"Mas bilangin ke Alvin, aku mau
minjem jaket yang mas beliin minggu lalu buat dia itu."
Aku masih setia mengoyang-ngoyangkan tangganku di lengan mas Angga, sejak pertama kali Alvin memakai jaket pembeliian dari mas Angga minggu lalu itu, aku jadi kepengen juga punya jaket kayak si Alvin."Langsung pijem aja sama Alvin, kenapa mesti mas yang pijam ke Alvinya? Angga menatap binggung pada istrinya, semakin hari tingkah istrinya semakin aneh saja.
"Ya, kalau aku yang minjem langsung, nggak bakal di pinjemin sama Alvinya, mas! "
"Kok kamu jadi kolokan gini?"
"Serah, mas jahat! "
***
"Vin, papa boleh masuk?" Angga berdiri di depan pintu kamar putranya, ia berharap anaknya ini akan berbesar hati meminjamkan jaket pembeliannya kemarin kepada sang istri.
"Masuk aja pa,pintunya nggak Alvin kunci kok,"
"Vin, papa boleh minjam jaket kamu yang kemarin papa beliin itu nggak? " Angga langsung to the poin, ia tidak mau berbasa basi panjang lebar dengan anaknya ini.
"Buat apa papa mijem jaket Alvin? Emang jaketnya muat di badan papa? Alvin menghentikan gerak tanggannya di layar handphonenya dan menatap penuh heran pada sang papa.
"ehmm, sebenarnya jaketnya bukan buat papa pakai sih vin, tapi buat mama kamu, mama kamu katanya mau minjem jaket kamu, boleh?" tanya Angga hati-hati.
"Nggak mau, enak aja mau minjem-minjem jaket aku, itu jaket bukan jaket biasa pah, jaket aku itu limitit edition. Papa kan tahu sendiri gimana susahnya buat dapetinya."
Angga menghela nafas pasrah, kalau anaknya sudah bilang nggak, sampai ia memohon-mohon sekalipun tidak akan mengubah keputusan sang anak."Ayolah vin, sekali ini aja. Kamu mau ya minjemin jaketnya, nanti papa beliin jaket yang lebih keren. Papa janji, mau ya sayang."
"Nggak,kalau Alvin bilang nggak ya nggak papa, lagian tante Cea itu kenapa sih pah, makin hari tambah aneh aja, ngapain juga harus jaket Alvin yang jadi sasaran ke anehnya.
Angga, cukup paham dengan tindakan anaknya ini. Ia tahu betul tabiat sang anak, apa pun barang yang ia miliki tidak akan mudah untuk Alvin berikan kepada orang lain. Apalagi untuk Cea yang notaben ibu sambung yang tidak memiliki hubungan baik dengan anaknya.
***
"Gimana mas, Alvin mau mijemin aku jaketnya" tanya Cea penuh harap""Maafkan mas, mas udah berusaha bujuk Alvin mijemin jaketnya buat kamu, tapi nihil dia beneran nggak mau." Ucap Angga lesu.
"Kok Alvin pelit banget sih mas, cuam pinjem doang nggak aku minta jaketnya"
Angga merebahkan tubuhnya di atas tepat tidur,matanya berusaha untuk terpejam. Tapi lagi-lagi ia harus bagun dari tempat tidurnys, kala mendengar sang istri yang kini tengah menangis sesegukan di sampingnya.
"Kenapa lagi? Ayo tidur ini sudah larut malam Cea" ucapnya kesal.
"Mas nggak akan ngerti, aku beneran mau jaket Alvin itu mas, minjem bentar aja kenapa sih nggak boleh. Kasihan anak dalam perut aku mas, dari tadi dia mau mamanya pake jaket abangnya itu, hiks hiks"
"Yaudah, sebentar mas ke kamar Alvin dulu, mau ambil jaketnya diam-diam. Kamu tenang aja di sini dan jangan nangis lagi. "
Angga memasuki kamar anaknya diam-diam. Sebisa mungkin ia berhati-hati dalam berjalan. Sampai di depan lemari sang anak, Angga mebuka lemari dan mencari diamana keberadaan jaket Alvin. Tidak butuh waktu lama untuk menemukanya, kini jaket yang di inginkan sang istri sudah ada di tanganya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Mom For Me (TAMAT)
Ficción GeneralCea Marinka, gadis cantik yang terjebak dalam kesalahan pahaman, membuatnya harus rela melakukan pernikahan dengan duda tampan beranak satu. Sanggupkah, Cea Marinka menghadapi rumah tangga barunya dengan kenakalan sang anak tiri bernama Alvin? Maaf...