Pov Hana
'Kenapa dia masih belum kapok juga dengan ini semua.' batin ku saat melihat ia seorang king atau nama aslinya Mizura Asido.
Dia lelaki yang sangat merepotkan dan selalu bertindak di luar logika. Dan ini membuatku muak, tidak akan ku biarkan dia bertindak lebih dari ini.
"Hentikan Mizura-san, bisakah kita bicarakan ini dengan baik baik?" tawarku yang membuat ia terdiam lalu memandangi kami lama kemudian dia tertawa mengerikan.
"Maafkan aku Nona muda karena tak bisa menerimanya, tapi kalau kau mau kehadapan ku dan bersujud aku baru mau menerima tawaranmu." ucapnya yang entah kenapa membuatku kesal.
Tiba tiba sebuah suara tembakan tak jauh dariku pun terdengar nyaring. Aku Pun menoleh dan terkejut dengan tindakan Mura-san lakukan.
Ia menembak Mizura-san tanpa merasa takut sama sekali begitupun wajah Akashi-san yang memandangnya tajam sebelum terjadilah baku tembak yang di lancarkan oleh anak buah Mizura-san.
Aku yang bersembunyi di balik tembok pun di buat terkejut untuk ke dua kalinya karena di sekap oleh anak buah Mizura.
"Lepaskan aku!!" ucapku memberontak namun tidak kunjung lepas dari dekapannya.
Sebenarnya bisa saja aku lepas dari dekapannya namun aku mengurungkan itu semua dan membiarkan diriku masuk dalam permainannya. Aku bisa mendengar Mura-san memanggil namaku namun aku tak dapat mendengarkannya dengan baik, hingga tiba tiba aku sudah sampai di hadapan Mizura-san yang menatapku dengan raut wajah kemenangan.
"Ayo tunjukan gaya pertarungan mu lagi padaku Nona muda." ucapnya yang membuat ku memandangnya muak.
"Ayolah. Aku ingin melihat mata indah mu yang bergairah dalam bertarung itu. Dan tanganmu yang penuh dengan darah." ucapnya yang melepas paksa kacamataku lalu mengangkat wajahku dengan kasar yang membuatku menatapnya kesal.
"Apapun yang kau minta dariku tidak akan ku berikan!!" tolak ku yang membuat ia tertawa lalu menampar pipiku keras. Aku dapat merasakan nyeri di pipi ku dan aku yakin saat ini bibirku sobek olehnya.
"Hana-chin!!" teriak Murasakibara saat melihatku terjatuh.
Pov. End Hana
Saat ini keadaan mereka sangat kacau. Murasakibara yang melihat Hana terus di siksapun hanya memandangnya penuh aura kebencian kepada Mizura, sedangkan Akashi terlihat diam namun tatapan yang ia berikan pada Mizura saat ini ingin menguliti dirinya hingga hancur.
Mereka berdua yang sudah mengatasi anak buah suruhan Mizura, kini hanya diam tak dapat melakukan apapun karena takut mengancam nyawa Hana.
"Ayo, ayo, ayo, ayo!! Tunjukan dirimu yang sebenarnya Nona muda. Apa harus ku katakan kuncinya agar kau mau menunjukan dirimu yang sesungguhnya?!" tawarnya sambil menjambak rambut Hana yang terlah tergerai dengan sempurna.
"Cih, apa begini caramu memperlakukan wanita dengan benar?" ucap Hana mencemooh Mizura. Ia yang mendengar ucapan Hana pun memandang kesal lalu menendang perutnya.
"HAHAHA, WANITA HANYA MAINAN YANG KU PERALATKAN BAHKAN HANYA PEMUAS HAWA NAFSU SEMATA." tawanya menggelegar dan terus menendang perut Hana.
Ia yang mendapatkan tendangan lagi pun sigap melindungi perutnya dengan tangannya dan menatap tajam Mizura dengan hawa pembunuh yang mulai keluar.
Saat Mizura ingin memukul wajah Hana, ia tiba tiba di hentikan oleh sebuah gunting yang menancap pada tangannya lagi tapi kali ini di sebelah kanannya dengan dalam.
"Singkirkan tangan kotormu itu padanya!!" ucap Akashi lalu maju kedepan. Tak lama kemudian ia melayangkan tendangan ke kepalanya Mizura dengan cepat dan berhasil mengenainya dengan telak.
Mizura pun melepaskan cengkraman tangannya dari rambut Hana yang membuat ia terjatuh tapi sebelum benar benar terjatuh dia sudah di tolong oleh Murasakibara yang saat ini sedang membopongnya.
"A....apa yang terjadi?!" ucap Hana kesakitan. Murasakibara yang melihat keadaan Hanapun cemas lalu memeluk Hana lembut untuk memberikan ia kekuatan.
"Tenang saja Hana-chin semua akan baik baik saja. Aku yakin Aka-chin dapat mengatasinya." ucapnya yakin yang membuat Hana tenang.
"Bagaimana dengan Akashi-san?!" tanya Hana pada Murasakibara.
