Aldera terbangun dan mendapati Zayn yang tertidur di sofa kamarnya.Aldera menatap langit-langit atapnya. Ia mencoba memahami semua yang telah terjadi. Ia menutup matanya dan kembali mencerna setiap kejadian yang dirasanya begitu cepat berlalu.
Dimulai dari ia dan mr. Stanlee yang bercerita dan berencana akan berlibur bersama.
Saat di sekolah, ia mendapat kabar bahwa sang Ayah kecelakaan dan meninggal dunia.
Hingga saat ia menghantarkan mr. Stanlee ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Aldera mengingat begitu jelas setiap peristiwa tanpa ada yang terlewat sedikit pun. Bahkan ia masih mengingat jelas suara ambulance yang begitu nyaring.
'Bagaimana tentang rahasia kita, Dad?'
Kali ini Aldera tidak menangis.
Dia menarik panjang nafasnya dan melepasnya perlahan.
Aldera kembali membuka matanya, lalu melihat Zayn yang masih tertidur. Aldera tersenyum kecil melihat betapa indahnya wajah Zayn. Ia kembali terngiang kalimat yang diucapkan Zayn saat mr. Stanlee telah tiada.
Aldera yakin bahwa ia akan dapat menjadi pribadi yang lebih kuat. Aldera yakin bahwa dia dan Ibunya dapat berjalan melewati setiap masalah yang akan terjadi ke depannya.
Dan, Aldera yakin bahwa Zayn akan selalu berada di sisinya.
"Aku menyayangimu, Zayn." Aldera berbicara dengan pelan.
"Aku pun," Aldera sedikit kaget melihat Zayn yang seketika terbangun dan langsung berbicara. Zayn tersenyum dan menghampiri Aldera,
"Aku pun mencintaimu, Al."Aldera terkekeh mendengar perkataan Zayn.
"Sudah tahu." Jawab Aldera.
Zayn mengangkat salah satu alisnya.
"Aku sudah tahu bahwa kau mencintaiku. Bahkan kau tergila-gila padaku, kan?" Jelas Aldera.
"Si bodoh ini..." Zayn mengacak rambut Aldera.
"Bodoh-bodoh tapi kau jatuh cinta, kan?" Zayn mengeluarkan lidahnya seperti ingin muntah ketika mendengar godaan Aldera.
Lalu mereka berdua pun tertawa lepas.
Zayn begitu lega melihat Aldera mulai pulih. Ah, betapa ia mencintai gadis bodoh ini!
Jangan renggut senyum indah nya ini ya Tuhan.
"Dimana yang lain, Zayn?" Tanya Aldera.
"Mom sedang istirahat. Emma dan Ibunya sudah pulang. Tadi Emma bilang bahwa ia akan kemari lagi. Mungkin sebentar lagi datang."
Aldera mengangguk mendengar penjelasan Zayn.
"Besok aku akan mengantarmu ke rumah sakit."
"Hah? Untuk apa?" Tanya Aldera.
"Dokter bilang bahwa kau harus ke rumah sakit untuk memeriksa kondisimu."
"Dokter?"
"Jadi begini, tadi dokter kemari memeriksamu karena kau pingsan. Tapi tiba-tiba dokter bertanya apa kau sering pingsan atau tidak."
"Jangan bilang kau menceritakan bahwa aku pernah pingsan beberapa kali."
"Tentu saja kuberitahu," Aldera menghembuskan kasar nafasnya mendengar jawaban Zayn, "Lalu dokter merasa ada yang janggal dari kondisimu, makanya dokter memintamu untuk langsung ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut."
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E?
FanficKetidakpercayaan Zayn Malik terhadap cinta perlahan hilang, semenjak hadir pengganggu di hidupnya.