"Hiks, hiks, hiks" sudah terhitung dua setengah jam Cea menangis, sudah satu kotak tisu yang ia habiskan untuk menyeka air matanya, namun tidak juga dia berhenti menangis. Waktu sudah menunjukan pukul delapan malam tapi Cea belum juga keluar dari kamarnya.
"Astagfirullah, Cea kenapa kamar kita penuh dengan sampah begini, kenapa tisu berserakan di mana-mana?" Angga yang baru pulang bekerja terlihat shock melihat kamar mereka sudah di penuhi dengan tisu yang berserakan.
"Hiks, hiks, hiks mas nggak akan ngerti!" Dengan sesegukan Cea melempar tisu yang baru selesai ia pakai.
"kamu lagi ngapain sampai nanggisnya sesegukan begitu, cerita sama mas, Alvin lagi ya?" Angga mengusap lembut surai hitam Cea sesekali ia mendaratkan kecupan di sana.
"Nggak kok mas, ini ceritanya sedih banget" Cea mengarahkan tangan telunjuknya ke arah layar monitor leptop, disana di tampilkan seorang aktor yang tengah berlutut di bawah kaki sang pujaan hati.
astaga..!!!
"Kamu nangis kejer kayak begini hanya karena sebuah drama, are you seriously?" Menatap tak percaya kepada sang istri Angga menutup layar leptop yang di tonton oleh Cea.
"Cobalah untuk bersikap lebih dewasa, kamu sebentar lagi akan menjadi ibu. Jangan menangis untuk hal-hal konyol dan sepele seperti ini." Merasa di sudutkan Cea pun tidak terima, emosinya tersulut oleh nasehat bijak sang suami.
"Maksud mas aku kekanakan begitu?!"
"Eeeh, bukan be..."
"Udahlah, mas tidur di luar aja aku mau tidur sendiri!!!" Cea mendorong Angga keluar dari dalam kamar mereka.
Diluar rumah Egi, Aad dan Razi tengah bercanda gurau dengan memainkan gitar, ditemani dengan makanan dan minuman yang telah mereka beli di mini market depan komplek. Berhubung hari ini malam minggu mereka habiskan untuk bercanda gurau di depan teras kosan mereka.
Jangan takut terlihat gendut
Buang pikiran itu ke laut
Harus kau tahu cinta itu
Tak akan memandang sesuatuBiar waktu yang akan sadarkanmu
Tuk mengerti semua
Tak perlu kau cemas khawatirkan
Tentang berat badanHal yang membuat kau tertekan
Kau makan hanya di dalam angan
Kau rela menahan laparTak peduli berapa besar ukuran
Pakaian kau kenakan
Tak peduli berapa banyak makanan
Yang harus aku bayarYang terpenting kau takkan tertekan
Di mataku kau gadis impian
Yang tak akan tergantikankembali ke REEEEFFFFF......
Tengah asyik menikmati alunan lagu dari suara Egi, tiba-tiba Nacil datang dengan wajah masam. dengan menggunakan hoodie berwarna soft pink membuat kesan imut dari seorang Nacil semakin terlihat bukan tanpa alasan mengingat kini ia tengah hamil ia harus selalu memperhatikan penampilannya terlebih karena efek kehamilan berdampak pada berat badannya.
"Loe kenapa datang-datang cemberut, udah kayak kambing yang mau di kurban aja...!"
"Sebel gue tadi mau beli pentol tapi kehabisan...!"
"Kasihaaaaan" Ucap Egi menirukan suara Mail dalam animasi Upin dan Ipin.
Razil yang hanya diam tanpa menimpali pun kini terfokus pada perut Nacil yang tertutup oleh hopdie berwarna pinknya, yang dipikirkan Razil saat ini bagaimana keadaan anaknya apa sehat-sehat saja di dalam perut Nacil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Mom For Me (TAMAT)
General FictionCea Marinka, gadis cantik yang terjebak dalam kesalahan pahaman, membuatnya harus rela melakukan pernikahan dengan duda tampan beranak satu. Sanggupkah, Cea Marinka menghadapi rumah tangga barunya dengan kenakalan sang anak tiri bernama Alvin? Maaf...