Perfect Mom For Me (TAMAT)

Dan terjadilah

Suara musik terdengar ke seluruh ruangan sebuah club ternama di jakarta, tampak para pengunjung tengah menikmati alunan musik yang di mainkan oleh seorang DJ. Di tempat duduk paling ujung dari keramaian dan kebisingan musik yang di mainkan oleh DJ, Angga duduk sendiri dengan tatapan kosong ke arah para muda-mudi yang tengah bersenang-senang dengan pasangannya masing-masing. Ia dapat melihat sebagian dari mereka ada yang sudah kehilangan kesadaran karena terlalu banyak meneguk minuman berakohol. Angga membuang muka dari wanita yang lapar akan sentuhan, ia tengah menari-nari di hadapannya dengan pakaian yang tidak bisa di bilang sopan. semenjak pembicaraanya dengan Nessa di rumah sakit tadi siang, pikirannya sedikit terbebani oleh permintaan orang tua Nessa yang memintanya untuk segera melamar Nessa. Bagaimana diaa bisa melamar Nessa, jika anak tunggalnya saja sampai detik ini belum memberinya izin untuk menikah lagi.

"Angga, kamu lagi apa sendirian di sini sayang?" Sapa wanita yang tengah melingkarkan tangannya di leher Angga.

"Lepas"Angga menarik kasar tangan wanita itu dari lehernya.

"ingat, saya kesini bukan untuk mencari wanita penghibur, jadi silahkan kamu pergi " Angga menatap tajam wanita yang ada di hadapannya saat ini, sungguh sama sekali ia tidak berminat untuk bermain cinta dengan wanita, meski ia seorang duda, ia tidak pernah mau melakukan perbuatan bejat seperti meniduri wanita untuk melampiaskan nafsunya.

.
.
.

Cea dan Nacil baru saja sampai di club setelah tiga hari lebih mereka izin dari pekerjaannya. Hari ini mereka akan kembali bekerja, Nacil yang sudah dua hari absen karena menemani Cea di rumah sakit pun sudah  bekerja kembali, sama-sama mereka memasuki club dengan pakaian kerja serba hitam. Melihat dari paras mereka berdua, mungkin banyak yang bertanya mengapa mereka  memilih pekerjaan seperti ini, jawabannya hanya satu yaitu karena keadaan. Seperti Naci, dia memilih pekerjaan itu karena keadaan yang memaksa Nacil sama nasibnya dengan Cea, dari keluarga broken home untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan juga biaya kuliahnya lah ia terpaksa bekerja seperti ini, semenjak kedua orang tuanya bercerai Nacil memilih menghidupi dirinya sendiri.Tidak jauh berbeda dengan Cea, ia sebenarnya tidak kekurangan dalam segi materi, itu berlaku sebelum ia memutuskan hidup sendiri di Jakarta ia belajar mandiri karena ia tidak mau di atur-atur terus-menerus oleh kelurga ibunya, semenjak ayah dan ibunya berpisah, hak asuh Cea di menangkan oleh ibunya yang notabene orang terpandang di keluarganya. Apapun yang Cea butuhkan pasti dapat keluarga ibunya penuhi. Berbeda jika ia tinggal bersama Ayahnya yang hanya bekerja sebagai karyawan biasa di salah satu perusahaan swasta. Semenjak ia tahu dirinya akan di jodohkan dengan salah satu anak pejabat, Cea memilih pergi dari rumah keluarga ibunya dan bekerja di club malam. Ayahnya tidak mengetahui pekerjaannya di club malam yang ayahnya tahu ia bekerja di salah satu restoran nasi Padang, tapi Reno abangnya sudah tahu dari awal ia bekerja di club malam.
..

Cea yang tengah serius mengawasi gerak gerik pelanggan yang datang di kejutkan oleh  suara rintihan Nacil yang tengah membopong tubuh seorang pria yang tengah mabuk berat.

"Cea, loe bantuin gue antar cowok ini pulang, dia mabuk berat nih ngak bisa pulang sendiri" Nacil yang terengah membopong pria itu segera merogoh saku celana si pria, untuk mengambil kunci mobilnya.

Cea yang melihat Nacil kesusahan segera mengantikan posisi Nacil untuk membopong pria mabuk itu.

"Tunggu, ini bukannya Dokter Angga papanya Alvin ya Na? " Cea baru ngeh saat pria yang dibopong itu menggeliat memperlihatkan wajahnya dengan jelas.

"Haah, iya kenapa gue baru ngeh ya sekarang." Nacil menatap bingung ke arah Cea yang kerepotan menahan bobot tubuh Angga, bagaimana pun ia hanyalah wanita biasa yang memiliki kekuatan seadaanya.

"Yaelah jangan kebanyakan nanya nih orang mau di antar kemana?." Jawab Cea kesal.

"Ce, loe masih nanya ke gue? Ya di bawa pulang kerumahnya lah mau di bawa kemana lagi emangnya? Ke hotel maksut loe! "