senapannya lalu meninju wajah lelaki tersebut hingga berdarah dan pingsan di tempat.

"Lemah, tidak berguna." Ucap Hana memandang tubuh di lantai kemudian kembali fokus pada layar besar yang berisi beberapa tampilan di dalam gedung dan mulai menghafal beberapa tempat yang tentunya penting.

Dengan senyum menyeramkan yang ada di paras cantiknya, Hana membajak layanan CCTV dengan harapan dapat mengecoh lawan dan memenangkan pertempuran ini dengan mudah.

"Kalian tidak akan ku biarkan lolos begitu saja karena sudah berani menyandra ku!" Ucap Hana pelan sambil melepaskan kacamatanya dan mengumpulkan senjata musuh untuk ia pakai bertarung kemudian berlari menuju lokasi berikutnya.

Sementara itu di tempat lain—

"Tetsuya pergilah ke dalam dengan Kagami dan Daiki. Pastikan penjaga tidak mengetahui keberadaan kalian serta bawa beberapa pasukan." Ucap Akashi memberi arahan saat melihat denah ruangan yang akan mereka serang dari Momoi.

"Ryota dan Atsushi kalian masuk dari arah barat. Jangan terlalu mencolok dan kumpulkan semua informasi yang ada di tempat." Ucap Akashi yang mendapat anggukan dari mereka berdua.

"Satsuki dan Shintaro kalian bajak sistem keamanan dan menyerang dari jarak jauh. Pastikan bunuh mereka di tempat dan jangan sampai melukai partner sendiri. Shintaro kalau perlu aku ingin kau mencari dalang semua ini."

"Aku juga sudah meminta kerja sama dengan Seirin, Rakuza, Kaijo, Shutoku, Touo, Yosen, Dan mereka mau. Kita akan menghentikan Yakuza dan Mafia ini dengan cepat dan akurat." Ucap Akashi yang berdiri dan mempersiapkan diri untuk bertempur.

"Aku akan masuk melalui pintu tersembunyi dan melumpuhkan otak dalam masalah ini, kemudian kita bawa kembali Hana."

"Iya!!"

"Tentu saja!"

"Pasti"

"Benar ssu"

"Merepotkan saja tapi apa boleh buat"

Mereka yang berkumpul akhirnya bubar ke tempat dan posisi masing masing. Tak lebih dari 30 menit para GoM mampu mempersiapkan segala hal dan telah menuju medan perang.

Dan sudah beberapa menit mereka menyerang markas musuh dan membunuh banyak orang. Bau anyir serta jerit kesakitan bergema di setiap ruang yang anggota GoM tempati. Lantai yang mereka injak-injak sudah menggenang darah.

Dengan gerakan cepat tak kesat mata Kuroko melesat dan melumpuhkan beberapa musuh bahkan tanpa menyentuh mereka.

Aomine terus menembak bahkan memukul musuh tanpa ampun dengan gesit dan lincah seakan sedang menikmati penyiksaan musuh. Buktinya tak ada satupun musuh yang bangun karena kekuatannya bak monster itu.

Kagami yang tak mau kalah juga beraksi dengan alat Knuckle nya yang saat ini bersimpa darah. Pukulan Kagami memiliki power yang besar, bahkan musuhnya yang terkena akan patah tulang dan kerusakan serius pada pembuluh darah.

Gerakan mereka cepat dan teratur walaupun sedikit ceroboh tapi mereka bertiga dapat menutupi kekurangan mereka satu sama lain.

Kekuatan mereka meningkat berkat pelatihan dari Rio, walau demi kian kita tidak tau musuh apa yang menanti mereka di depan sana.

Hana yang menyerang musuh di ruang H terus di perhatikan jauh oleh seseorang. Senyum tipis menyeramkan di tunjukan orang itu saat melihat Hana sedang mengelap darah di pisaunya dengan baju musuh.

Mungkin bukan hanya satu burung cantik yang ia dapat melainkan 7 singa yang dengan suka rela datang pada nya.





















Permainan games baru aja di mulai....

Dan bisakah mereka keluar dari sana?

Pion catur mulai di mainkan dan akan mencari target untuk di makan....







~~~~

Maaf baru update cerita ini di karena kan author kehilangan ide di pertengahan cerita.🙏

Padahal author udah buat ending cerita ini dan bonus mini chapter 😥

Karena masalah yang lumayan banyak author akan jarang update. Apa author Hiatus aja?

Pokoknya terima kasih sudah dukung cerita ini. Aku terharu masih ada yang mau baca cerita nggak jelas ini.

Dan maaf chapter hari ini pendek dan tidak nyambung🙏

Jangan lupa vote cerita author dan komentar nya...

Karena vote dan komen kalian membuat author semangat membuat cerita ini.

Bye bye~~

The Kitsune Girls GoMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang