♡Suga
"Nomor 15 jawabannya yang C apa D, Ga?"
"Mana gue tahu. Soalnya jawaban gue A."
Gue bisa denger Hoseok berdecih dari seberang. Cowok itu memang paling males kalau dapet tugas, apalagi tugasnya Matematika. Yah, sebenarnya nggak terlalu beda sih, sama gue. Tapi gini-gini, jangan salah, gue itu yang paling pinter di antara semua anak Bangtan. Iya, grup dance gue—yang entah kenapa gue tekunin itu—bernama Bangtan.
Pasalnya, ini semua gara-gara pelatih gue, Bang Kai—yang nggak mau menghilangkan ciri khas dari panggilannya. Padahal, adik-adik kelas gue, kaya Jungkook, Taehyung sama Jimin, juga manggil gue dengan sebutan 'bang'.
Cuman, ya.. masa nama grupnya Bangkai? Kan kurang enak didengar, tuh. Akhirnya, karena dia merasa kalau kulitnya itu tan, maka jadilah nama Bangtan. Masuk akal sekali, bukan? Gue sendiri kaget saat tahu asal-usul nama tersebut.
"Ga, lo tahu, nggak?" Suara Hoseok tiba-tiba terdengar lagi setelah ia terdiam sejenak.
"Udah dibilangin nggak tahu."
"Dih, bukan soal jawaban," Hoseok mengalihkan pembicaraan. "Gue tiba-tiba keinget, beberapa bulan yang lalu, Kak Hyo pernah ngejodohin lo sama Wendy, kan?"
"Entah, gue lupa. Wendy siapa? Wendy Cagur?"
"Halah, nggak usah sok lupa gitu, Ga."
"Emang gue pelupa, gimana?"
Hoseok terdengar menyerah. Yes! Anak-anak segrup gue memang nggak ada yang bisa ngelawan gue kalau udah adu mulut. "Terserah deh. Capek gue ngomong sama lo."
"Lah, yang ngajak ngomong duluan siapa?"
"Tuh kan, nyebelin! Gue telepon Namjoon aja deh. See you tomorrow, Mas Suga."
"Sok Inggris lu."
"Bodo amat!"
Telepon ditutup. Emang sih, seneng rasanya bisa ngerjain temen-temen gue seperti barusan. Tapi, ah.. jangan ketawain gue, ya. Sepi juga jadinya kalau nggak ada yang ngajak ngobrol begini. Mana tugas gue belum ada yang selesai lagi. Mampus, lah.
Omong-omong, soal pertanyaan Hoseok tadi.. jujur, gue nggak lupa. Gue masih ingat betul gimana Kak Hyo ngejodohin gue sama Wendy. Tapi, yah, gue siapa? Dia siapa? Kita aja nggak saling kenal. Paling-paling gue tahu kalau dia itu adik kelas gue, dan dia anak sekelas Jimin. Udah, itu aja.
Setahu gue, anak-anak kelas 11 lagi pada study tour minggu ini. Soalnya, terakhir kali gue lihat, timeline Instagram gue penuh sama foto-foto anak kelas 11 yang lagi jalan-jalan. Gue kan iri. Yang di sini sibuk belajar buat ujian, eh, yang di sana malah asik jalan-jalan. Walaupun nggak semuanya sih, seperti Taehyung dan Seulgi—yang katanya, mereka lebih milih rajin masuk ekskul daripada harus buang-buang duit untuk study tour. Duh, dek, kalau gue jadi kalian, gue bakal sekalian habisin aja duit yang ada buat jalan-jalan. Kapan lagi, ya kan?
Eh, ternyata nggak hanya di timeline. Setelah gue membuka explore, bahkan juga ada beberapa foto mereka di sana, yang tentunya dari akun-akun yang belum gue follow. Ya udah, gue buka aja salah satunya. Lagian, kalau belum follow akun seorang Suga kan, keterlaluan.
Dan entah bagaimana, entah ini jackpot atau apa, yang gue buka ini—foto yang di-post Wendy. Iya, Wendy, cewek yang 'katanya' dijodohin sama gue. Stalk akunnya sebentar, nggak masalah kan?
Wah, gila sih. Satu anak Bangtan follow dia semua.
Ah, tapi, menurut gue dia nggak se-famous seniornya kok, si Irene, yang followers-nya sudah membludak sejak cewek itu baru masuk SMA. Followers Wendy cuma lebih banyak tiga orang dari followers gue.
Tanpa pikir panjang, gue follow-lah akun Wendy. Kalau dapet follback, lumayan kan, followers gue nambah satu. Setelah itu, gue langsung komen aja di foto terakhirnya, minta follback.
Oke, oke.. cukup. Gue bukan orang yang tergila-gila dengan followers, kok.
♡
Wendy
Saat masuk ke dalam kamar, aku menemukan Joy sedang asik-asiknya menonton drama Korea. Makanya, tak heran kalau cewek itu gampang baper, sampai teman-temannya kadang memanggilnya dengan sebutan 'bucin', yang berarti budak cinta.
Bagaimana denganku? Ah, jangan tanya aku. Sesungguhnya aku tidak pernah tertarik dengan drama-drama seperti itu, karena aku lebih memilih K-Pop dibanding K-Drama. Walaupun tidak semua, tapi kadang aku suka mendengarkannya ketika aku bosan.
Aku menghampiri cewek itu. "Hoi," panggilku. Joy masih tetap fokus pada tontonannya. "Drama apa sih, itu?"
"The Great Seducer," jawab Joy cepat. "Lo harus nonton, Wen. Seenggaknya satu episode lah."
"Nggak mau, nggak tertarik." ujarku seraya menghampiri sebuah meja kecil di ujung kamar. "Oh iya, Joy, ini kenapa handphone gue nggak di-charge?"
"Udah banyak. Makanya gue cabut, soalnya batre handphone gue juga lagi sekarat."
"Charge di laptop kan bisa, sayang," sahutku. "Tapi nggak pa-pa, deh. Thanks udah jagain handphone gue."
"Anytime."
Sementara Joy kembali fokus dengan drama yang sedang ia tonton, aku beralih menyalakan ponselku. Astaga, notif yang masuk banyak sekali. Mulai dari Seulgi, Kak Irene dan Yeri yang memintaku untuk membawakan oleh-oleh, Kak Hyoyeon yang menanyakan kapan aku dan Joy akan kembali, sampai.. eh? Ada yang baru saja nge-follow akun Instagramku?
sugasyub started following you.
sugasyub commented: "follback dek"
"Joy," panggilku, yang membuat Joy spontan menjeda tontonannya.
"Hm?"
"Ini siapa?" tanyaku, seraya menunjukkan akun dengan username 'sugasyub' itu.
"Lah, masa nggak tahu?" tukas Joy. "Ini lho, yang waktu itu dijodohin sama lo!"
"Hah?"
"Kak Suga, Kak Suga. Follback aja, Wen."
"Oalah, Kak Suga ya.."
Yah, walaupun aku tidak begitu kenal dengan Kak Suga, tapi jika aku tahu siapa orangnya, aku pasti akan mem-follback akun orang itu.
Followed.
"Joy–"
"Ssst, nanti aja tanyanya tunggu gue selesai nonton. Oke?"
♡
k u e t i r a m i s u
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma.
FanfictionSuga bilang, karma itu nggak nyata. Tapi karma menjawab, lo berikutnya. [BTS' Suga & Red Velvet's Wendy fanfiction] status; completed✔️ © kuetiramisu | 2018