Hana saat ini sedang di obati oleh warga di sana.
"Luka mu sudah kami tutup, jadi jangan terlalu memaksakan diri lagi ya?!" ucap salah satu masyarakat yang sudah membalut luka luka Hana.
"Arigatou gozaimasu, maaf merepotkan kalian semua." ucap Hana.
"Tidak apa apa, berkat kalian di lingkungan kami jadi terlindungi." ucap seorang ibu sambil mengendong anaknya yang masih balita.
"Oiya, ini uang kalian yang selama ini di rampas oleh King." ucap Hana sambil memberikan tasnya yang berisi uang. Warga yang melihat kebaikan Hana pun tersenyum lembut lalu mengucapkan beribu terima kasih padanya.
"Ini sudah menjadi tugasku untuk membela kalian yang tidak bersalah. Ku harap kalian selalu aman dan nyaman di sini." ucap Hana sambil tersenyum hangat pada warga di sana.
Setelah bercakap cakap dengan warga di sana Hanapun mencoba menghubungi Momoi dengan ponselnya.
"Maaf nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif."
Hana yang mendengar suara operator pun mencoba menghubungi lagi hingga beberapa kali tapi hasilnya nihil. Hanya suara operator yang ada dan itu membuat Hana kawatir dengan teman temannya yang sedang menjalankan misi di sana.
'Suki-chan, kenapa nomormu tidak aktif. Semoga saja kau selamat menjalankan misinya.' batin Hana sambil menatap layar ponselnya cemas.
"Hana-chin kenapa wajahmu lesu? Nyam nyam nyam." tanya Murasakibara tiba tiba sudah ada di dekat Hana.
"Mura-san!! Kau sudah selesai dengan beberapa urusan bersama Akashi-san?!" tanya Hana balik saat melihat Murasakibara telah datang dengan dua kantung snak di tanganya.
Murakasibara pun mengangguk lalu memberikan beberapa snaknya pada Hana tapi di tolak halus olehnya. Setelah menolak snak yang di berikan Murasakibara Akashipun datang dengan beberapa dokumen.
"Akashi-san, bagaimana kabar yang lainya. Aku mengawatirkan mereka." ucap Hana sambil berjalan ke arahnya. Akashi hanya diam dan memberikan dokumen yang ada di tangannya pada Hana.
"Ba....bagaimana bisa menjadi kacau begini?!" ucap Hana tak percaya dengan isi dokumen yang di berikan Akashi padanya.
"Ini memang biasanya terjadi. Tenanglah, aku yakin mereka semua akan selamat dan kembali berkumpul dengan kita." ucap Akashi yang terlihat tenang.
"Kenapa Akashi-san yakin mereka semua akan selamat dan berkumpul bersama. Aku takut me...mereka kenapa kenapa." ucap Hana lemah dan tatapan yang mulai sendu.
"Percayalah pada mereka semua. Dan kenapa aku bilang begitu, karena aku mutlak dan selalu benar." ucap Akashi dengan percaya diri yang membuat Murasakibara di belakangnya tersendak potato chips.
~di lain tempat~
Distrik 12
"Bagus Tetsu, sekarang tinggal kita bereskan kekacauan ini." ucap Aomine sambil meletakan senjata apinya di saku celananya.
Kuroko yang mendengar hal itupun mengangguk di ikuti Kagami yang terlihat berlumuran darah pada wajahnya.
"Kagami-kun, sebaiknya kau cuci muka dulu sebelum pulang. Wajahmu sangat menyeramkan." ucap Kuroko dengan wajah datarnya sambil memandang Kagami tanpa dosa sedangan Aomine menertawakannya.
"Berisik, Ahomine. Sebaiknya kau tutup mulutmu dan membantu kami!!" ucap Kagami geram lalu menatapnya tajam.
"Baiklah baiklah." ucapnya malas lalu membantu mereka berdua.
"Ano sa, Hana-san menelepon ku. Sumimasen." ucap Kuroko yang meninggalkan mereka berdua dalam keheningan.
"Haik, moshi moshi?!"
"Daijoubu Hana-san, kau sendiri?!"
"Yang lain juga baik baik saja. Kami menyelesaikan misi dengan aman dan selamat, walaupun ada beberapa luka saat melawan tadi."
"Haik, akan ku sampaikan pada mereka berdua."
"Jaga dirimu Hana-san"
Ucap Kuroko berakhir di saluran telepon.
"Siapa yang meneleponmu Kuroko?!" tanya Kagami penasaran. Di susul Aomine dengan keadaan mereka berdua yang terlihat lebih normal dari sebelumnya.
"Barusan Hana-san menelepon, katanya dia menanyakan kabar kita dan keadaan kita. Dan ya Akashi-kun meminta kita untuk berkumpul di titik pusat." ucap Kuroko yang membuat Aomine menguap dan mendapat sikutan dari Kagami.
"Kurasa mereka berhasil menangkap King dan mendapat kemenangan." ucap Kagami yang mendapat anggukan dari Kuroko.
"Intinya kita harus kesana kan?" tanya Aomine.
"Kalau begitu ayo kita berangkat!!" lanjut Aomine sambil berjalan duluhan.
"Hey kuroko!!" ucap Kagami mengikutinya dari belakang. Kuroko pun menoleh kearahnya.
"Nani Kagami-kun?!"
"Perasaan ku saja atau Ahomine terlihat bersemangat dengan pesan Hana tadi?!" tanya nya yang membuat Kuroko mengikutinya untuk menatap Aomine datar.
"Kurasa begitu." balasnya yang membuat Kagami cemberut.
Kuroko yang melihat hal itupun menarik kesimpulan bahwa Kagami tidak suka itu dan dia juga memiliki perasaan pada Hana.~ distrik 10 ~
"Yang benar saja, untung kita masih sempat selamat ssu" ucap Kise sambil menyekat keringatnya yang terlihat membanjiri wajah dan badanya.
"Se....seharusnya kita lihat dulu keadaan di sekitar. Ki..kita sempat lengah." ucap Momoi sambil mengatur nafasnya.
"Mereka meremahkan kita, kalau begitu kita harus menembak mereka dari jarak yang jauh nanodayo." ucap Midorima sambil mengeluarkan beberapa senapan panjang dari dalam tasnya.
"Untuk berjaga jaga ku pinjamkan salah satu senjataku pada kalian. Bukan berarti aku peduli pada kalian atau apa ya, aku hanya menjalankan kewajibanku." ucap Midorima sambil memainkan kacamatanya.
Sedangkan mereka berdua hanya memandang Midorima malas dan menerima 2 senapan panjang yaitu DSR-Precision DSR 50 Sniper Rifle, di gunakan oleh Momoi dan AS50 Rifle Berkik, di gunakan Kise. Sedangkan Midoriya memilih senapan M-16.
"Kau yakin ingin menggunakan senjata ini di bandingkan dengan melawannya langsung." ucap Kise
kurang yakin dengan pola pikir Midorima."Jangan meragukan tembakanku. Aku yakin dengan tindakanku dan akan ku lumpuhkan mereka dengan sekali tembakan." ucap Midorima dengan wajah percaya dirinya dan tatapan mematikan.
"Bagus Midori-kun ayo kita lumpuhkan mereka dengan sekali serangan." ucap Momoi sambil menampilkan senyum menyeramkan. Kise yang mendengar tekad dari rekannya pun hanya menggeleng geleng lalu mengangguk setuju dengan rencana Midorima.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kitsune Girls GoM
Fanfictionbagaimana jika seorang gadis yang culun dan pemalu di sekolahkan di tempat para kriminal dan suka berkelahi.di lain sisi gadis itu juga memiliki sebuah rahasia yang besar tentang jati dirinya.gadis yang perlahan mulai terbuka dan berubah karena keha...