"Ku rasa Aka-chin tidak akan membiarkannya hidup." ucap Murasakibara pada Hana saat melihat aura mengimitasi darinya keluar.
"Akashi-san, tolong jangan gegabah." ucap Hana yang membuat Akashi menoleh padanya lalu menggeleng.
"Tidak bisa!! Dia sudah keterlaluan." ucap Akashi dengan wajah kesalnya. Mizura yang mendapatkan serangan itupun menatap Akashi dengan wajah psikopatnya lalu menyerang Akashi dari belakang. Beruntung Akashi yang memiliki filing dan reflek yang cepat pun dapat menghindari serangan itu dengan mudah.
Hana pun mulai panas dingin dengan apa yang ia lihat sekarang. Dia di lindungi oleh dua lelaki yang dimana diantara mereka sedang melawan Mizura dengan gesit tanpa ada yang saling mundur namun Hana bisa memperkirakan bahwa Akashi yang akan memenangi pertarungan ini.
Tapi Hana kembali di buat terkejut dengan tindakan Mizura yang menyerang Akashi dengan berutal tanpa henti.
"Apa kita tidak membantunya?!" tanya Hana pada Murasakibara yang ada di sampingnya. Ia sedang fokus pada anak buah Mizura.
"Aka-chin akan mengatasinya dengan mudah. Kita fokus saja pada ini." ucap Murasakibara. Habapun mengangguk lalu mengeluarkan pistol Berreta M92 Semi-Automatic dari saku celananya. Dengan cekatan, dia melumpuhkan lawannya. Hampir sebagian anak buah Mizura tumbang berkatnya.
Tak jauh dari sana Akashi sedang menghajar Mizura tanpa ampun dengan terus memberinya beberapa lembab dan goresan. Hana dan Murasakibara terus saja melawan anak buah Mizura tanpa sisa. Bahkan saat ini Hana terlihat berbeda dari sebelumnya.
"Ne..Ne..Ne, Mura-san. Aku boleh tidak membantu Akashi-san?!" ucapnya dengan senyum yang mengerikan. Murasakibara yang mendengar hal itupun merinding lalu menahan tangan Hana agar tidak ke tempat Akashi berada.
"Tidak, Hana-chin. Kau di sini saja." ucapnya yang membuat Hana kesal.
"Baiklah!" ucap Hana sambil mengangguk patuh lalu memandang pertarungan Akashi melawan Mizura yang di bilang sadis pasalnya Mizura sudah di penuhi darah dan juga lembab. Sedangkan Akashi hanya dapat beberapa goresan.
Hana sempat melihat gerak gerik aneh dari Mizura yang sedari tadi bermain main melawan Akashi. Dengan memfokuskan matanya pada pertarungan tersebut, iapun mengambil kesimpulan dan terkejut dengan apa yang ia simpulkan.
"Mura-san, cepat tembak kakinya Mizura-san!!" ucap Hana yang membuat Murasakibara bertanya tanya namun melihat tingkah Hana yang panik dan khawatir pun ia langsung melakukannya namun sayang tembakan tersebut meleset yang membuat ia mendesis sebal.
"Akashi-san, hati hati dengan lengan kanannya!!" teriak Hana saat tau tembakan yang di lakukan Murasakibara gagal.
Akashi yang belum sempat mendengar kata Hana pun di buat terkejut dengan sebuah kater berkarat di tangan Mizura yang hampir saja menggores pelipisnya.
"Menyerang secara berutal ya, tapi yang akan memenangkan pertarungan ini adalah aku!!! Perkataan ku mutlak dan kau harus menurutinya" ucap Akashi meremehkan Mizura sambil mengeluarkan gunting dari saku celananya.
Mizura yang memandang mata Akashi yang bersinar pun di buat diam gemetar dan kemudian jatuh ke tanah dengan wajah yang sulit di artikan. Akashi yang melihat peluang itupun menendang wajah Mizura dengan keras lalu menancapkan gunting merah miliknya pada tangan dan kaki hingga berdarah.
"Bahkan kau tidak layak di sebut king oleh semua orang. Sampah sepertimu sebaiknya tunduk padaku." ucap Akashi dengan tinju terakhirnya yang membuat Mizura kehilangan kesadaran.
"A...akashi-san, apa kau tidak apa apa?!" tanya Hana sambil berlari ke arahnya dengan wajah yang lembab dan luka robek pada bibirnya.
"Aku tidak apa apa. Sebaiknya kita cepat kembali ke tempat aman lalu obati luka mu." ucap Akashi yang melihat luka Hana lalu memegang bahunya lembut.
Hana pun mengangguk dan di susul Murasakibara yang mendapatkan perintah untuk membawa Mizura ke suatu tempat bersamanya tanpa sepengetahuannya Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kitsune Girls GoM
Fanfictionbagaimana jika seorang gadis yang culun dan pemalu di sekolahkan di tempat para kriminal dan suka berkelahi.di lain sisi gadis itu juga memiliki sebuah rahasia yang besar tentang jati dirinya.gadis yang perlahan mulai terbuka dan berubah karena keha...