Chapter 12

65 13 1
                                    

Aldera'pov

Di perjalanan, tidak ada seorang pun yang berbicara. Kenapa suasananya harus begini! Sangat membosankan. Lalu aku memutuskan untuk menyalakan radio. Tiba tiba tangan ku ditepis oleh tangan zayn.

"Mau apa kau?" Tanya nya dengan tatapan yang tajam.

"Kenapa kau tidak pernah menggunakan matamu dengan baik?"

"Apa maksudmu?!"

"Kau lihat sendiri kan! Aku mau menyalakan radio. Kenapa masih bertanya?!" Jawabku sedikit berteriak karena kesal.

"Bisakah kau tidak berteriak di dalam mobilku? Atau kau mau kuturunkan?"

"Coba saja! Aku akan mengadukan dirimu pada dad." Jawabnya sambil menjulurkan lidahnya padaku.

"Dasar pengadu." Gumamku.

"Apa kau bilang?"

"Tidak ada."

"Kenapa? Kau takut jika aku marah?"

"Apa peduliku jika kau marah?"

"Buktinya kau tidak ingin aku tau apa yang kau katakan"

"Kenapa kau begitu percaya diri? Aku tadi mengatakan bahwa kau adalah pengadu."

"Apa masalahmu jika aku mau dad mengetahui bahwa kau bukan orang baik."

"Dasar bodoh!"

"Lagi lagi kau mengatakan aku bodoh!"

"Memang kau bodoh! Kalau aku tidak baik, mana mungkin aku ingin mengantarmu pulang"

"Kau menurutinya karena dad ku yang meminta."

"Aku heran. Kenapa dad bisa memiliki putri seperti mu! Dad adalah orang yang cerdas, sedangkan putrinya? Sangat bodoh."

"Bisakah kita menghentikan pembicaraan yang tidak berguna ini?"

"Kau sendiri yang memulainya bodoh"

"Jelas jelas kau diluan yang memulai"

"Sudahlah. Jika aku tidak mengalah padamu, bisa bisa aku gila karena mengahadapi orang sepertimu!"

"Baguslah. Kau harus mengalah! Karena memang kau yang salah."

Lalu keheningan kembali menyelimuti kami. Hingga pada akhirnya aku menyadari bahwa jalan yang kami tempuh bukan jalan ke arah rumahku.

"Kenapa lewat sini? Apa kau lupa letak rumahku dimana? Dasar pikun!"

Diam.
Dia hanya diam.
Penyakit diam nya  kambuh lagi.

"Kau mau menculikku ya! Jangan macam macam padaku! Atau aku akan mengadukanmu pada Dad!"

Diam
Lagiagi dia hanya diam.
Dasar menyebalkan!

Aku memutuskan untuk diam dan akhirnya kami sampai di sebuah rumah. Rumah siapa ini. Kenapa aku jadi dibawa ke sini.

"Hey! Kenapa kita berhenti di sini. Rumahku bukan di sini, bodoh!"

"Kenapa kau selalu saja bertanya?! Bisakah kau diam?!"

"Tentu saja aku bertanya. Dad menyuruh mu untuk mengantarkan ku ke rumahku."

"Aku ke rumah sebentar, mau mengantar obat yang tadi pagi ku beli."

"Obat apa?"

"Bukan urusanmu!"

"Menyebalkan."

"Bodoh"

"Kenapa kau menyebutku bodoh?!"

L.O.V.E?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang