Trio Gesrek

6.8K 394 5
                                    

Karena hari ini hanya ada satu mata kuliah. Aku memutuskan untuk langsung pulang ke kosan. Saat tiba di area parkir, tiga orang cowok menghampiriku aku sangat mengenal mereka selain Nacil, aku juga memiliki teman dekat. Aku biasa memanggil mereka dengan sebutan TRIO GESREK. Karena mereka memiliki hobi yang menurutku rada-rada gesrek. Mereka bertiga suka membuat video parodi yang alay-alay. Mari ku perkenalkan mereka satu persatu yang pertama namanya

Razil Andhika. Cowok ganteng, kalem, dan cuek. Dia cowok yang paling pelit bicara, dalam sehari bertemu bisa di hitung berapa kali dia bicara, hehehe tapi dia yang paling pengertian.

Egi permata. Cowok satu ini anak paling bungsu dari 7 bersaudara. Kenapa namanya Egi Permata, karena dia anak paling ditunggu-tunggu oleh kedua orang tuanya, gimana nggak jadi anak permata, kalau 6 saudaranya yang lain berjenis kelamin perempuan semua. Dia ganteng juga hanya pelitnya aja nggak ketulungan, tapi paling demen yang gratisan hehehe.

Aad alias Arif Angga Dewanto
Cowok yang paling ganteng dari kedua temanku. Dia memiliki Phobia sama yang namanya Jengkol. Kalo ketemu jengkol dia pasti bakalan muntah-muntah dan paling parlentelah orangnya sukanya yang Perfectionis.

* Kembali ke Trio Gesrek*

"Hy Ceaaakk," Sapa Egi padaku.

"Apa!!!" jawabku sedikit berteriak.

" Santai dong mbak,, lagi PMS ye," sambil menoel pipiku.

"Bacot loe semua, mau loe bertiga apa? Buruan gue mau pulang. Segera ku tepis tangan Egi.

" Ce, loe ngekos dimana sih kita bertiga nyamperin ke kosan loe kata yang punya kosan loe udah pidah, pindah kemana?" kini giliran si Aad yang ngebacot.

" Iya, gue udah pidah, kenapa ada perlu apa loe bertiga?" ku tatap satu persatu cowok gesrek yang punya wajah ganteng ini.

" Kita lagi cari kosan, di kosan baru loe masih ada kamar nggak buat kita?" si razil yang pelit ngomong ikut bersuara.

" Nggak tau gue, ntar deh gue tanya sama yang punya kosan" aku beranjak pergi dan melambaikan tangan. Mereka hanya bengong melihatku yang telah berlalu.

***Kosan***

Kini aku sudah berada di halaman kosan. Tidak terlalu rame sih biasanya jam segini para penghuni kosan pada masih di kampus. Setelah ku letakkan si Tora motor kesayanganku. Aku segera masuk ke kamar kosan, menganti bajuku dengan baju rumah segera aku ke rumah Bu Ranifah, menanyakan apa masih ada kamar kosong di kosan ini.

Saat aku sudah berada di depan rumah bu Ranifah, keluarlah si Alvin dari dalam rumah.

" Tante mau ngapain kesini?!" Katanya galak.

Ish, nih bocah kok ya ngomongnya kayak nggak menerima tamu aja sih bete banget gue kalau berurusan sama nih bocah.

" Nenek loe ada nggak di rumah? " Seperti dugaanku ni bocah bakalan menatapku dengan tatapan sengitnya.

" Kalau ada kenapa? Kalau nggak ada juga kenapa?" Alvin yang tengah berdiri di depan pintu menatapku tanpa berkedip apalagi matanya fokus ke celana yang aku kenakan.

" Gue nanya loe malah balik nanya, buruan pangilin nenek loe gue ada urusan." Aku mulai begah degan sikap ini bocah segera ku panggil Bu Ranifah.

" Assalamualaikum, permisi buk" sudah dua kali aku memangil-mangil bu Ranifah tapi orangnya tak kunjung Keluar.

" Tante kenapa sih, teriak-teriak di rumah orang ini rumah tante buka hutan. Kalau  mau teriak-terik pergi ke hutan aja sana, teman- taman tante banyakkan disana?" katanya.

"Wah, ini anak tiap ketemu gue mulutnya makin pedes aja ya, liat aja ntar gue aduin loe, persetanlah  gue dibilang tukang ngadu, gue nggak peduli.

Alvin yang berdiri di pintu pun keluar dan memanggil bu Ranifah dan papanya. Spontan aku menoleh ke belakang. Bu Ranifah turun dari mobil di ikuti oleh papa Alvin.

  " Papa, nenek dari mana aja sih kok lama banget, ini ada tante genit teriak-teriak dirumah " Bu ranifah yang baru datang menatapku binggung.

Haah, apa dia bilang gue tante genit kapan gue godain bokap loe. Pake gatain gue genit segala!.

"Ada apa nak Cea? Maaf tadi saya sama papa nya alvin menghadiri acara."bu, Ranifah mempersilahkanku untuk duduk.

" Begini buk, teman saya lagi cari kosan, disini masih ada nggak bu kamar yang kosong?" Aku pun mulai menjelaskan kedatanganku.

"oh ada nak Cea, ada dua kamar kosong baru kemarin yang mengekosnya pindah."

Hm, temanku ada tiga orang sedangkan kamar yang tersedia hanya ada dua kamar, apa trio gesrek mau nggak ya.

" Ya udah bu, nanti saya kabarin teman saya dulu. Kataku meyakinkian.

" Teman tante, cewek atau cowok? " Alvin yang duduk di sebelah papanya menatapku tajam.

"Cowok, kenapa? Bukanya disini menerima kosan cewek cowok ya?" balasaku tak kalah nyolotnya.

"Bagus deh, kalau cowok jadi nggak ada yang godain papa aku kayak tante, "

Bener-bener ya, mulutnya ngomong sesukanya aja, nggak mikirin apa hati orang sakit karena perkataanya.

" Alvin, kamu kenapa sih nggak pernah bersikap baik sama teman papa" Angga yang kesal dengan sikap anaknya pun ikut bersuara.

 Jadi aku dianggap teman sama papa Alvin nih ceritanya. Yeiye, setidaknya bapaknya peduli sama aku, nggak kayak anaknya yang songgong.

Perfect Mom For Me (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang