Part 32

190 11 1
                                    

⚠️⚠️BAHASA KASAR DAN TIDAK JELAS SERTA KEKERASAN⚠️⚠️











Pagi hari yang damai saat ini Hana sedang berjalan menuju sekolahnya. Kondisi Hana saat ini sudah pulih semula dan di perbolehkan pulang untuk menjalankan segala aktifitas, walaupun ada beberapa luka yang di tutupi oleh Midorima dengan pembalut luka.

'Ku harap aku tidak di pukuli oleh siswa-siswa lain.' batinnya menghelang nafas lalu menatap langit biru di atasnya yang terlihat indah.

Hana yang sedang berjalan pun di kejutkan dengan kehadiran Kuroko yang ada di sebelahnya.

"Ku-kuroko-san!" Kaget Hana pada Kuroko yang saat ini mengalihkan pandangannya dari buku di tangannya menuju Hana.

"Ohayou, Hana-san." Ucap Kuroko datar tapi Sirat matanya mengatakan hal lain.

"O-ohayou Kuroko-san." Ucap Hana membalas sapaannya dengan kaku tapi tetap tersenyum tipis pada Kuroko. Berjalan bersama dengan keadaan hening karena saat ini Hana terlihat binggung mencari topik pembicaraan dengan Kuroko.

"Ku dengar Akashi-kun menyuruh kita rapat sesudah sekolah."ucap Kuroko tiba tiba yang membuat Hana kaget.

"I-iya" ucapnya ragu lalu memegang erat tasnya.

"Ada apa Hana-san kau terlihat gugup?" Ucap Kuroko yang saat ini memperhatikan Hana tegang.

"Ti-tidak ada apa apa. Aku hanya berpikir a-akan sulit bertemu kalian saat kalian tau aku ini sangat merepotkan." Ucap Hana dengan tatapan sendunya. Kuroko yang melihat tatapan sendunya pun menggenggam tangan Hana lembut.

"Kau tidak merepotkan kami Hana-san, justru kau membuat kami menyadari beberapa hal yang harusnya kami lakukan dan melindungi satu sama lain." Ucap Kuroko yang membuat Hana menatap mata biru indahnya.

Beban di hati dan pikiran seakan di angkat dari dalam raganya, membuat dia merasa lega dan tenang saat mendengar ucapan Kuroko. Dia merindukan seseorang yang selama ini memperhatikannya mengingat dia kekurangan kasih sayang dari orang tuanya.

"Terima kasih Kuroko-san" ucap Hana tersenyum lembut padanya yang membuat Kuroko berpaling darinya.

'Manis' pikir Kuroko saat melihat senyum Hana yang membuat jantungnya berdetak cepat lalu memalingkan wajahnya karena dia tau wajahnya saat ini sedikit memerah.

Saat menuju sekolah ia di sapa oleh Momoi dengan sebuah pelukan maut yang membuat Hana hampir kehabisan nafas jika tidak Aomine membantunya melepaskan pelukan maut Momoi dari Hana yang membuat ia berterima kasih nanti.

Sesampainya di kelas diapun duduk di belakang sambil mengeluarkan buku tentang kedokteran. Asik asiknya menikmati dunianya sendiri tiba tiba buku yang ia baca di tarik secara paksa membuat Hana kaget dan menatap siapa yang menarik buku bacaannya.

"Nama Lo Park Hana?" Tanya seorang gadis cantik berkacamata kepada Hana. Ia yang mendengar itupun mengangguk polos karena binggung dengan apa yang terjadi di hadapannya.

"Lo ikut gw ke atas atap sekolah Kalau mau buku ini balik lagi" Ucapnya menampar nampar bukunya di wajah Hana. Ia yang mendengarnya pun mengangguk membuat wanita tersebut menatapnya remeh namun terkejut dengan tatapan Hana di balik kacamata yang penuh penekanan seakan dia bukan tandingannya. Wanita yang merasakan hal itu awalnya mundur namun karena egonya diapun terdiam dan meludah di atas separuh Hana.

"Awas kalau Lo kabur!" Ucapnya menjauh yang membuat Hana menghelang nafas berat.

'Jangan lagi!' pikirnya menunduk dan mengingat lagi janjinya yang dulu kepada kakaknya.

Setelah berpikir matang mata Hana pun berjalan keluar dari kelas menuju atap sekolah yang kebetulan koridor sekolah sepi, tapi tidak untuk seseorang yang tanpa sadar melihatnya berjalan ke arah atap sekolah.

~~~~~~

"A-apa yang kau inginkan?" Tanya Hana gugub dan memastikan rencana wanita tersebut padanya.

"Sebaiknya Lo menjauh dari para GoM atau gw akan membunuh Lo. Pindah dari sekolah ini dan jangan pernah bertemu mereka lagi!" Ancam wanita tersebut yang membuat Hana menatapnya bertanya.

"Memang kenapa? Apa ada seseorang yang kau suka?" Tanya Hana polos yang membuat wanita itu memerah antara malu dan marah dengan pertanyaan Hana. Dia pun mendekat lalu menunjuk nunjuk pipi Hana keras hingga tergores karena kukunya yang tajam.

"Sialan, Lo dengarkan dasar anak pelacur. Emang gw gk tau siapa keluarga lo sebenarnya. Ibu lo pelacur dan dapat—

Ucapnya terputus dengan cengkraman tiba tiba dari Hana yang kuat di tangan wanita tersebut. Membuat wanita tersebut sedikit meringis dan menatap Hana marah.

"Kau bisa mengolok olok ku, tapi tidak dengan keluargaku " ucap Hana dengan tatapan amarah dan aura gelap yang mengelilinginya. Cengkramannya terus bertambah kuat hingga jarinya berbunyi nyaring membuat wanita itu berteriak keras kesakitan namun tidak membuat Hana melepaskan jari wanita itu dari gengamannya

"Berikan buku yang kau ambil tadi sebelum aku mematahkan semua jari jari mu." Ancam Hana yang membuat wanita itu memberikan bukunya sambil menangis tersenduh senduh menahan jarinya yang seakan putus.

Hana yang mendapat kembali bukunya pun melepaskan genggaman tangannya dan pergi dengan wajah datarnya tak merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan terhadap wanita tersebut namun saat ia berada di ambang pintu keluar dia kembali menatap wanita tersebut.

"Rara Minto-san, kau tidak tau apa apa tentang ibuku. Sebaiknya berdoa agar tubuh dan nyawamu selamat sampai di rumah." Ucapnya dengan datar membuat wanita itu terkejut dengan Hana yang mengetahui namanya lalu meninggalkannya sendirian di atap kesakitan.

'Memang seperti apa keluarganya?' tanya seseorang yang melihat dan mendengar semua yang terjadi di sana dengan penasaran kemudian berbalik pergi.

~~~~

Pelajaran pertama dan kedua pun berjalan lancar hingga bel istirahat berbunyi membuat semua orang berhamburan di dalam kelas termaksud Momoi yang saat ini menghampiri kelas Hana.

"Ha-chan ayo kita makan siang bersama?" Ucap Momoi yang berlari ke dalam menuju meja Hana.

"Tu-tunggu dulu." Ucap Hana merapihkan buku bukunya kemudian mengangguk dengan ajakan Momoi dan pergi makan bersama di sebuah taman yang cukup sepi jika tidak ada beberapa kelompok tawuran hingga saling adu kepalan.

"Ada apa, tidak biasanya kau diam Ha-chan?!" Tanya Momoi yang memperhatikan sahabatnya sendiri tadi diam tak berbicara.

"Uh, a-aku—

Ucap Hana ragu lalu terdiam sambil menatap telur gulung ya dengan tatapan sedih. Momoi yang melihat hal itupun kawatir kemudian memegang tangan Hana.

"Apa kau tidak ingin menceritakannya padaku?! Tidak apa apa kok yang terpenting kau tidak terlalu memikirkannya. Aku takut kau akan tertekan dan depresi karena memendam semuanya sendiri Ha-chan." Ucap Momoi tulus yang membuat Hana terteguh kemudian menatapnya. Ada sepercik cahaya di mata Hana yang seolah memberikannya kehidupan.

"A-aku—" ucap nya terpotong dengan bunyi Hp nya yang membuat ia mengambil hp nya di saku lalu mengangkatnya.

"Moshi Moshi?" Ucap Hana yang membuat Momoi penasaran tapi terkejut dengan tatapan Hana yang melebar di balik kacamata seakan ada sesuatu hal buruk terjadi pada sahabatnya.















































The Kitsune Girls GoMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang