Chapter 6

77 12 2
                                    

Zayn'pov

Ketika aku makin menguatkan cengkraman tanganku di lengannya, perlahan air matanya jatuh. Aku tidak akan pernah merasa iba jika ada seseorang yang menjelekkan orang tua ku. Dia bilang orang tuaku tidak mengajariku sopan santun?

Bahkan mungkin ajaran orang tuaku
jauh lebih baik dari ajaran orang tua gadis bodoh ini.

"Lepaskan lengan ku. Ini sakit. Apa kau sudah gila, huh?"  

Bahkan sekarang dia berani mengatakan aku gila. Tapi semakin lama, wajahnya memerah karena kesakitan.

"Minta maaf padaku!" Perintahku padanya.

"Aku tidak akan mau dan tidak akan pernah meminta maaf padamu!"

"Kau menantangku?!".  Aku semakin kuat mencengkram lengannya

Dia hanya menangis kesakitan. Mungkin kalian berpikir kalau aku benar-benar jahat. Tapi aku sangat tidak menyukai seseorang yang membawa orang tuaku dalam sebuah masalah!

"Aku bilang MINTA MAAF PADAKU!"
Teriakku dengan sangat kuat.

"Tunggu apa lagi, huh?! Ayo, minta maaf padaku!"

"AKU TIDAK MAU. LEPASKAN! INI SAKIT! DIMANA PIKIRANMU?! APA KAU TIDAK PUNYA PERASAAN?BRENGSEK!". Teriak gadis itu lebih kuat dariku.

"Kau ini! Apa kau mau aku lebih menyak--"

"STOP!"

Tiba tiba ucapan ku terpotong karena suara mr. Ben. Dan aku pun melepaskan cengkraman tanganku.

"Apa-apaan kalian ini? Suara kalian terdengar sampai ke kelas. Apa kalian tidak malu?!"

"Aku tidak akan pernah malu! Karena bukan aku yang melakukan kesalahan!"

"Walaupun kau tidak merasa bersalah, kau tetap tidak boleh berteriak seperti tadi. Ini sekolah! Apa kau pikir tempat ini hutan, hingga kau dapat berteriak sesuka mu?!"

Rasanya aku ingin menghajar orang tua ini. Tapi ini baru hari keduaku di sekolah.

"Jika kalian punya masalah, selesaikan secara baik-baik!" lanjut mr. Ben

"Bagaimana mau diselesaikan dengan baik? Dia diajak bicara saja tidak mau! Dan pasti itu adalah tindakan yang tidak sopan!".   
Kali ini gadis bodoh pun berbicara.

"Sekarang kalian berdua saling minta maaf!" perintah mr. Ben

"Tidak mau!". Aku dan gadis ini menjawab bersamaan.

"Kalian mau aku beri hukuman?!"

"Jangan! Jangan beri hukuman. Hukuman yang kau beri tadi saja belum berakhir." Jawab gadis itu.

"Tunggu apa lagi? Lakukan sekarang!"

Dengan wajah yang penuh amarah, gadis bodoh ini mengulurkan tangannya padaku untuk minta maaf.

"Aku minta maaf. Aku sudah bawa peran orang tuamu dalam masalah ini. Maafkan aku ya, apa kau tega melihat ku dihukum lagi oleh mr. Ben?"

"Apa peduliku padamu? Mau kau dihukum sampai besok pun, AKU. TIDAK. PEDULI!" jawabku dengan penuh penekanan.

"Mengapa kau berbicara seperti itu, huh? Aldera telah minta maaf. Apa salahnya jika kau maafkan? Lagipula dalam masalah ini, bukan hanya aldera yang salah.  Kau siswa baru disini, setidaknya kau harus berkelakuan baik. Kakakmu sendiri yang bilang padaku dan kepala sekolah, kalau kau sudah sering berpindah pindah sekolah. Bukan karena kau bodoh, tapi kau tidak dapat menahan emosimu. Setidaknya lakukan perintahku demi kakakmu!"

Shit, mengapa dia malah membawa kakakku?!

"Jadi aku dimaafkan atau tidak? Tanganku sudah pegal tau!". Kata gadis yang bernama aldera ini.

Dengan penuh keterpaksaan, aku pun mengulurkan tanganku untuk berjabat dengan nya.

"Aku juga minta maaf, aku tidak dapat menahan emosiku"  

"Baiklah sekarang jangan ada lagi pertengkaran diantara kalian. Zayn, silahkan kembali ke kelasmu. Dan Aldera, silahkan lanjutkan hukumanmu!"

Dengan bersamaan aku kembali ke kelas, dan dia melanjutkan hukumannya.


Halo semua.

Happy reading guys!!!

L.O.V.E?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang