Kemarahan naruto (2)

3.6K 235 8
                                    

"Kuroneko..." panggil lady. Kuroneko yang masih mengatur snipernnya menatap lady yang tampak melepas lalu memasang headset Voax talkie walkienya.

"Panggilan dari mereka terputus..." ucap temari kini benar-benar melepas headset voaxnya. Sasuke mengangguk pelan.

"Pantau keadaan mereka dengan tropong, jika sudah dapat segera beritahu aku,, kepala dokter pengecut itu akan ku lubangi sampai menembus otaknya..." geram kuroneko dengan tatapan dinginnya. Lady mengangguk. Dia lalu mencari keberadaan mereka dengan teropong khusus miliknya.
.

.

.

.

.

BRAAAK

pintu ruangan sakura terbuka kasar, menampakkan seorang wanita sebaya berambut pirang yang terlihat masih muda menatap garang sakura. Sakura menegukkan ludahnya kesusahan.

Wanita itu menghentak-hentakkan kakinya mendekati sakura. Bahkan suara hak sepatu miliknya begitu terdengar di telinga sakura.

"Bisa kau jelaskan kenapa sampai hinata di culik???" dia sudah menahan amarahnya pada cucunya ini. Wajahnya bahkan memerah hingga ke daun telinga. Mata sakura melirik kesana-kemari, otaknya berputar keras untuk menjawab pertanyaan neneknya. Dia berharap kuronekonya bisa menyelesaikan masalah ini dan membawa hinata kembali...
.

.

.

.

.

"Ng~" naruto membuka matanya perlahan. Dia mencoba menggerakkan badannya. Namun nihil badannya susah digerakkan karena di ikat oleh anak buah utakata. Satu hal yang dilihatnya saat dia hendak membuka mata adalah hinata yang duduk di kursi dengan kedua tangan dan kakinya yang diikat di kursi dan mulutnya yang di tutup oleh sehelai kain putih. Matanya menatap naruto khawatir. Saat benar-benar melihat wajah hinata, barulah dia sadar kalau hinata tidak sendirian, di sampingnya ada utakata dan beberapa anak buahnya yang sekarang menginjak badan naruto dan neji yang sudah sadar sejak tadi.

"Hinata!!" teriak neji "Lepaskan adikku sialan!!!!" bentaknya. Utakata tertawa jahat. Dia menatap naruto dan neji bergantian.

"Aku bahkan sudah melamar hinata! Tapi tak pernah di setujui oleh ayahmu!!" teriaknya lalu mendekati neji dan menendang kepala neji hingga mengeluarkan darah. Neji meringis kesakitan.

"Heeei!!!! Apa yang kau lakukan pada partnerku sialan!!!!" maki naruto. Kini tawa utakata tadi berhenti. Dia membalikkan badannya dan menatap naruto lalu mendekatinya dan menendangnya beberapa kali hingga dia kesakitan. Hinata berusaha menggerakkan badannya "Hmmmp hmnmp!!!" dia mencoba berteriak menghentikan perilaku utakata, tapi tak di indahkan utakata. Malah sekarang wajah tampan naruto sudah di penuhi darah, sama dengan neji. Namun, kesadaran mereka belum hilang.

Perlahan utakata kembali mendekati hinata. Dia mencengkram kuat dagu hinata dan mengangkatnya ke atas agar pandangan mata hinata bertemu dengan pandangan matanya.

"Kau akan melihat akhir menyedihkan dari kakak dan partner kakakmu ini sayang..." dia membelai wajah hinata dan hinata mencoba menghindarinya, tapi sayang tidak bisa karena cengkraman utakata yang sangat kuat di dagunya.

"Tenanglah sayang... Sebelum aku benar-benar membunuh mereka, aku akan mencumbuhimu dulu dan aku akan memperlihatkan pada mereka bagaimana nikmatnya mencumbuhi seorang hyuga..." ucapnya di akhiri tawa jahatnya.

Naruto dan neji yang sedang di injak anak buah utakata berdecih keras.

"Dasar mesum!!!" teriak neji lalu kembali di tendang anak buah utakata.

"Aku tidak akan membiarkan hyuga-san kehilangan keperawanannya!" teriak naruto. Utakata makin memperkeras tawanya. Dia lalu menatap tajam neji dan naruto.

"Angkat kepala mereka... Buat mereka melihatku melakukan hubungan intim dengan hinata!!!" utakata menatap hinata dengan nafsu birahinya yang sudah menguasainya. Hinata berusaha keras menggeleng kepalanya, dia berusaha melepaskan diri namun tak bisa. Kini utakata menjambak rambutnya kasar.

"Kau akan menjadi milikku hinata!!!" ucapnya lalu tertawa keras. Dengan cepat dan kasar dia merobek baju hinata hingga memperlihatkan bra dan kedua payudaranya. Utakata menjilati bibirnya. Matanya menikmati pemandangan itu. Tangannya hendak akan menyentuh payudara sexy hinata itu....

BUUUK

Satu pukulan keras di kepala utakata sukses membuat utakata tersungkur ke tanah. Di tambah injakan kaki yang membuat mulut utakata mencium dinginnya lantai gedung kosong itu.

Naruto berdecih "sialan kau banci!!!!" hardiknya lalu menendang kepala utakata kuat hingga mengeluarkan darah. Utakata kaget.

"Bagaimana bisa..." utakata berucap tak percaya setelah melihat naruto dan neji terlepas dari anak-anak buahnya yang bahkan anak buahnya sudah pada pingsan.

Naruto menyeringai lebar dan menatap utakata rendah.

"Kau lupa bahwa kami adalah agen khusus???" neji menutupi dada hinata dengan bajunya lalu menatap utakata dingin.

"Mau di apakan dia neji???" naruto menatap neji masih menyeringai iblis. Dia mendekati tubuh utakata yang masih di injaknya "di siksa dulu, atau langsung di tembak tepat di kepalanya??" seringai iblisnya semakin melebar membuat hinata yang berada di dekapan neji sekarang bergidik ngeri melihat seringai naruto. Neji ikut menyeringai iblis.

"Terserah padamu na.ru.to" keputusan neji membuat naruto kembali menatap utakata. Dia lalu mengeluarkan pena laser yang di pakainya memutuskan ikatan di badannya.

Dia menekan tombol on pena itu dan sekarang laser penghancur itu mengarah pada wajah utakata. Hinata sontak menyembunyikan wajahnya di dada bidang neji, sementara naruto mulai menggoreskan laser pada dada utakata yang masih di lapisi baju, bajunya robek kena laser. Dia kembali tersenyum iblis. Tangannya yang luka kecil terkena laser tadi karena memotong tali yang melilit tubuhnya tadi kini mengarahkan laser tadi ke arah kulit putih mulus utakata. Utakata berteriak kesakitan... Kulit mulusnya hangus, dan keluar darah. Neji tersenyum melihat hasil kerja naruto, sedangkan hinata masih menenggelamkan kepalanya di dada bidang neji ketakutan.

"Itu untuk menghajar kami..." senyum iblis masih menghiasi wajah naruto. Dia kembali menggores kulit utakata dengan laser. "Itu untuk membawa hinata di tempat menjijikkan ini" kini naruto melepaskan lasernya dan membuangnya ke sembarang tempat. Dia masih tersenyum iblis. Dia lalu mengeluarkan senjatanya dan menatap datar utakata yang ketakutan dan sudah tak bisa bergerak lagi.

"Tolong!!! Tolong akuuu!!! Jangan bunuh-"

DOOR

satu tembakan dari naruto benar-benar membuat utakata mati di tempat. Tembakan itu benar-benar mengenai tepat di kepalanya, menembus otaknya. Setelah semuanya selesai, hinata baru berani melihat naruto. Dia melihat naruto membuang senjatanya dan berlari mendekati hinata. Wajahnya di penuhi rasa bersalah.

"Gomen" ucapnya seperti bisikan. Neji hanya menatap naruto. Dia tahu ucapan itu di tujukan pada adiknya. Hinata membelalakan matanya. Dengan refleks dia memeluk naruto yang wajahnya di penuhi darah, serta tangan kanannya yang terluka cukup parah. Sama halnya dengan neji yang kepalanya terluka dan lengannya terluka akibat tali yang terikat kuat pada badannya. Hinata melepas pelukannya pada naruto, lalu memeluk kakaknya. Dia menangis. Neji membalas pelukan adiknya dan menepuk-nepuk pelan belakangnya. Sementara naruto menatap hinata penuh dengan penyesalan. Dia menyesal tak dapat melindungi orang yang dia sayangi...

.

.

.

.

.

"Sepertinya misi berhasil..." ucap lady masih meneropong keadaan neji dan naruto.

"Hn, bagushlah jika si dobe itu berhasil membunuhnya tanpa bantuan kita lady" lady. Menjauhkan teropongnya dan menatap kuroneko agak lama dan mengangguk pelan.

"Yaah... Itu Bagus...."







Baiklah... Segitu dulu yah...??? Entar bakalan di lanjutin....

Akhir kata mohon di vote dan komen yaah minna... 😚

Always with you✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang