Zayn's pov
Perlahan, Aldera kembali menghadapku.
"Aku menyadari, jika aku memang mencintaimu"
Dia berjalan mendekat ke arahku, dan akhirnya berhenti tepat di depanku.
Lalu dia sedikit berjinjit dan berbisik kepadaku
"Omong kosong." Bisiknya penuh penekanan.
"Percayalah, Al. Aku pun baru menyadarinya."
Aldera menggeleng tanda tak percaya.
"Tadi malam aku bermimpi bertemu Zara, dia marah padaku, karena aku membuatmu menangis. Dia membantuku menyadari jika aku memang mencintaimu"
"Bahkan hanya Zara yang bisa menyadarkanmu. Jika kau tidak memimpikannya, mungkin selamanya kau tak akan sadar."
"Al..."
Dia memegangi kepalanya. Sedari tadi wajahnya pun pucat.
"Al? Kau kenapa? Kau sakit?"
Tanyaku khawatir."Kepalaku, sakit sekali.." Dia meringis.
"Mana? Bagian mana yang sakit"
"Arghh sakit! Kepalaku!"
Aldera bahkan menjambak rambutnya sendiri. Sesakit itukah? Ada apa ini?
Tiba tiba dia pingsan. Aku menopangnya dan langsung menggendongnya ke UKS.
Aku membaringkan tubuh Aldera dengan pelan. Apa lagi ini? Kenapa Aldera sangat mudah pingsan?
Aku menuangkan minyak ke tanganku, lalu menggosokkan ke sekitar keningnya, lalu ke hidungnya.
Tenang...
Itulah yang tergambarkan di raut wajahnya.
Indah...
Ya, wajahnya begitu indah.
Jatuh cinta...
Ya, aku memang telah jatuh cinta pada gadis bodoh ini. Jatuh cukup dalam, atau mungkin sangat dalam.
"Percayalah, Al. Aku tidak bermaksud untuk mengatakan kata yang tidak masuk akal itu. Kau bukan orang asing, kau memiliki arti yang begitu penting bagiku."
"Aku membutuhkanmu, Al. Jangan pernah tinggalkan aku."
Aldera menggerakkan kepalanya dan perlahan membuka matanya.
"Akhirnya kau sadar, Al."
"Aku dimana?"
"UKS. Tadi tiba-tiba kau pingsan. Kau sakit kan, lalu kenapa kau harus sekolah hari ini?"
"Apa pedulimu?"
Aku menghembuskan napasku kasar.
"Ayolah, Al. Kau masih belum mengerti?"
"Apa? Aku telah mengerti semuanya. Sangat mengerti." Ucapnya dengan penuh penekanan.
"Kau tidak mengerti. Kau tau bagaimana sulitnya hidupku, kau tau apa peristiwa besar yang aku alami. Dan kau tau, betapa berharganya Zara bagiku.."
"Aku hanya tidak habis pikir, Zayn. Kenapa kau berbicara sekasar itu padaku? Kata yang keluar dari mulutmu itu membuat aku sadar siapa sebenarnya diriku di matamu.
Dia tersenyum miris.
"Kau salah, Al. Kau berharga bagiku. Di saat kau terluka aku merasakan itu. Di saat kau bahagia, aku juga merasa bahagia. Di saat ada yang menyakitimu, rasanya aku juga ingin menghabisi orang yang menyakitimu.
![](https://img.wattpad.com/cover/140054072-288-k552882.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E?
FanficKetidakpercayaan Zayn Malik terhadap cinta perlahan hilang, semenjak hadir pengganggu di hidupnya.