Naruhina (2)

3.7K 233 8
                                    

Sasuke terbangun dari tidurnya. Dia menatap sekeliling dan menemukan neji dan naruto tengah berdiskusi dan kiba masih tertidur. Sasuke berdiri dan mendekati mereka berdua

"Dia belum bangun?" tanyanya. Mereka berdua menatapnya dan mengangguk.

"Tadi dokter datang dan memeriksanya, dan dia kembali tertidur...." jelas naruto membuat sasuke mengangguk.

"Kalau begitu, aku akan balik ke apartemenku dulu.." ucap sasuke pamit pada mereka berdua. Mereka berdua lalu mengangguk. Kemudian sasuke keluar dari ruang rawat kiba itu.

Skiip time...

"Akhir-akhir ini sasuke terlihat sangat kacau yah neji??" ucap naruto. Neji mengangguk membenarkan. Memang,  akhir-akhir ini sasuke terlihat sangat berbeda, raut wajahnya menunjukkan bahwa dia sedang stress, memiliki sebuah masalah dan beban yang sangat besar yang dia tanggung sendiri tanpa melibatkan orang lain. Entah apalah itu.

Naruto dan neji berhenti berjalan saat seseorang memanggil mereka.

"Hinata??" panggil neji saat membalikkan badannya menatap orang yang memanggilnya adalah hinata. Naruto memandang lama hinata. Entah apa yang di pikirkannya, tapi saat ini dia merasa nyaman melihat wajah hinata sekarang.

"Kakak, kapan kau akan kembali ke rumah?? Ayah selalu menelponmu.. Tapi kau selalu tidak mengangkatnya" protes hinata pelan. Neji terdiam. Kini naruto mengalihkan pandangannya ke neji.

"Hei, paman hiasi selalu menelponmu??? Kenapa kau tidak bilang??" naruto juga hendak protes pada neji. Neji lalu menatap naruto tapi tak menjawab perkataannya.

Hinata menatap naruto heran. Kenapa dia bisa tahu ayah mereka? Sedekat apa naruto pada neji dan sedekat apa naruto pada ayahnya sampai-sampai dia juga protes pada neji???

"Sudahlah hinata,, jangan mempermasalahkan ini lagi.." neji menghela nafas panjangnya dan beralih menatap naruto.

"Dan kau,," naruto membelalakkan matanya lalu menyengir lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Apa ayahku selalu menghubungimu jika aku tak mengangkat telponnya?" kini neji bertanya sambil berjalan di ikuti naruto dari belakang. Sebelum naruto benar-benar pergi, naruto membungkukkan dirinya pada hinata yang dia dan neji lewati begitu saja.

Hinata menatap kesal kakaknya. Aaargh dia benar-benar marah....
.

.

.

.

.

2 minggu kemudian...

"Hari ini tuan akamaru bisa pulang..." ucap sakura. Di sebelahnya ada hinata yang mendampinginya.

Naruto mengangguk pelan. Hari ini yang menjaga kiba adalah dia, neji sedang istirahat di apartemennya. Akhir-akhir ini memang, neji jarang kembali ke mansionnya bahkan ketika adiknya hinata pulang dari London, dia sudah jarang kelihatan di mansionnya. Dia malah lebih senang di markas utama, apartemennya ataupun di apartemen naruto. Sedangkan temari dia berada di suna, pergi dengan neneknya mengunjungi keluarga mereka, dan sasuke?? Naruto sempat menelpon ibunya, dan ibunya bilang dia sedang sakit. Wah... Seorang uchiha bisa sakit??? Sungguh berita yang menggemparkan.

Sakura lalu tersenyum pada naruto dan di balas senyum oleh naruto. Dia dan hinata lalu pamit meninggalkan ruangan itu. Naruto mengantar mereka sampai keluar pintu. Namun, sebelum mereka benar-benar pergi hinata berhenti dan menyuruh sakura pergi duluan.

Naruto hendak akan menutup pintu ruangan. Mengingat kiba sedang tidur. Untunglah shisui, dalang dari pemberontakan waktu lalu telah mati. Jadi, tak ada yang mengincar kiba lagi.

"Tunggu!" hinata berlari tergesa-gesa mendekati naruto setelah naruto hampir menutup pintu ruang rawat kiba. Naruto agak kaget, dia lalu menghentikan gerakannya menutup pintu dan menatap hinata heran.

"Bisa, aku bertanya padamu tuan??" tanya hinata ragu. Naruto masih menatap heran hinata, lalu mengangguk pelan.

"Seberapa dekat kau dengan kakakku??" tanyanya to the point. Membuat naruto berpikir sejenak. Entah sudah berapa lama dia dan neji mulai akrab? Mungkin saat perekrutan tim anbu mungkin. Dia hendak akan menjawab, tapi di urungkan. Mana mungkin, dia akan bilang kalau dia dan neji adalah agen.

"Kau tahu apa yang sedang di kerjakan kakakku sekarang tuan??" ucap hinata lagi. Nah, ini dia yang membuat naruto tak ingin menjawab pertanyaan hinata.

Hinata menatap sedih naruto "Ku mohon tuan... Ayahku sedang sakit... Dia ingin bertemu kakakku... Satu informasi darimu bisa membantu ayahku"

Naruto mengernyitkan alisnya kaget. Hei, benarkah tuan hiasi sakit?? Bahkan naruto tak percaya akan hal itu. Mana mungkin tuan hiasi sakit, sedangkan dirinya memiliki tubuh yang sehat dan bugar??

"Bisa aku melihat keadaan paman hiasi?? Aku tak percaya paman sakit.. Dia memiliki tubuh yang sehat dan bugar kau tahu?" hinata mengangguk mendengarkan naruto.

"Tapi, aku masih bekerja, jika shifku sudah berakhir aku akan bertemu denganmu lagi di sini" ucap hinata membuat naruto mengangguk mengerti.

"Baiklah, sampai bertemu nanti..." pamit naruto lalu menutup pintu ruang kiba.











Maaf kalau chapnya pendek...

Mohon vote dan komennya yah...

Always with you✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang