Aldera'pov
Jika kalian berpikir bahwa aku tulus meminta maaf pada laki laki menyebalkan itu, kalian SALAH BESAR!
Menatap wajahnya saja aku sudah muak, apalagi mengucapkan kata maaf dan berjabat tangan dengannya? Aku hanya tidak mau diberi hukuman tambahan lagi. Aku takut rasa pusingku kembali seperti kemarin.
Tapi bertambahnya hukuman tidak mempengaruhi. Rasa pusingku kembali datang, aku mencoba untuk menahan pusing ini. Tiba tiba dunia rasanya berputar hebat, dan semuanya gelap.
~~^~~
"Al? Aldera?"
"Emma? Kenapa kau di sini?"
"Harusnya aku yang bertanya. Kenapa kau bisa pingsan, Al? Kau membuat khawatir saja!"
"Hey, calm down. Aku hanya kelelahan."
"Kelelahan? Tapi kau tidak pernah sampai pingsan begini. Al! Kau harus pulang dan pergi ke rumah sakit. Kau harus memeriksa kondisi mu yang sebenarnya!"
"Tidak perlu, Em. Kau jangan khawatir."
"Itu perlu Aldera!"
"Berlebihan sekali" gumamku dengan sangat pelan.
"Aku mendengar ucapan mu ms. Stanlee!"
Hey kenapa dia bisa mendengar?!
"Dengar ya, Al. Kalau kau menganggapku berlebihan, itu terserah padamu! Aku hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Kau adalah sebagian dari diriku. Kau selalu mengalah padaku. Kau berharga untuk ku, Al! Aku takut jika kau meninggalkan ku."
Kenapa dia menjadi dramatis begini?
"Oh Emma. Kau juga berharga bagiku. Aku janji, aku tidak akan kenapa-kenapa. Kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan meninggalkanmu. Tenang saja."
"Baiklah. Terserah padamu saja."
"Oh iya. Kenapa aku bisa di sini? Maksudku, siapa yang membawa aku kemari. Tidak mungkin kan, jika kau yang menggendongku?"
"Aku juga tidak tahu siapa. Aku tahu kau di sini karena info dari Jane, teman sekelasmu. Dia bilang seorang laki laki yang menggendongmu ke UKS, tapi dia tidak tahu siapa nama laki laki itu."
"Oh begitu."
"Tidak mungkin juga aku akan menggendong tubuhmu yang berat ini"
"Hey! Aku tidak gemuk, mana mungkin aku berat."
"Maksudku bukan berat badan."
"Jadi?"
"BERAT.DOSA!"
Lalu ia berlari keluar sambil tertawa."Emmaaa!"
~~^~~
"APA? KENAPA KAU BISA PINGSAN?!"
"Hanya kelelahan mom."
"Tidak. Kau harus ke rumah sakit. Kau tidak pernah sampai pingsan begini, sayang."
"Come on, mom. Aku tidak apa-apa. Jika aku merasa sudah tak tahan, aku akan ke rumah sakit. Tenang saja."
"Kau yakin?"
"Tentu."
~~^~~
"Aldera? Apa kau mengerjakan tugasmu?"
"Mengapa kau hanya bertanya padaku?"
"Apa salah jika aku bertanya padamu?"
"Tenang saja ms. Edward. Walaupun aku sering terlambat, tapi aku selalu mengerjakan tugasku."
"Baiklah serahkan padaku."
Dengan semangat aku membuka tas ku, dan mencari tugas yang telah kubuat. Tunggu, dimana buku itu. Aku yakin sudah memasukkan buku tugas itu. Tapi kenapa tidak ada?
"Mana tugasmu Aldera? Kenapa lama sekali?"
"Uhm, aku rasa buku tugasku itu ketinggalan di rumah. Apa kau mengizinkan agar aku mengambil ke rumahku?"
"Tidak perlu. Bagiku, ketinggalan ataupun tidak membuat itu sama saja."
"Tapi aku sudah mengerjakan tugasku."
"Sekarang kau keluar. Terserah kau ingin melakukan apapun di luar sana. Jangan masuk sampai jam pelajaranku selesai."
"Kumohon percayalah. Aku benar benar sudah mengerj-"
"Keluar sekarang!"
~~^~~
Aku sekarang ada di lapangan basket. Dari dulu aku ingin sekali bisa bermain basket.
"Daripada aku diam saja. Lebih baik aku belajar bermain basket.
Dengan semangat aku bermain. Aku melempar bola itu ke arah ring, tapi tidak masuk. Tenaga ku pun terkuras, aku tidak menyerah. Dengan sisa tenaga yang masih ada, aku melempar bola itu ke arah ring dengan sekuat tenaga. Tapi tiba tiba semua kembali menjadi gelap.
Zayn'pov
Ketika aku keluar kelas untuk ke toilet, aku melihat seseorang sedang bermain basket.
Wait! Sepertinya aku mengenal orang itu. Oh itu gadis bodoh kemarin. Aku mengurungkan niatku untuk kembali ke kelas. Aku ingin lihat, bagaimana dia bermain basket. Asal kalian tau, aku ini sangat hebat bermain basket. Dari kecil aku sudah diajarkan mom bermain basket. Mom sangat hebat bermain basket.
Lihatlah, bahkan melempar bola ke ring saja tidak bisa. Dia melempar seperti sedang melempar batu pada kucing. Lalu kulihat dia melempar bola ke arah ring lagi. Tapi bola itu malah mengenai tiang ring tersebut. Dan alhasil, bola itu memantul ke arah gadis itu, dan mengenai kepala nya.
Aku tertawa dengan keras sambil memegangi perutku. Dia benar benar bodoh. Tapi kulihat dia tergeletak di lapangan. Dia pingsan lagi? Mengapa dia suka sekali pingsan.
Hallo!!!
Maaf kalo kelamaan update
See you in the next chapter guys!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E?
FanfictionKetidakpercayaan Zayn Malik terhadap cinta perlahan hilang, semenjak hadir pengganggu di hidupnya.