Aku masih menutup seluruh tubuhku dengan selimut. Tanpa sadar seseorang menepuk bahuku pelan, aku yang masih menangis di balik selimut engan untuk berbalik melihat kepada orang yang telah mengaggu acara menye-menyeku. Jujur saja,aku masih kesal setegah marah dengan keputusan Reno. Dan sekarang masih ada orang yang menggangu sesi frustasiku,ayolah jangan begitu,aku butuh sendiri saat ini. Untuk kedua kalinya seseorang dibalik punggungku menepuk bahuku pelan. Aku yang sudah dalam mood kesal langsung membalikan tubuhku kearahnya. Dan siapa yang di hadapanku saat ini. Ya Dia ALVIN,what haa, Alvin ngapain ini bocah masuk ruang inapku. Jangan-jangan nih bocah salah masuk.
"Apa"
"Hmm"
Anjiir, ini bocah sebenarnya mau apa sih ke sini ditanya cuman jawab Hmm apa dia mendadak bisu ya. Beberapa detik terdiam dia mengulurkan sebatang coklat dari saku jaket denimnya.
"Buat gue"tanyaku heran,yaiyalah buat gue,duuh Cea kelaman di rumah sakit loe jadi konslet dadakan yah.
"Dari siapa"Si Alvin masih dengan tampang cuek yang rada di bikin cool.
Buseet dah itu bocah boro-boro ngejawab pertanyaan gue, malah ngeloyor menuju sofa yang ada di ruang ini.
"Penting banget ya dari siapa coklatnya" Alvin duduk di sofa dengan santainya,dia sedang asyik membuka bungkus coklat yang sama denganku.
"Ya, iyalah gue harus tahu coklat ini dari siapa, ntar setelah gue makan gue malah masuk rumah sakit lagi." lah kan gue udah di rumah, hehe emang konslet otak gue.
"Tinggal makan aja pakai banyak tanya. Tenang aja coklat itu ngak ada komposisi tambahannya yang menyebabkan yang makan keracunan paling efeknya makan coklat itu tambah doyan trus minta lagi"Napa di yang sewot sih, persaan aku tanya baik-baik deh,btw ngelihat dia makan coklat gitu kok aku jadi ngiler yah udah ah masa bodo ini coklat dari siapa yang jelas bisa mengurangi stres apa lagi gratis.
Aku mulai membuka bungkus coklat yang baru di beri Alvin beberapa menit lalu, saat aku akan memasukan coklat itu ke mulut, tiba-tiba saja Angga papa nya si Alvin masuk dan menyapa anak nya, lah gue di anggurin.
"Vin udah dikasih coklat tadi ke Tantenya"Alvin yang masih fokus mengunyah coklat melirik ke arahku. Dan Angga menoleh ke arahku. Spontan coklat yang akan aku makan terhenti begitu saja. Saat Angga mengalihkan pandanganya kepadaku.
"Jadi, Coklat ini dari Mas eh maksutnya dokter Angga"jawabku salah tingkah, kebiasaan nih manggil mas jadi lupa kalau dia sekarang lagi jadi dokter.
"Iya, tadi Alvin main ke sini dan ngajak saya belanja di mini market depan rumah sakit ini sekalian saja saya beli dua coklat buat kamu satu.Duh,Dokter Angga perhatian banget deh.
"Tante, coklatnya jangan di anggurin begitu, kalau ngak suka ngapain diterima tadi." nah muncul deh sikap antipatinya si Alvin kalau aku udah dekat sama Papanya.
"Alvin, jangan bicara seperti itu, kalau memberi itu yang ikhlas."Dengerin tuh nasihat bokap loe. Jangan ngebantah mulu loe vin ckckck.. Ceritanya gue dibelain sama duda keren aziik.
"Tante, biasa aja mukanya kayak orang lagi di gombalin aja pakai blusing segala. "Timpalnya. Lah sejak kapan juga aku pakai blas on pakai bilang pipi gue merona, gini-gini gue juga tahu kali arti Blusing itu apa.
"Cea, tadi teman-teman kamu pesan ke saya, mereka untuk hari ini tidak bisa jagain kamu. Jadi , berhubung Alvin anak saya libur karena besok hari minggu jadi dia yang akan jagain kamu disini sampai besok pagi."kok si Nacil sama Trio gesrek ngak kasih tahu aku dulu sih ngapain juga pakai minta tolong ke dokter Angga pakai ngelibatin si Alvin segala lagi.
