Tentang Angga

7.1K 401 14
                                    

13 Tahun yang lalu..

"Angga, selamatkan bayi kita ya kalau nanti aku nggak bisa merawat dan membesarkan anak kita kamu jaga dia dengan baik ya."
Seorang wanita cantik tengah bertaruh nyawa demi melahirkan buah hatinya, wanita itu tampak kesakitan dan kesusahan dalam bernapas.

"Kamu ngomong apa sih Din, kamu sama calon anak kita akan selamat, kamu harus yakin sayang." Pria berjas putih menggenggam tangan Wanita yang tengah menahan rasa sakit yang luar noasa.

"Dok, bagaimana keadaan istri saya dok? Tanyanya pada dokter yang akan menangani wanita itu."

" Dokter Angga saya hanya bisa berusaha, yang menentukannya hanya tuhan." balas dokter itu dengan raut wajah khawatir.

Operasi pun dimulai, dengan mengarahkan seluruh tenga dan kemampuan untuk menyelamatkan ibu dan anak yang tengah berjuang di ruang operasi, tak henti-hentinya dr. Angga Franstyo berdoa demi keselamatan istri dan calon anaknya.

Setelah berjam-jam menangani operasi persalinan, akhirnya dokter bersama suster keluar dengan  mengendong bayi laki-laki. Sang Dokter tampak tegang ketika ia akan memberitahu sebuah kabar duka pada rekan kerjanya.

"Gimana dok dengan kondisi istri dan anak saya? Mereka selamat kan dok?" Angga yang menunggui proses operasi sang istri pun tampak kalut.

" Begini dokter Angga sekali lagi saya minta maaf, saya tidak dapat menyelamatkan keduanya istri anda tidak dapat kami selamatkan, karena saat operasi berlangsung tekanan darah istri anda tinggi kami selaku dokter dan tim medis hanya mampu menyelamatkan bayi anda dokter Angga." Jelas sang dokter dengan penuh penyesalan.

Suster yang mengendong bayi laki-laki itu pun menyerahkan bayi merah itu kepada dokter Angga.

Angga yang masih syok dengan apa yang ia dengar pun tak langsung mengendong bayinya. Badannya seketika melemah dan jatuh tak sadarkan diri.

Kini angga berada di makam sang istridengan mengendong buah hatinya bersama Arie Diana. Wanita yang selama ini menjadi wanita pertama dan juga terakhir yang memenuhi hatinya, entah masih mampukah Angga membuka hati untuk wanita lain, karena di hatinya diana adalah sosok wanita yang sempurna, baik dan selalu ada untuknya.

Angga yang baru saja pulang dari makan sang istri menitipkan bayinya kepada sang mama. Dia butuh waktu sendiri dulu untuk merenungi nasibnya kelak bersama sang anak.

" Ma titip Alvin ya,aku mau keluar dulu sebentar buat nenangin pikiran " kini bayi yang di beri nama alvin itu di berikan kepada Ranifah.

"Diana, kenapa kamu ninggalin aku kenapa!" Isaknya.

Angga yang masih tidak percaya secepat ini Diana nya meninggalkan dirinya beserta bayi mereka, wanita yang teramat ia cintai kini pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Angga melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Sehingga ia hampir saja menabrak seorang laki-laki paruh baya.

Ciiiiiittt..

Bunyi roda mobil yang di paksa berhenti mengagetkan sang bapak yang hampir saja di tabrak oleh si pengendara mobil. Angga yang tak kalah kagetnya segera keluar dan menghampiri bapak paruh baya itu.

" Pak,bapak nggak papa?" tanyanya.

" Tidak Apa-apa nak saya baik-baik saja. "

Kini Angga menepikan mobilnya dan mengajak bapak yang hampir dia tabrak ke sebuah cafe.

"Pak sekali lagi saya minta maaf." Angga menatap bapak yang duduk didepannya dengan rasa bersalah.

" Tidak apa-apa nak, saya baik. "
Katanya lembut, mencoba menyanyikan bahwa dirinya baik-baik saja.

" Kamu ada masalah? "tanyanya lagi.

" Iya pak saya baru ditinggal pergi istri saya untuk selama-lamanya."

Angga yang tengah rapuh tak sanggup untuk tidak bercerita dengan sang bapak yang hampir ia tabrak. Rasanya, jika ia menceritakan musibah yang menimpanya bebannya akan sedikit berkurang. Bergulirlah cerita kehidupan Angga bersama sang istri hingga berakhir dengan cerita Diana yang tidak dapat di selamatkan dalam proses persalinannya.
Setelah menceritakan semua yang menimpanya angga merasa jauh lebih baik. Setidaknya rasa sesak yang menghimpit dadanya sudah sedikit lebih ringan.

" Nak Angga yang sabar, ini semua cobaan, nak Angga harus ikhlas menerima takdir yang sudah di gariskan oleh sang pencipta ."

" iya pak, terima kasih. "

" maaf sebelumnya pak, nama bapak siapa? Angga yang merasa nyaman bersama bapak itu pun ingin mengetahui lebih jauh tentang sang bapak.

" Saya, Burhan, panggil saja pak Burhan nak Angga." Pak Burhan tersenyum.

"Bapak tinggal di daerah sini?"

" Tidak nak, saya tinggal di luar kota ini, saya kesini mengunjungi saudara saya yang kebetulan anak perempuan saya tinggal bersama mereka."

"Kenapa anak bapak tidak tinggal bersama bapak?" Angga yang mendengar cerita dari pak Burhan pun merasa tertarik untuk mengetahui lebih kehidupan pak Burhan.

" Saya sudah bercerai dengan istri saya, saya memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu lagi perempuan. Karena keluarga dari pihak istri saya tidak memberi izin saya untuk merawat dan membesarkan putri saya, jadi dia tinggal bersama keluarga istri saya. Dan anak laki-laki saya yang tinggal bersama saya nak." Jelas pak Burhan dengan mata yang berkaca-kaca.

Angga yang melihat ada raut kesedihan di wajah pak burhan pun merasa bersalah telah menanyakan kehidupannya.

" Maaf ya pak, saya tidak bermaksud membuat bapak sedih dengan bercerita tentang keluarga bapak."

" Tidak, apa lah nak Angga jangan merasa bersalah seperti itu"

Angga dan Pak Burhan menikmati secangkir kopi yang disediakan oleh cafe. Karena hari sudah sore. Angga menawarkan pak burhan untuk mengantarkannya bertemu dengan anak nya. Ini juga bentuk permintaan maafnya karena hampir saja merenggut nyawa pak Burhan.

"Pak, saya antar bapak ketempat putri bapak ya?" Kini Angga dan pak Burhan telah meninggalkan cafe.

" Tidak usah repot-repot nak Angga saya bisa pergi sendiri saja."

"tidak pak saya tidak merasa bapak repotin, mari saya antar."

Angga dan Pak Burhan sudah berada di dalam mobil, mobil Angga meninggalkan cafe menuju rumah putri Pak Burhan.

"Anak bapak namanya siapa" Angga memulai percakapan.

" Cea namanya Cea."

Setelah mengantar Pak Burhan Angga melajukan mobilnya kerumah, Angga tidak bisa menemani pak Burhan untuk bertemu dengan anaknya sekalian dikenalkan dengan anaknya, karena mamanya menelponnya, Alvin yang sedari tadi menangis terus.

Angga franstyo. Pria tampan yang mencintai Arie Diana. Yang belum bisa membuka hatinya untuk wanita lain untuk berada di dalam kehidupannya bersama sang putra.

Perfect Mom For Me (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang