Sakura baru saja mendudukan pantatnya di kursi empuknya, dan menikmati secangkir cokelat panas yang di bawa shikamaru ke dalam ruangannya.
Dia mengesap pelan uap cokelat itu dalam-dalam membuat tubuhnya rileks. Shikamaru yang duduk di depannya tertwawa kecil.
"Ku lihat, dari padi sampai malam ini kau sibuk sekali.. Pasienmu juga banyak..." ucap shikamaru membuat sakura menaruh gelas kopinya dan menggulingkan setengah badan dan kepalanya ke atas meja kerjanya.
Ya, memang... hari ini sakura memang sangat sibuk. Salahkan dirinya sendiri karena sudah meninggalkan rumah sakit, mengakibatkan dia harus mengganti seluruh waktu yang sempat dia buang percuma untuk menjadi model, dan tentu saja mengejar Cinta kuronekonya. Pikirannya berputar pada kejadian sewaktu sakura menyatakan perasaannya pada sasuke. Dia langsung menggebrak mejanya kasar dan berteriak.
"Shaanaaroooo!!!!" makinya. Membuat shikamaru yang menegukkan kopinya pelan langsung menumpahkannya karena kaget. Shikamaru lalu melap bibirnya dengan punggung tangannya.
Tok-tok
Seseorang mengetuk pintu ruangan sakura pelan dan membukanya perlahan. Membuat shikamaru dan sakura yang tengah berdiri menatap orang yang membuka pintu ruangannya.
"Hinata?? Ada apa??" tanya sakura setelah melihat bahwa orang yang mengetuk pintunya itu adalah hinata.
Hinata mendorong pelan pintu, dan melangkah maju.
"Sakura, bisakah kau memeriksa pasien VIP di lantai atas?? Pasien yang bernama akamaru kiba, luka tembakan di tangannya kembali terbuka..." jelas hinata. Sakura mengangguk sebagai jawabannya.
Sakura lalu berjalan meninggalkan shikamaru dan hinata. Dia lalu melangkah masuk ke lift. Sebelum pintu lift benar-benar tertutup, dia memiringkan kepalanya, dengan posisi mode berfikir. Akamaru kiba,, dia pernah mendengar nama itu,, tapi... Tapi dimana... Setelah itu pintu lift itu tertutup, dan membawanya ke lantai atas, lantai 13 ruang VIP khusus orang tertentu saja.
Ting
Pintu liftnya terbuka. Sakurapun melangkah keluar dari lift. Dia hendak akan melanjutkan jalannya jika hinata yang muncul dari balik lift dan memanggilnya.
"Sakura!!!" teriak hinata. Sakura memutar badannya dan menatap hinata heran. Hinata terlihat agak ngos-ngosan mendekatinya.
"Hah, hah.. Sakura-chan..!" panggil hinata lalu mengatur nafasnya. Dia lalu menatap sakura yang juga masih menatapnya.
"Ada apa?? Bukankah kau menjadi asisten nenekku melakukan operasi??" tanya sakura. Hinata menggeleng pelan.
"Shizune-san sudah menggantikanku..." ucap hinata yang kini mensejajarkan posisi tubuhnya dengam sakura. Sakura lalu tersenyum dan mengangguk pelan. Mereka berduapun berjalan menuju ruangan nomor 13.
Sakura membuka pintu ruang kamar nomor 13 itu perlahan. Matanya terbelalak kaget saat melihat seseorang yang dikenalnya yang kini berdiri dari duduknya dan menatapnya dan menunduk tubuhnya hormat.
Hinata yang berada di sampingnya melangkah maju meninggalkan sakura yang masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Untunglah tadi, hinata membawa perlengkapan medis seperti perban gunting dan lain-lain dan itu terisi di bak instrumen yang terbungkus steril di genggamannya. Dia menatap sakura lalu memanggilnya pelan membuat sakura sadar dari dunianya. Dia mencoba tersenyum pada laki-laki berambut kuning di depannya dan di balas senyuman juga dari laki-laki itu.
Sakura melangkah mendekati kiba yang masih tertidur pulas. Dia menatap kiba lalu menatap laki-laki itu. Sebelum berucap pandangan mata sakura menangkap sosok pria berambut hitam dan pria yang berambut cokelat panjang tengah tertidur.
"Apa tuan kiba sudah lama tidur??" tanyanya ramah. Laki-laki itu mengangguk pelan.
"Bolehkah kami membangunkannya?? Ku rasa luka tembaknya kembali terbuka karena tuan kiba banyak sekali bergerak" jelas hitana pelan. Naruto memandangnya dan dia sempat terdiam menatap hinata. Sedetik kemudian dia mengangguk.
"Tentu saja dokter, lakukan tugas kalian..." ucap laki-laki itu lalu berbalik dan kembali duduk di kursi dekat bad kiba.
Gerakan laki-laki itu membuat teman berambut cokelat panjangnya terbangun. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan dan menatap naruto.
"Dokter sedang memeriksa keadaan kiba..." ucap laki-laki kuning itu dan temannya hanya mengangguk pelan. Dia lalu bediri dari duduknya dan mendekati kiba yang sepertinya sudah bangun dan sedang menahan kesakitan karena jahitan lukanya terbuka.
Dokter berambut pink itu sedang menjahitnya dengan lihai, dan dokter di sampingnya memberikan alat-alat yang di butuhkan dokter pink itu. Setelah selesai menjahit, dia lalu membalut lengan kiba dengan perban putih lalu melepas handscoonnya, begitupun dengan dokter berambut hitam panjang di sampingnya.
Setelah semua selesai, sakura langsung menaruh seluruh alat kembali ke bak instrumen. Dia dan hinata lalu berbalik dan mendapati laki-laki berambut coklat panjang tengah menatap mereka bergantian hendak akan bertanya keadaan kiba. Namun, matanya terhenti saat menatap seseorang yang di kenalnya.
"Hinata"
"Neji-nii"Kedua mata putih mereka saling bertemu. Membuat sakura dan rekan setim neji, naruto mendekat dan menatap hinata agak lama lalu menatap neji. Sakura ikut menatap mereka secara bergantian.
"Itu siapanya neji??" batin naruto.
Yooo,, minna!!! Saya balik lagi dengan episode pairing naruhina... Hahaha selamat membaca untuk penggemar naruhina, ni baru perkenalan aja buat naruhina, selanjutnya ada kejadian-kejadian menarik tentang mereka, ada juga kok pairing lain seperti shikatema, saino, dan nejiten yang akan muncul satu-satu,,, sabar... Pelan-pelan aja... Hehehe..
Akhir kata mohon vote dan komennya yaah... 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Always with you✔✔
FanficUciha Sasuke adalah agen rahasia "Anbu" yang menerima tugas apapun termasuk membunuh orang dan melindungi orang dengan bayaran selangit. Dia manusia berdarah dingin dan tidak pernah mengenal kata maaf. Dia sangat profesional, dia akan membunuh orang...