Chapter 9

66 10 0
                                    

Zayn'pov

"Belok ke kiri, dan itu rumahku! Yang paling ujung."

Setelah sampai di rumah gadis ini, aku turun karena aku merasa mobilku ada masalah. Tapi setelah aku periksa mesin mobilku, semuanya tidak ada yang bermasalah. Tapi kenapa gadis bodoh ini tidak keluar juga? Lalu aku mengetuk kaca sebelah tempat dia duduk.

"Kenapa kau tidak turun, huh?! Kau berharap aku akan membukakan pintumu?"

"T-tidak!"

Gadis ini pun turun dan menutup pintu mobilku dengan cukup keras.

"Dimana otakmu?!"

"Di sini!" jawabnya sambil menunjuk kepala nya.

"Kenapa kau sangat bodoh?!"

"Kenapa kau suka sekali mengatakan aku bodoh. Dari tadi aku telah menahan emosiku! Tapi sekarang tidak bisa lagi. Aku tidak takut!"

"Kau hanya memanfaatkanku?! Oh lihat saja pembalasanku!"

"Aku tidak takut!!!" teriaknya.

Lalu keluar lah perempuan paru baya dari gerbang rumah gadis bodoh ini.

"Kenapa kau berteriak seperti itu sayang? Tidak baik bersikap seperti itu." Jelas wanita yang aku yakini adalah ibu dari gadis ini. Mengapa sikap ibu dan anak ini sangat beda? Lihatlah! Ibunya berbicara dengan sangat lembut, sedangkan anaknya?!

"Tidak mom. Aku hanya ingin berteriak saja. Kebetulan sudah lama aku tidak berteriak."

"Kau hampir setiap pagi berteriak karena kesiangan Aldera."

"Mom! Jangan membuka rahasia ku!"

Aku menahan tawaku.

"Dan siapa kau, nak? Kau temannya aldera?"
Sekarang aunty ini bertanya padaku. Huft, aku jadi teringat pada mom.

"Bukan mom. Dia bukan temanku!"

Aku juga tidak ingin berteman denganmu bodoh!

"Mom tidak bertanya padamu Aldera. Aku berbicara pada...?

"Zayn." jawabku memperkenalkan diri

"Oh Zayn. Kau yang mengantar aldera pulang, bukan?" Aku mengangguk.

"Baiklah kalau begitu. Mari kita masuk. Mom sudah membuat masakan yang banyak."

"Tidak perlu mom! Dia juga sudah ingin pulang!"

Heyy siapa yang bilang aku akan pulang?!

"Memangnya kau ada urusan, Zayn?"

"Tidak juga." jawabku sopan.

"Kalau begitu, ayo masuk. Kau lapar bukan? Ayolah isi perutmu! Jangan biarkan cacing di perutmu itu terus protes karena kelaparan."

Aku terkekeh. Ya walaupun lelucon nya tidak begitu lucu.

"Tapi mom! Dia sudah ingin pul--"

Gadis ini kembali protes.

"Jika kau ingin di sini juga tidak masalah sayang."

Lalu aunty ini langsung menarikku masuk ke rumahnya.

"Tapi anakmu itu aku mom! Bukan dia!"
Masih dapat ku dengar dia berteriak. Dan aunty hanya terkekeh kecil sambil menggelengkan kepalanya.

Setelah kami masuk, aku melihat laki laki yang mungkin lebih tua sedikit dibandingkan aunty ini. Ketika Aldera masuk dan melihatnya, dia langsung berteriak histeris.

"Dad! K-kau kembali?!"  Ucapnya sambil memeluk laki laki itu.

"Ini kejutan untuk kesayangan dad."
Laki-laki itu semakin mengeratkan pelukannya.

L.O.V.E?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang