Always with you✔✔

Diskusi (2)

Neji dan naruto kini berada di sebuah restoran bernuansa eropa. Mereka masih di depan restoran itu, berada di mobil menunggu sasuke yang sepertinya sudah di jalan, dan tentu saja menunggu para dokter itu yang sudah on the way ke restoran itu setelah rapat di rumah sakit suna. Sai bilang mereka akan sedikit terlambat karena tadi sai sedang menyelidiki beberapa berkas rumah sakit, status ayah hinata, dan obat-obatan itu. Sementara hinata sudah lebih dulu pergi ke restoran itu, meninggalkan mereka, menunggu yang lainnya.

Tiba-tiba seorang pria datang mendekati hinata, duduk di depannya. Hinata memandang datar pria di depannya, membuat pria itu tertawa.

Naruto menyipitkan matanya. Dia lalu berbalik menatap neji, "Hei,, itu orangnya.." dia seketika menarik ujung baju neji untuk mendekat ke arah luar jendela, sedangkan naruto mundur bersandar ke arah jog mobilnya. Neji menatap pria yang sedang duduk di hadapan hinata. Dia tampak menyeringai dan hendak akan berdiri mendekati hinata. Neji menggeram kesal. Dia melihat pria itu berjalan ke arah belakang kursi hinata lalu mengelus rambutnya pelan, helai demi helai terlepas dari genggamannya, dia lalu tertawa agak keras lalu berjalan kesamping hinata, menundukkan wajahnya ke dekat hinata dan membisikkan sesuatu yang membuat hinata membelalakkan matanya, lalu menatap pria itu. Pria itu kembali tertawa. Dia lalu berjalan duduk kembali ke kursinya. Hinata hanya menggeram kesal, dia mengepalkan kedua tangannya menahan kekesalan. Sebelum pria itu mulai berucap kembali, naruto dan neji telah masuk ke restoran itu.

Naruto mendudukan pantatnya secara kasar dan menatap datar pria yang duduk di depan mereka sekarang, neji ikut duduk tapi menatap tajam pria itu. Sementara hinata hanya menatap keduanya kaget.

"Wah,, hebat sekali kau tuan... Kau bahkan berani menyentuh rambut tunanganku dengan tangan kotormu itu..." sindir naruto yang kini duduk di samping kanan hinata, sedangkan neji duduk di samping kiri hinata. Hinata menatap kakaknya dan teman kakaknya itu secara bergantian.

Pria itu kembali tertawa "Aaaah maaf,, aku tidak tahu dia tunanganmu.." sindirnya balik. Naruto tertawa iblis. dia lalu menatap pria itu penuh remeh.

"Hei tuan,, sebentar lagi kau dan semua kebusukanmu itu akan terbongkar!!!!" ucap naruto kini mengubah tatapan remehnya menjadi tatapan datar, dingin dan mengancam. dia berdiri dari duduknya berjalan mendekati pria itu dan membungkukkan badannya sedikit ke arah telinganya dan membisikkan sesuatu yang membuat nyali pria itu hilang seketika.

"Kau tidak tau berhadapan dengan siapa tuan, nyawamu berada tanganku, aku bahkan tidak tahu apakah kau akan mati hari ini dengan tembakan yang akan ku lesatkan tepat di otak licikmu itu... Menjauhlah dari tunanganku,, atau kau akan tahu akibatnya" naruto kembali menegakkan badannya, tapi masih menatap datar pria itu. pria itu bangkit dari duduknya dan menatap naruto ketakutan dan keringat dingin. dia lalu pergi meninggalkan mereka semua.

Naruto membalikkan badannya menatap hinata. "Kau tidak apa-apakan hinata??" tanya neji khawatir. dia mengelus pelan pipi adiknya. hinata tersenyum dan mengangguk pelan. Naruto menatap keduanya agak lama, dia tesenyum singkat. dia lalu mengangkat kedua tangannya dan menatapnya. Entahlah, dia hanya merasa,, dia ingin begitu dekat dengan hinata, dia ingin melindungi hinata, dia ingin menyentuh pipi hinata, sama dengan yang dilakukan neji pada hinata. Entah kenapa hatinya memberontak mengalahkan apa yang di perintahkan otaknya. dia... Dia ingin menggantikan neji, dia... Dia menyukai hinata....

Neji menatap naruto yang masih menatap tangannya, melamun.

"Naruto" panggilnya. membuat naruto sadar dari dunianya. dia lalu tersenyum lebar dan melangkahkan kakinya kembali duduk disamping hinata. dia menatap rambut hinata. Dan hinata menundukkan kepalanya saat naruto telah duduk di sampingnya. Entah, hal apa yang membuat seorang hinata yang bahkan tidak menyukai cowok itu menunduk malu, bisa dilihat dari wajahnya yang sedikit bersemu merah.