Sebelum membaca ini, untuk sejenak marilah kita menundukkan kepala seraya berdoa untuk kota Palu, semoga orang-orang di sana di beri ketabahan dan kuat untuk menghadapi cobaan.
...
Kurang lebih jam tujuh Gilang datang ke rumah untuk menjemputku ke acara aqikah keponakannya. Laki-laki itu menjemputku dengan mobil Nissan sport keluaran terbaru yang membuat beberapa tetangga keluar demi melihat si pengendara, tapi sepertinya yang lebih tepat adalah melihat orang beruntung yang bisa dijemput dengan mobil mahal itu.
Bahkan orang-orang rumah yang melihat mobil itu di halaman rumah langsung pergi mengintip.
"Pacarmu, kak?" tanya Arman. Matanya berbinar penuh harap. "Wih, macam gini toh tipe kakak? Pantas aja gak ada yang bisa menjamah."
Menjamah? Apa tidak ada kiasan yang lain?
"Lo kira gue hutan terlarang, he?"
Dan Arman hanya menyengir sebagai balasan. "Habis, kan selama hidup dengan kakak, aku gak pernah tuh lihat ada yang ngapel ke sini. Ada sih, yah paling satu gengnya kakak."
Dia belum tahu saja siapa yang datang.
Tapi, kenapa rasanya miris yah? Apalagi karena yang datang adalah Gilang. Laki-laki yang menganggap rumahku adalah rumahnya sendiri, bahkan juga dekat dengan keluargaku.
Aku menghela. Yang penting Gilang tidak keluar dulu dari mobil.
"Alhamdulillah, ya Allah. Akhirnya status jones kakakku dicabut juga." celutuk Indah tiba-tiba di sampingku. Wajahnya mengadah kemudian beberapa detik dia menyengir ke arahku.
Sialan.
Aku menjitak kepala Indah hingga membuatnya mengaduh lalu mendelik padanya. Dan yang paling aku tidak suka adalah ketika aku melihat binar matanya yang terlihat jelas kalau ia benar benar senang dengan kedatangan mobil itu. Apalagi, saat mobil itu sudah terparkir apik di depan rumah.
"Memang kenapa kalau gue gak pernah pacaran, hah?"
"Itu artinya kakak memang jones, alias jomblo ngenes. Iya, kan?" katanya ringan. Matanya kembali beralih pada mobil yang ada di parkiran depan rumah.
Aaarrrrhhh, kenapa aku punya adik seperti ini sih? Mama dulu ngidamnya apa sampai sifatnya menyebalkan dan pengen di buang kayak gini? Untung dia adikku.
Tapi,
Aku menghela, memang benar sih kata Indah. Aku memang tidak pernah pacaran, tapi bukan berarti aku perempuan yang tidak laku. Sudah beberapa laki-laki yang kutolak, karena aku memang tidak suka berpacaran. Bagiku pacaran hanya membuang-buang waktu. Lagipula, pacaran lama belum tentu kita akan bersama dia selamanya. Bisa saja kan kita hanya menjaga jodoh orang?
Seperti Andra dan Shanas.
Mereka pacaran lebih dari delapan tahun, seperti kredit BTN, kan? Dan sayangnya, mereka malah putus sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius. Miris. Tapi, aku tidak akan membahas mereka, cukup menjadi info sekilas bagi kalian, hahaha... Jadi, jangan kepo, oke.
"Eh dengar yah, dalam agama kita, pacaran itu dilarang dan gue cuman menjalankan itu." kataku beralasan.
"Alasan." katanya mencibir.
"Dibilangin." kataku jengkel pada Indah. "Lo gak pernah dengar kata Uztazah, hah? Kalau yang namanya pacaran itu haram. Itu sama saja lo sudah berbuat Zina. Dan Zina itu adalah dosa besar." kataku lagi.
Indah kembali mencibir, "Ih kata-katanya sok banget deh. Padahal suka jadi makcomblang."
"Itu dulu." sergahku cepat
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTART
Romans"Sleeping Beauty seri 2" Label menjadi pengangguran abadi akhirnya tidak lagi disandang oleh Aria setelah ia lolos dan bekerja di perusahaan besar. Tapi, kalau bosnya seperti Sean yang seenaknya sendiri, tukang buli, dan pemaksa sepertinya Aria haru...