Aldera'pov
Aku merasa ada yang menggoyangkan tubuhku. Apa sudah sampai? Cepat sekali. Aku masih mengantuk. Aku masih belum mau membuka mataku.
"Hey gadis bodoh, bangunlah!"
Ucap seseorang sangat lembut yang aku yakini adalah Zayn. Siapa lagi yang menyebutku bodoh kalau bukan dia. Tapi tumben sekali suaranya berubah menjadi lembut."Bangunlah, Al. Atau kau mau di sini saja hingga esok?" lanjutnya.
Dengan malas, aku membuka mata dan menggeliat seperti cacing.
"Em cepat sekali kita tiba"
Ucapku dengan suara serak.Eh? Kenapa aku memegang tangan Zayn. Dan tadi pun kepalaku ada di pundaknya, astaga! Apa sepanjang perjalanan, posisisku dan Zayn seperti ini?
"Bisakah kau lepaskan tanganmu agar aku bisa keluar dari bus ini?"
Aku segera melepaskan tanganku darinya. Zayn pun langsung turun dari bus dan aku mengekorinya.
##
"Semuanya! Tolong segera berkumpul kemari! Akan ada beberapa pengumuman untuk kalian!" Teriak mrs. Edward.
Kami semua pun berkumpul membentuk lingkaran. Dan beberapa guru berada di tengahnya.
"Baiklah! Sekarang yang perlu kalian lakukan adalah membuat tenda masing-masing menurut kelompok. Kalian masih ingat bukan siapa saja anggota kelompok kalian?"
"Masih miss!" Ucap kami serentak
"Nah, tolong kalian bekerja sama agar mendirikan tenda itu tidak membutuhkan waktu yang lama. Untuk malam ini kita tidak memiliki kegiatan yang khusus. Kalian terserah ingin melakukan apa. Tapi ingat! Jangan berani pergi jauh dari perkemahan, apalagi sampai menelusuri hutan ini. Ini adalah lokasi yang paling aman. Besok pagi, kita akan mulai melakukan kegiatan khusus kita. Apa kalian mengerti?!"
"Ya miss!" ucap kami bersamaan.
Kami bubar, dan segera melakukan tugas yaitu mendirikan tenda. Aku dan Emma sekelompok. Ya, hanya kami berdua. Awalnya dalam kelompokku ada 4 orang. Tapi, kami membujuk mr. Ben dan melakukan segala cara untuk membuat hanya ada kami berdua saja.
"Uhh come on, Em! Kita sudah mencoba berkali-kali, tetap saja tidak bisa."
Eluhku pada Emma."Aldera, ayolah kita coba lagi. Atau kau ingin tidur di tanah dan rerumputan malam ini? Aku juga sudah lelah, Al" Jawab Emma
"Aku juga sangat lelah. Apalagi karena kejadian tadi."
"Kejadian? Kejadian apa?" Tanya Emma yang langsung menatapku tajam. Astaga! untung saja aku belum mengatakan kalau aku hampir kerampokan.
"Eh? Tidak. Bukan apa-apa. Lebih baik kita mencoba mendirikan tenda ini lagi."
Ucapku berusaha mengganti topik"Jangan mengalihkan pembicaraan! Apa yang terjadi?!" Nada bicara Emma naik seoktaf. Aku harus menjawab apa?
"Sudahlah, Em! Lupakan saja. Tidak penting!"
"Aku bertanya Padamu, Al!"
"Dia hampir kerampokan tadi siang. Lalu dia terkena pukulan oleh salah satu perampok itu hingga dia pingsan"
Hey! Siapa yang beraninya menjawab pertanyaan Emma? Pasti Zayn! Menyebalkan!
Aku menoleh ke samping dan mendapatkan Zayn berdiri sambil melipat kedua tangannya di dadanya.
"APA? KAU TERKENA PUKULAN LALU PINGSAN?!" Teriak Emma sangat keras. Karena inilah aku tidak mau memberitahu pada Emma. Aku tidak mau dia khawatir.
"Kenapa kau tidak memberitahu aku, Al? Lalu apa yang kau rasakan sekarang? Apa masih terasa nyeri atau sakit? Atau kau merasa pusing. Seharusnya kau beristirahat di rumah. Kau tidak boleh mengikuti kemah! Aku yakin kau pasti tidak memberi tahu Aunty dan Uncle! Astaga, harusnya kau memberi tahu aku! Sebenarnya kau menganggap aku ini apa?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E?
FanfictionKetidakpercayaan Zayn Malik terhadap cinta perlahan hilang, semenjak hadir pengganggu di hidupnya.