31. spy

951 193 17
                                    







Suga


Seulgi
sent a photo.
Seulgi
See?
Seulgi
Udah gue bilang, Wendy itu lagi deket sama Chanyeol.

Suga
...
Suga
Mereka lagi ngapain, Seul?

Seulgi
Bentar, bentar.
Seulgi
Kata anak-anak kelasnya, mereka lagi jam olahraga, tapi gurunya nggak masuk. Jadi olahraganya bebas.

..berarti itu disengaja, kan?

Suga
Oalah.
Suga
Makasih infonya, Seul.

Seulgi
Iya, sama-sama.

Dari foto yang Seulgi kirim, gue bisa menyimpulkan bahwa Chanyeol yang ngajakin Wendy buat main lompat tali bareng. Karena Wendy sendiri juga pernah bilang kalo dia nggak begitu suka berada di dekat Chanyeol, jadi nggak mungkin kalo Wendy yang ngajak.

Tapi, ehm, mau siapapun yang ngajak, gue nggak ada di sana. Nggak bisa narik Wendy sambil bilang, "Nggak usah deket-deket Chanyeol!" dan membawanya pergi. Gue cuma bisa diem di sini dan menunggu laporan yang akan terus dikirim oleh Seulgi.

Apa mungkin Wendy udah bosen sama gue, ya? Pasalnya, beberapa hari kemarin kami sempet nggak ada teleponan. Chat juga sebentar aja. Pokoknya, nggak kaya biasanya. Dan percaya atau enggak, gue jadi lebih sering chat sama Seulgi, karena anak itu entah kenapa suka nanyain gue macem-macem. Mulai dari kabar, gimana rasanya LDR-an, atau jadi anak kuliah enak atau enggak.. gue sendiri bingung kenapa dia tiba-tiba begitu.

Oke, oke, gue tahu kalo itu memang sifat asli dari seorang Seulgi. Makanya, nggak heran kalo temennya banyak. Tapi, aneh aja gitu. Walaupun kita udah lama temenan, tapi kita nggak pernah 'sedeket' ini sebelumnya.

Yang gue takutkan adalah, Wendy bosen sama gue, dan akhirnya lebih milih Chanyeol. Tahu sendiri kan, Chanyeol udah dari zaman kapan ngejar Wendy. Nggak ada capeknya, emang. Siapa sih Wendy buat dia? Kenapa biarpun udah ditolak berkali-kali, Chanyeol tetap pantang menyerah?

Wait.. siapa sih Wendy buat dia?

Pikirin sekali lagi, Suga.

Memangnya siapa sih Wendy buat lo sendiri?

Wendy buat gue? Pacar. Apa itu kurang?

Line!

Seulgi
Chanyeol meluk Wendy.
Seulgi
sent a photo.

...

SIALAN!





Wendy


Aku masuk ke dalam kamar. Sekolah hari ini cukup melelahkan. Aku melepas tasku dan melemparnya begitu saja, kemudian mengeluarkan handphone dari saku rok dan segera berbaring di atas kasur.

Woah, notif Line yang masuk banyak sekali.

Suga
Wendy.
Suga
Aku nggak tahu apa yang kamu lakuin di sana.
Suga
Di mana atau sama siapa.
Suga
Aku juga nggak mau peduli sebenernya.
Suga
Tapi gini, Wen..
Suga
Aku nggak suka dikhianatin.

Wendy
Memangnya aku ngapain, Kak..
Wendy
Aku nggak ngelakuin sesuatu yang ngekhianatin Kakak, kok..

Suga
Oh, gitu?
Suga
Terus ini apa maksudnya?
Suga
sent a photo.

Lah, itu kan gue sama Chanyeol di lapangan tadi..

Wendy
Aku telepon ya, Kak.

...

"Halo? Kak Suga, Kakak dapet foto itu dari mana?!"

Kak Suga tertawa pelan, "Tuh kan, suaramu aja kedengeran panik. Berarti memang aku dikhianatin, kan?"

"Bukan begitu, Kak.." aku menarik napas panjang. "Begini, lho. Coba dengerin aku dulu. Tadi itu, waktu mau main lompat tali.. kepalaku kena bola voli. Terus, mungkin Chanyeol refleks, jadinya langsung ngelus kepalaku. Gitu doang kok, Kak, jangan salah paham."

"Ya tapi kok kamu mau aja sih dielus kepalanya sama Chanyeol?!" nada bicara Kak Suga meninggi. Mungkin hampir membentak.

Mendengar dia yang ngegas seperti itu, spontan membuatku juga mengeluarkan volume yang setara, "Kan udah kubilang, dia itu mungkin refleks! Kepalaku juga sakit, kan! Aku nggak bisa mikir mau gimana!"

"Kamu juga kenapa mau-mau aja sih main sama Chanyeol? Nggak ada temen lain, gitu?" tanyanya. "Kalo kamu nggak main sama Chanyeol dari awal, kan kepalamu nggak bakal dielus sama dia!"

Aku sebetulnya sudah tidak dapat menahan emosiku lebih lama lagi. Baru saja kutelepon, tapi dia sudah membuatku marah. Padahal, niatku tadi untuk mencairkan suasana, bukannya malah memperpanas segalanya.

Tapi, bagaimanapun, aku tidak mau melanjutkan perkelahian ini. Cukup. Jangan membuatku bertambah lelah.

"..nggak tahu ah, Kak Suga. Aku capek."

"Cih," ucapnya dari sana. "Ya udah, matiin teleponnya. Sana, istirahat."

Bip.

Yah.. ternyata, LDR memang tak segampang yang kukira. Andai saja Kak Suga melihat kejadiannya langsung, aku yakin dia bisa mengerti. Kak Suga termasuk orang yang pengertian, kok.

Dan herannya, dari mana Kak Suga mendapat foto yang ia kirim barusan? Apa Kak Suga mempunyai seseorang untuk memata-mataiku atau sejenisnya?





k u e t i r a m i s u

Karma.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang