2● Platinum

5.5K 467 57
                                    

"Ini laporan yang Bapak minta." kataku sambil menyerahkan laporan penjualan bulan kemarin yang dibungkus dengan map hitam kepada pak Bos.

Beberapa detik ia hanya diam dan mengamati laporan itu. Belum ada kata-kata yang keluar dari dalam mulutnya sampai kakiku rasanya kesemutan karena dibiarkan terus berdiri tanpa dipersilahkan duduk. Dasar bos kejam.

"Hn."

Yesssssss!

Akhirnya ya Allah. Alhamdulillah, aku bisa menyelesaikan pekerjaanku. Aku bisa pulang cepat.

"Kalau begitu aku--"

"Buatkan kopi hitam. Jangan yang kemasan, ada biji kopi yang sudah di siapkan."

Ha?!

Mataku melotot. Apa-apaan dia?

"Loh? Saya, Pak?" tanyaku kaget.

Dia mendongak dan menatapku jengah. "Apa ada orang lain di hadapanku sekarang selain kamu?" tanyanya angkuh.

Sialan. Kalau tidak mengingat wajahnya, sudah dari tadi aku melemparnya dengan hells yang kupakai ini.

Ucapkan terima kasih pada wajahmu yang ganteng bos.

Menarik nafas dalam lalu mengeluarkannya, aku berusaha untuk tetap tenang dan membalas, "Kan ada house keeper, Pak? Lagian saya juga harus menyelesaikan pekerjaanku, Pak. Banyak" sengaja kutekan kata banyak supaya dia sadar kalau karyawannya yang satu ini juga punya pekerjaan yang harus diselesaikan.

"Lama. Lagipula pekerjaanmu kan tidak rumit rumit amat. Hanya menginput data, 'kan?"

Iya. Itu bagi orang yang sudah terbiasa, Pak. Tangan dan matanya sudah terbiasa melihat angka dan grafik yang seperti ular meliuk atas dan bawah. Sedangkan aku masih baru. Itu pun kalau tiga hari training bisa disebut karyawan, artinya aku sudah terhitung dua minggu bekerja di sini.

"Biarpun tidak rumit tapi kalau banyak, tetap saja memakan banyak waktu, pak. Dan saya juga harus membuat presentasi buat meeting besok. Kalau tidak selesai, bagaimana?" kataku lagi berupaya membujuknya supaya mempertimbangkan keinginanya.

"Lembur."

What?

Enteng sekali dia menyahut seperti itu. Dia kira aku ini manusia karbit yang tidak punya rasa lelah?

Untung ganteng.

"Memang uang lembur bisa cair buat karyawan yang kerja belum genap sebulan, Pak? Setahu saya untuk karyawan baru tidak ada lembur, tetapi loyalitas." tanyaku lagi, masih berusaha membuatnya berubah pikiran. Masa bodoh lah dipikirannya aku jadi cewek yang tidak suka rugi. Tapi, mana ada orang yang mau rugi. Lagi pula uang itu adalah raja. Dan raja bisa melakukan apa saja yang ia mau.

"Info dari mana?"

Hanya dibuat-buat pak.

"Yah..." aku mencari-cari alasan, "dari karyawan lain, pak." sahutku dengan wajah polos. Bodo amat dia mual melihat wajahku, yang penting aku tidak dapat masalah lagi.

Dia mendengus. "Memang bagian HRD, waktu rekrutmen bilang seperti itu. Lagipula, di kontrak kerja sudah dilampirkan, bukan?"

Terus, kenapa juga bapak malah menyuhku mengerjakan pekerjaan yang tidak ada dalam list pekerjaanku. Memang house keeper gunanya apa, Pak?

"Iya, Pak. Lain kali saya akan bertanya pada orang yang tepat dan tidak cuman mendengar dari orang yang tidak tepat."

"Maksud kamu?"

"Bukan apa-apa, Pak. Jadi, kalau saya lembur, lemburan saya akan dicairkan pas gajian ini, kan?"

"Kamu kira aku ini siapa?"

RESTARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang