♡Suga
"Yuhu, kami pulang!" berbeda dengan gue, suara Hoseok masih terdengar ceria sekali. Bahkan, senyumnya nggak pernah luput dari wajahnya. Nggak kaya gue yang sedari tadi mingkem, entah karena apa. "Nih guys, pizza-nya."
"Wah, thank you, Bang!" Jungkook dan Taehyung langsung mengerubungi box pizza yang dibawa Hoseok. Jimin, Namjoon, dan Seokjin hanya mengikuti bocah-bocah itu.
Sedangkan gue.. ah, gue males. Tiba-tiba aja nafsu makan gue hilang. Walaupun gue ikut patungan buat beli pizza tadi, tapi kali ini, gue ikhlasin aja lah, buat anak-anak grup gue. Mendingan sekarang gue tidur-tiduran aja di sofa rumah Jimin. Lumayan kan, sekalian numpang wi-fi.
...
Balik nanti, lo ceritain semuanya. Nggak apa-apa. Gue yakin anak Bangtan bisa dipercaya, malah mungkin mereka bakal bantuin lo. Grup kita dijuluki dengan grup yang punya solidaritas tertinggi, kan?
Lo ceritain semuanya. Astaga, kenapa kata-kata Hoseok itu terngiang-ngiang di kepala gue? Plis, gue nggak tahu gimana cara ceritainnya. Again, gue terlalu pusing mikirin image. Walaupun Hoseok udah bilang kalau gue terus-terusan mikirin image nggak bakal ada habisnya, gue tetep nggak bisa. Rasanya, image itu nomor satu. Atau sebut aja, gue terlalu gengsian. Ya, gue pun sadar akan hal itu.
"Ga, nggak makan?" tanya Namjoon di sela-sela suara kunyahan. Harus gue akui, Namjoon ini termasuk cowok yang peka. "Seenggaknya, icip dulu sini."
Gue spontan menggeleng. "Nggak, kalian makan aja."
"Yakin, Bang, nggak mau?" kali ini datang dari Jungkook.
"Iya, Kook. Makan aja."
Sementara Jungkook menyoraki gue dengan ucapan terima kasih, gue beralih melanjutkan aktivitas gue—saatnya buka Youtube. Hm, nonton acara mukbang mungkin enak juga. Jujur, gue itu sebenarnya laper, laper berat malah. Tapi, ya gitu, nafsu makan gue nggak ada.
"Hei," panggil Seokjin, seketika duduk di depan kaki gue. "Lo kenapa? Nggak biasanya lo begini."
Gue mengedikkan bahu. "Entah," jawab gue singkat, tanpa menatap wajah Seokjin. "Capek, mungkin?"
"Halah, enggak," celetuk Hoseok. Sial, awas aja kalau sampai anak itu membocorkan semuanya. "Suga lagi bingung sama perasaannya."
Dan dalam sekejap, setelah Hoseok berkata demikian, seluruh pasang mata menghadap ke arah gue. Astaga, memangnya bingung sama perasaan itu hal yang nggak wajar?
Gue balik menatap mereka sinis. "Apa?"
"Nggak pa-pa," jawab Namjoon. "Tapi lo utang cerita sama kita."
♡
Jungkook (Bonus)
Wah, halo. Kali ini, aku tengah berkumpul dengan anak-anak grup dance-ku—Bangtan—di rumah Bang Jimin. Tadinya, kami mau seru-seruan sambil makan pizza bareng, tapi entah kenapa, setelah balik dari kedai pizza, Bang Suga terlihat murung. Bang Hoseok bilang, sih, Bang Suga lagi bingung sama perasaannya.
Sebagai adik kelas yang sudah cukup lama mengenal Bang Suga, seingatku, Bang Suga nggak pernah begini sebelumnya. Funfact, Bang Suga itu sebenarnya banyak dikejar sama cewek-cewek di sekolah. Bahkan teman sekelasku aja ada yang diam-diam mengidolakan Bang Suga. Ganteng tapi dingin, katanya. Tapi, sayang seribu sayang, Bang Suga orangnya ogah-ogahan kalau udah urusan cinta. Dirinya nggak pernah peduli sama siapapun yang suka padanya, sekalipun cewek itu hits dan terkenal sepanjang sekolah.
Sampai hari ini—di mana Bang Suga mengakui perasaannya—akhirnya tiba. Begitu Bang Namjoon bilang kalau Bang Suga punya utang cerita sama anak Bangtan, dengan bantuan Bang Hoseok, Bang Suga langsung menceritakan semuanya. Kejadian yang amat langka sekali, bukan?
Aku sendiri sangat excited mendengarnya, walaupun ini bukan kisah cintaku sendiri. Tapi, hei, untuk seorang Bang Suga, hal seperti ini kan jarang-jarang terjadi!
"Iya.. jadi gitu. Maaf ya gue nggak pernah cerita ke kalian. Gue nggak tahu harus ceritainnya gimana." kata Bang Suga, menutup ceritanya. Ternyata, Bang Suga bisa jatuh cinta juga, ya! Kak Wendy adalah satu dari sekian banyaknya cewek di sekolah yang beruntung!
Oh, astaga—aku terlalu senang. Entahlah, apa yang terjadi padaku. Tapi rasanya, ini nggak boleh dirahasiakan!
Yah.. sebetulnya, malah harus dirahasiakan, sih. Karena kami semua sudah berjanji akan merahasiakan hal ini pada Bang Suga. Tapi, sst, kalau aku memberitahu pacarku, nggak apa, kan? Pacarku doang, kok, sumpah.
Jungkook
Yeriiii, tahu nggak sih? Rupanya Bang Suga beneran suka sama Kak Wendy, lho!💕
Hah? Sumpah, Kook?💕
Gila, aku nggak nyangka kalau orang sedingin Kak Suga bisa punya perasaan juga.Jungkook
Hush, kamu ini. Nggak boleh ngomong begitu, ah.Jungkook
Btw jangan kasih tahu siapa-siapa ya.Yeri—iya, pacarku—nggak menjawab lagi setelahnya. Selang beberapa menit, pesan terakhirku hanya dibaca. Sebelum akhirnya, cewek itu membalas,
💕
Lah, Kook..💕
Aku udah keceplosan. :/♡
heiii!
terima kasih ya semuanya yang udah baca!
karma akhirnya nyampe 1k readers!
makasih banyak yaaa~♡('ε` )
jangan bosen-bosen buat baca :3k u e t i r a m i s u
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma.
FanfictionSuga bilang, karma itu nggak nyata. Tapi karma menjawab, lo berikutnya. [BTS' Suga & Red Velvet's Wendy fanfiction] status; completed✔️ © kuetiramisu | 2018