"Ngak usah Dok,ngak papa saya sendiri disini, saya ngak mau ngerepotin dokter sama Alvin."Alvin yang masih duduk santai di sofa hanya diam tanpa memberi penolakan. Tumbe itu anak mau berlama-lama dekatan sama aku biasanya juga di ngak peduli.
"Tidak usah merasa direpotkan Alvin juga mau menemani saya juga di sini.karena hari ini kemungkinan saya tidak pulang karena ada beberapa pasien yang harus di operasi malam ini.
"Vin, dengar kata nenek tadi, kamu harus menemani tante Cea ,jangan pergi kemana-mana,Paham"Angga sudah berdiri dari tempat duduknya. Dia kemudian menghampiri Alvin dan membisikan sesuatu di telinganya.
"Iya, aku jagain asal jangan rewel aja" dikata aku bayi apa rewel.
Setelah berpamitan Angga keluar dari ruang inapku meninggalkan ku dengan Alvin. Setelah menghabiskan satu batang coklat pemberian Dokter Angga aku merasa haus, tengorokanku terasa lengket. Saat aku akan meraih gelas yang berada di meja sebelahku. Tiba-tiba saja Alvin mengulurkan botol mineral.
"Minum yang ini aja air di gelas itu udah ngak baik buat di minum harus diganti dulu."katanya dengan mantap, tahu dari mana dia air di gelas itu udah lama.
"Makasih" jawabku singakat tapi tidak ada balasan dari Alvin ia kembali duduk disofanya.
Karena aku mulai bosan, tidak ada teman bicara, aku mengeluarkam ponsel yang berada dalam saku celanaku. Aku mulai membuka aplikasi musik yang biasa aku mainkaan dikala bosan melanda. Aku mulai memainkan drum yang sudah terlebih dahulu aku download. Saat aku sedang asyik menekan drum yang ada di layar handphoneku Alvin beranjak dari duduknya dan akan keluar.
"loe mau kemana? "
"Keluar kalau udah selesai main nya baru aku masuk lagi" aku jadi binggung apa permaina drum di ponselku menggangunya. Segera aku menyudahi permainanku.
Tak berselang lama Alvin masuk kembali dengan membawa satu kotak nasi yang aku percaya itu nasi dari papanya. Mana mungkin anak dokter dibiarin makan sembarangan.
Alvin duduk di sofa dengan menaruh kotak berisi nasi itu di sebelah duduknya.
"Udah makan? "Katanya memecah kesunyian dalam ruangan ini.
Aku masih diam,karena aku merasa dia tidak sedang berbicara kepadaku.
"Tante Cea udah makan" nah kalau dia tanya kayak gitu aku baru bisa jawab.
"Kenapa kalau loe mau makan,makan aja gue udah tadi."
"Kapan"
Kenapa ini bocah jadi perhatian banget sih. Jadi curiga gue,jangan-jangan ada maunya lagi.
"Udah loe makan aja."
"Ngak, aku ngak bakal makan kalau tante ngak makan juga." diih kalau mau ngajakin makan bareng bilang dong pakai ngulur waktu segala.
"Yaudah gue mau makan tapi gue ngak mau makan makanan rumah sakit"
"Trus maunya tante makan apa? "
"Terserah yang penting bukan makanan rumah sakit." Alvin tamapak berfikir sejenak sebelum menyerahkan nasi kotaknya kepadaku.
"Eh, loe ngapain buat loe aja loe belum makan kan? Udah loe makan aja gue ngak laper. Aku menolak saat Alvin memberikan nasi kotaknya kepadaku.
"Buat tante aja, aku bisa beli makanan di luar"
"Ngak, gue ngak mau loe aja makan kan itu punya loe. Udah loe makan aja ngak usah mikirin gue.
"Ngak bisa gitu, kalau gitu makan bareng-bareng aja" katanya duh nih anak ngajak gue makan sekotak berdua gitu so sweet ngak deh.. Hehhee.
***
Udah dulu ya gues sorry jika ada typo dan gaje.. Yang suka jangan lupa vote yang ngak juga bisa coment.. Thanks gueys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Mom For Me (TAMAT)
Художественная прозаCea Marinka, gadis cantik yang terjebak dalam kesalahan pahaman, membuatnya harus rela melakukan pernikahan dengan duda tampan beranak satu. Sanggupkah, Cea Marinka menghadapi rumah tangga barunya dengan kenakalan sang anak tiri bernama Alvin? Maaf...