Karena kemarin Bu Ranifah bilang masih ada kamar kosong, aku segera memberitahukannya kepada Trio Gesrek.
Me:
Woy, ada nih kamar kosong, 2 kamar cuman?
Ku kirim pesan ke grup WA ku.
Trio Gesrek:
Siip, kirim alamat loe, kita kesana.
Setelah aku mengirimkan alamat kosan,tidak lama datang juga Trio Gesrek. Buru-buru aku hampiri mereka yang berada di depan pagar kosan.
"Nah, ini kosan gue, dan yang itu yang disewakan." Kataku menunjuk dua kamar yang bersebrangan dengan kamar kosanku.
"Boleh juga." Aad yang dari tadi celingak-celinguk pun mulai tertarik.
"Tapi kamarnya cuman ada dua yang kosong, gimana? Loe kan bertiga?." Mereka tampak berfikir.
"Gini aja deh, gue sama Aad satu kamar dan si Razil satu kamar." Usul Egi ke sohibnya.
"Yaudah deh gue mau, tapi loe Gi kita patungan bayarnya, enak aja kita sekamar gue doang yang bayar." Tukas Aad pada Egi. Aad tau banget Egi orangnya gimana, ya demen yang gratisan tentunya.
"Yaudah, udah setuju kan? Sekarang loe bertiga mau sekalian ketemu sama yang punya kosan?" tawarku pada mereka bertiga.
"Boleh deh" ucap Raziel dan mengajak kedua temannya mengikuti gue ke rumah sebelah.
Kami berada di depan rumah Bu Ranifah. Aku mengucapkan salam, dan saat itu juga si Alvin keluar dari dalam rumah.
"Ada apa?" Jawabnya datar.
"Ini teman gue yang mau ngekos, sono panggilin nenek loe." Alvin menatap ketiga temanku berganti, lalu kembali menutup pintu dengan kasar.
"Gila, jutek banget tuh bocah" Egi yang kaget dengan suara pintu pun menoleh kepadaku sambil geleng-geleng kepala.
"Iye, emang bener itu anak emang rese, masa gue baru tinggal disini aja dia udah berani lempar kaleng ke depan kamar kosan gue enggak itu aja dia juga manggil gue tante lagi." Curhatku panjang lebar.
Awalnya ekspresi mereka biasa aja. Tapi sedetik kemudian pecahlah tawa mereka.
"Whahahahaha"
Baru beberapa detik tertawa, terbukalah pintu rumah Alvin. Keluarlah Bu Ranifah dan Alvin dari dalam rumah.
" Siang Bu." Sapa trio gesrek.
" Siang." Balas Bu Ranifah ramah.
"Bu, ini teman saya yang mau ngekos di sini." Mereka bertiga pun menyalami tangan Bu Ranifah.
"Oh ini temannya nak Cea?" Bu Ranifah menatap Trio Gesrek bergantian.
"Iya tante kita bertiga mau ngekos di sini." Egi yang paling cerewet pun mulai bersuara.
"Yaudah mau sekarang pindahnya? Biar nanti cucu saya yang beresin kamarnya" Bu Ranifah menatap Alvin yang tengah bermain game di handphonenya.
"Loh kok Alvin sih nek, kan Om ini yang ngekos mereka lah yang beresin kamarnya." Alvin yang di perimtah malah ngambek.
Hahahah, ternyata tidak aku saja yang di panggil tante sama Alvin. Trio Gesrek juga di panggil Om hehehe sukurin.
" Yaudah kalau begitu tante kami pamit pulang dulu, mau beresin barang-barang."
Ketiga temanku berpamitan pada Bu Ranifah. Aku mengantar mereka sampai depan pagar kosan.
"Yakin loe bertiga ngekos disini?" Tanyaku meyakinkan mereka.
"Yakin" jawabnya berbarengan.
"Yaudah pulang sono beres-beres."
***
"Akhirnya kelar juga beres-beresnya"Egi yang baru selesai berkemas langsung keluar dari kamar kosannya.
Tok, tok, tok
Bunyi ketukan pintu, membangunkanku dari tidur cantikku. Karena aku belajar untuk hidup sehat aku membiasakan tidur siang, eh tidur sore deh wkwkwk.
"Apaan sih loe gedor-gedor pintu orang." Aku membuka pintu dengan tampilan rambut acak-acakan khas orang baru bangun tidur.
" Ceakkk, jalan sore yuk temenin gue cari makan, laper nih dari tadi beres-beres." Egi yang berdiri depan kamarku pun menarik tanganku keluar.
"Loe aja sendiri deh, gue masih ngantuk" aku mengucek-ngucek mata yang masih mengantuk, sesekali aku menguap. Bekerja di sift malam memang memeras tenagaku.
"Dasar kebo udah sore gini masih aja molor." Cerocos Egi sambil mengacak rambutku gemas.
"Yaudah kalau loe nggak mau, gue ngajak si Alvin cucu yang punya kosan aja deh." Katanya lagi.
"Si Razil sama Aad kan ada, ngapain loe ngajakin bocah mulut mercon itu?" Aku yang mendegar ajakan Egi untuk pergi makan bersama bocah mulut mercon itu membuatku frustasi.
"Si Aad sama Razil lagi sibuk, masih beresin barangnya. So, loe mau temanin gue atau...." Aku menyela ucapan Egi dengan nada tinggi.
" Jadi, loe milih si Alvin itu dari pada gue? Yang jadi temen loe itu gue apa dia sih?!" Aku banting pintu kamarku dengan sangat keras. Bagun tidur, kepala masih pusing malah dibikin kesel.
Kenapa sih, Aku mesti berdampingan dengan Trio Gesrek itu bikin darah tinggi aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Mom For Me (TAMAT)
General FictionCea Marinka, gadis cantik yang terjebak dalam kesalahan pahaman, membuatnya harus rela melakukan pernikahan dengan duda tampan beranak satu. Sanggupkah, Cea Marinka menghadapi rumah tangga barunya dengan kenakalan sang anak tiri bernama Alvin? Maaf...