29. crush

1.1K 193 51
                                    







Suga


Karena semalem gue dibuat bingung oleh dua orang yang saat ini udah jadi mantan itu, gue kepikiran buat nanya sama Wendy. Kali-kali aja dia tahu. Secara, Wendy kan temen deket Seulgi. Seenggaknya, biar gue dapet pencerahan sedikit, lah. Daripada kebingungan gini.



"Oalah, soal masalah itu.. iya, Seulgi bilang kalo Jimin suka ngelarang dia buat deket sama cowok lain, terus katanya dia juga cuma manfaatin uangnya Seulgi," jelas Wendy dari seberang.

"Terus, kamu percaya?"

Wendy diam sebentar.

"Iya, lah. Aku percaya sama Seulgi," jawabnya yakin. "Kasihan banget dia."

"Iya, kasihan.." gue menyetujui. "Tapi aku nggak nyangka kalo Jimin begitu."

"Aku juga, Kak. Nggak ngira kalo Jimin rupanya sejahat itu," balas Wendy. "..ehm, Kak, maaf ya, teleponnya aku matiin dulu. Barusan mama aku manggil,"

"Oalah, iya, nggak pa-pa. Sana bantu-bantu, jadi cewek jangan males."

Wendy terkekeh, "Iya, iya. Kakak juga, jadi cowok jangan cerewet," ucapnya. "Teleponnya aku matiin ya, dadah,"

"Dah."

Bip.

Sambungan telepon terputus. Ah, Wendy memang calon istri idaman, hahaha. Gue nggak bayangin kalo suatu saat nanti gue jadi suaminya dia—oke, Suga, pikiran lo terlalu jauh. Wendy masih SMA.

Nggak lama kemudian, tepat beberapa detik setelah Wendy mematikan teleponnya, gue mendapat beberapa notif chat dari Line. Siapakah kali ini?

Seulgi
Kak Sugaaa.
Seulgi
Kapan bakal balik ke sini?

Oalah, Seulgi.

Suga
Belum tahu, Seul.
Suga
Kenapa? Lo kangen ya?

Seulgi
Nggak sih, Kak.
Seulgi
Mau banget dikangenin, hahaha.

Suga
Mau, lah.

Oh iya. Mumpung gue lagi chat sama Seulgi, apa gue tanya aja ya..

Suga
Btw, Seulgi.
Suga
Gue boleh nanya sesuatu nggak?

Seulgi
Boleh, boleh.
Seulgi
Tanya aja.

Suga
Hmmm.
Suga
Wendy gimana kalo di sekolah?

Setelah gue ngirim chat itu, nggak ada balasan dari Seulgi selama beberapa menit. Anak itu lagi ngetik apa gimana, ya? Lama amat, cuy. Dia ngetiknya sambil mikir kali ya, nggak kaya gue yang ngirim chat pun nggak pake mikir.

Seulgi
Hm, Wendy?
Seulgi
Dia baik-baik aja, kok.

Suga
Nggak ada deket sama cowok lain, kan?

Belum ada balasan lagi..

Seulgi
Kalo itu..
Seulgi
Gue kurang tahu, Kak.
Seulgi
Tapi, waktu itu gue sempet denger, sih.
Seulgi
Katanya Wendy ada deket sama seseorang.

Suga
Hah?
Suga
Sama siapa?
Suga
Lo tahu, nggak?

Seulgi
Denger-denger, sih..
Seulgi
Sama Chanyeol.





Seulgi (Bonus)


Gara-gara gue bilang kalo Wendy lagi deket sama Chanyeol, Kak Suga langsung menyuruh gue untuk 'laporan' tiap kali gue ngelihat Wendy deket sama cowok lain. Padahal, tahu sendiri, yang gue bilang itu juga bohongan. Wendy sebetulnya udah nggak pernah deket sama Chanyeol semenjak Chanyeol tahu kalo Wendy udah pacaran sama Kak Suga.

Tapi, nggak pa-pa, lah. Terima aja. Seenggaknya, gue kan jadi bisa mencuri kesempatan buat chatting sama Kak Suga.

Nggak kok, gue nggak niat nikung. Tenang aja.


Pendapat gue soal Kak Suga? Hm, menurut gue dia itu asik. Sayang, ceweknya nggak seasik dia—maksudnya masih polos. Yah, walaupun Wendy nggak polos-polos banget, tapi apa Kak Suga nggak bosen apa ya? Gue kan bisa lebih asik dari dia.

Gini lho, gini. Gue itu bilang kalo gue nggak niat nikung bukan karena gue bener-bener nggak niat nikung. Tapi, dari awal kenal Kak Suga (gue bahkan kenal duluan sebelum Wendy), gue udah yakin banget kalo gue jatuh hati sama dia. Get it? Jadi gue bukan nikung, tapi memang gue yang suka duluan sama dia. Kurang lebih begitu, deh.

Satu-satunya orang yang tahu soal ini cuma Kak Irene. Dan soal gue yang pernah pacaran sama Jimin, begini ya kawan-kawan.. Jimin itu cuma gue jadiin tempat pelarian. Saat gue tahu kalo Wendy udah semakin dekat dengan Kak Suga, gue muak, seolah nggak bisa terima semuanya. Tapi mau gimana? Wendy itu temen gue. Temen deket, malah. Ya kali gue langsung marah-marah nggak jelas di depan dia.

Yah, gue tahu sih, kalo ini salah gue sendiri. Pasalnya, gue memang nggak pernah cerita ke siapa-siapa selain Kak Irene. Kak Irene sendiri juga nggak pernah nyebar ke siapa-siapa. Dia memang penjaga rahasia yang baik, sih. Gue mengakui itu.

Jadi, setelah gue mencurahkan isi hati gue seluruhnya—terlebih saat Kak Suga udah pacaran sama Wendy—kepada Kak Irene, Kak Irene menyarankan gue untuk mencari sesuatu, atau seseorang yang dapat gue jadikan 'pelarian', walaupun kami berdua tahu itu bukan hal yang baik. Makanya, waktu gue sama Jimin double date bersama Kak Suga dan pacar cantiknya itu, gue dengan lancangnya langsung naruh kepala gue di atas bahu Jimin. Padahal, deket juga nggak pernah. Sayang juga enggak.

Untungnya, entah kenapa, Jimin bisa sayang sama gue, bisa nerima gue apa adanya, bisa melihat gue sebagai pacarnya. Dia baik, dia perhatian, dia peduli sama gue. Dia sempurna. Dia mungkin bakal masuk ke dalam list cowok-cowok idaman karena sifatnya itu. Tapi, kalo dari awal hati gue udah memilih Kak Suga, gimana?

Iya, iya, sekali lagi, gue tahu gue salah. Gue nggak seharusnya iri dengki atau semacamnya karena temen deket gue udah pacaran sama crush gue sendiri. Tapi, selama janur kuning belum melengkung, nggak ada salahnya buat menikung, kan?



Nggak, nggak. Bukan nikung!





k u e t i r a m i s u

Karma.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang