Zayn'pov
Selama di mobil, Gadis ini hanya diam. Seperti sedang memikirkan sesuatu, tapi sesekali dia melirik ke arahku.
"Jangan melirikku seperti itu! Aku tau jika aku tampan." Ucapku memecahkan keheningan. Dia hanya memutar matanya.
"Zayn?"
"Hmm?"
"Maaf jika aku pernah membawa peran orang tuamu dalam masalah tempo hari."
Apa yang terjadi padanya? Roh apa yang merasukinya?
"Kenapa kau tiba-tiba membicarakan ini?"
"Aku hanya merasa bersalah."
"Roh apa yang merasuki mu?"
"Roh? Apa maksudmu?!"
"Kau meminta maaf padaku? Bukannya selama ini kau selalu merasa benar? Lagi pula, yang aku tau, kau itu keras kepala, tidak mau kalah, bodoh, dan--"
"Kau hanya belum mengenalku dengan baik, Zayn."
"Apa yang terjadi padamu? Biasanya kau selalu marah, jika aku meledekmu."
"Tidak ada apapun yang terjadi. Oh iya, aku ingin bertanya padamu."
"Apa?"
"Kenapa kau senang sekali menyebut diriku ini 'bodoh'?"
"Karena kau memang bodoh."
"Apa kau tidak lelah selalu bertengkar denganku?"
"Tidak. Karena bertengkar denganmu tidak menghabiskan banyak tenagaku. Jika bertengkar dengan orang lain, mungkin akan menguras banyak tenagaku."
"Maksudmu, jika kau bertengkar dengan orang lain, kau akan pukul-pukulan?"
"Ya. Lebih tepatnya berkelahi."
"Sama saja bodoh!"
"Kau yang bodoh!"
"Terserah! Lupakan itu"
Lalu terjadi keheningan kembali. Aku benci keheningan.
"Zayn?"
"Hmm?"
"Kenapa kau sangat mudah bergaul dengan keluargaku. Maksudku, kau baru mengenal dad kemarin, tapi kau sudah bisa seakrab itu dengannya?"
"Aku juga tidak tau, aku hanya merasa nyaman jika bersama keluargamu."
Akhirnya kami sampai di rumah Aldera.
"Terimakasih atas tumpangannya, Zayn."
Aku hanya mengangguk.
"Kau tidak ingin masuk? Tidak ingin menemui mom?"
"Lain waktu saja."
"Ohh baiklah kalau begitu."
Ketika gadis ini ingin membuka pintu mobil, dia kembali menghadapku, dan menatap mataku dengan tulus.
"Selamat sore Zayn. Hati hati di jalan." Ucapnya sambil mengacak pelan rambutku. Setelah itu, dia baru benar-benar keluar dan memasuki rumahnya.
"Selamat sore Zayn. Hati-hati di jalan!" ucap Zara sambil mengacak pelan rambut Zayn.
Astaga! Kenapa perlakuan dan kata-kata Aldera, sama persis dengan apa yang dilakukan Zara dulu?
Mungkin itu hanya kebetulan, LUPAKAN!
Di perjalanan pulang, aku masih saja memikirkan hal tadi. Kenapa perlakuan Aldera sama persis dengan Zara? Apa benar itu hanya kebetulan saja? Lagipula, kenapa sikap Aldera tiba tiba berubah menjadi lebih baik?
Aargh! Semua pertanyaan ini membuat aku pusing!
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E?
FanfictionKetidakpercayaan Zayn Malik terhadap cinta perlahan hilang, semenjak hadir pengganggu di hidupnya.