Pagi hari yang indah seorang gadis terbaring damai di sebuah tempat tidur. Dengan perlahan ia membuka mata biru indahnya untuk melihat tempat di sekitarnya. Cat tembok, selimut, dan langit langit ruangan berwarna putih beraroma obat obatan.
"Di-dimana ini?" ucap seorang gadis yang tak lain adalah Park Hana dengan suara lemah.
"Kau sudah bangun nanodayo?" tanya Sosok Midorima Sintaro dengan jas dokternya.
Hana yang melihat Midorima pun berusaha memproses apa yang terjadi kemudian memandang Midorima dengan polos dan penuh tanya.
"Be-berapa lama aku di sini?" tanya nya.
"Sudah 3 hari kau di rumah sakit Hana. Keadaan mu saat ini sudah setabil nanodayo." ucap Midorima sambil menaikkan kacamatanya melihat Hana yang sedang memproses apa yang ia bicarakan.
"A-ano... Sebenatnya apa yang terjadi setelah aku pingsan?"
"Ceritanya panjang, nanodayo. Tapi aku tidak ingin memceritakannya padamu."
"Kenapa?"
"Ada beberapa hal yang pastinya tidak ingin kau dengar dari cerita ku ini." ucapnya yang membuat Hana binggung dan penasaran tapi mau tak mau dia mengangguk lemah perkataan Midorima.
Midorima yang melihat respon Hana pun memberikannya segelas air dan di minum oleh Hana dengan perlahan. Ada tatapan lembut yang di tunjukan oleh Midorima saat melihat Hana sudah pulih dan juga mengagumi sosok Hana yang terlihat berbeda dengan rambut pirangnya yang tergerai indah dan tanpa mengenakan kacamata. Bisa di bilang ia terpesona dengan sosok wanita di depannya. Tentu saja cantik.
"Midorima-san, yang lain ada di mana?" tanyanya saat memakan makanannya yang di beri oleh Midorima.
"Ada di ruang rapat. Sebentar lagi mereka juga akan ke—"
"Ha-chan bagaimana kondisimu?!" ucap Seseorang memotong perkataan Midorima dengan kemunculannya yang mendadak dengan membanting pintu.
"Su-Suki-chan?" ucap Hana Kaget dengan sosok di depannya sedangkan Momoi memeluknya lembut.
"Syukurlah Hana-san sudah sadar kembali." ucap Kuroko yang memasuki ruang inap tempat Hana berada.
"Aku bawakan buah buahan Hana-chin. Ayo makan biar kau cepat sembuh." ucap Murakasibara yang menunjukan barang yang ia bawa berupa buah buahan.
"A-arigatou gozaimasu, Mura-san." ucap Hana dengan senyum kecil.
"Maafkan kami atas kecerobohan kami padamu Park-san. Jika kami menyadarinya lebih cepat kau pasti tidak akan seperti ini." ucap Akashi yang saat ini duduk di sampingnya yang membuat Hana menggeleng.
"Ti-tidak sama sekali. Justru aku yang seharusnya minta maaf pada kalian karena terus merepotkan. Aku tau aku lemah dan banyak hal yang masih ku sembunyikan dari kalian soal kebenaran ku." ucapnya sambil menunduk dengan telapak tangannya yang memegang selimut erat.
"Aku terdengar tidak tau diri pada kalian tapi aku hanya takut membuka kembali semua kebenaran di dalam hidupku yang gelap itu." ucap Hana terdengar sedih tapi kemudian ia terkejut dengan sepasang tangan kekar yang menggenggam tangannya.
"Kami tau. Kami juga memilikinya, dan kau tidak seperti itu pada kami. Kau hanya ingin melindungi kami dari mereka yang pernah menyakiti orang orang mu dulu." ucap Akashi menatapnya dengan senyum tipisnya yang membuat Hana sedikit merona.
"Benar! Hana-chii tidak seperti itu. Justru berkatmu kurasa kami terlihat lebih hidup kembali." ucap Kise yang ikut menggengam tangan Hana.
"Kurasa kali ini aku setuju dengan Kise. Seharusnya kau tidak mempermasalahkan ini semua." Ucap Aomine yang juga menggenggam tangan Hana. Ia yang menyadari perkataan semua orang pun mulai menangis seiring mereka semua ikut menggenggam tangannya.
Perasaan hangat dan nyaman yang selama ini ia lupakan, kini menghampirinya seakan memberikan kesempatan untuk Hana memulai semua ini lagi dari awal.
Di iringi air mata dan senyum tulus Hana pun membalas menggengaman mereka dengan tangan kiri, kemudian memandang mereka semua.
"Arigatou gozaimasu " ucap nya dengan senyum tulus membuat mereka menatapnya terpesona. Ini pertama kalinya mereka melihat senyum lebar dan tulus Hana yang ia perlihatkan.
Bagai sebuah matahari yang membuat terjadinya pelangi. Mereka berpikir kalau Hana akan terus membuat mereka terlihat lebih hidup, mengingat status mereka sebagai seorang Yakuza berdarah dingin tanpa ampun. Saat sosok Hana muncul di hadapan mereka, mereka merasa seakan menemukan kehangatan yang melelehkan es di hati mereka.
"Ha-chan harus makan banyak biar cepet keluar dari sini. Aku bosen di markas sendirian mendengar ocehan mereka semua." Ucap Momoi yang memberikan makanan buatannya pada Hana. Kiseki yang melihat hal itupun kaget kemudian panik sedangkan Hana hanya tersenyum tipis dengan keringat dingin di pelipisnya.
"Kau tidak bisa memberi makan dia sekarang nanodayo. Pencernaannya belum stabil jadi masih butuh beberapa jam dia bisa makan." Ucap Midorima sambil menaikkan kacamatanya membuat kiseki minus Kuroko dan Akashi bernafas lega sedangkan Momoi menatap sedikit tak percaya.
"Kenapa begitu?"
"Karena masakanmu—
"Nanti takut masalah pencernaan Momoi-san." Ucap Kuroko yang menutup mulut Aomine dengan kasar sedangkan sang gadis berambut pink itu mengangguk paham.
"Baiklah. Kalau begitu nanti saja aku kasihnya. Ha-chan kami pamit dulu ya ada urusan di sekolah." Ucap Momoi saat melihat jam di pergelangan tangannya.
"Baiklah, hati hati." Ucap Hana yang membuat Momoi mengangguk lalu pamit di ikuti yang lainnya selain Akashi.
"Ada yang ingin aku bicarakan padamu Park-san." Ucapnya dengan tatapan serius. Hana yang melihat tatapan serius Akashi pun menatap balik dengan tatapan ingin tau tapi terlihat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kitsune Girls GoM
Fanfictionbagaimana jika seorang gadis yang culun dan pemalu di sekolahkan di tempat para kriminal dan suka berkelahi.di lain sisi gadis itu juga memiliki sebuah rahasia yang besar tentang jati dirinya.gadis yang perlahan mulai terbuka dan berubah karena keha...