Diskusi (1)

3.8K 230 3
                                    

Neji menatap sendu hinata yang kini tidur di dekat ayahnya. Ayahnya belum sadar, dan berbagai alat terpasang mulai dari oksigen non rebrithing mask, bed side monitor yang tersambung dengan beberapa kabel yang kini tertempel di bagian dada hiasi dan bagian bawah perut, terpasang infus di tangannya, oxymeter di ibu jari hiasi..

Neji tak tahan melihat keadaan ayahnya sekarang. Dia memilih untuk pergi meninggalkan ruangan itu.

Saat dia keluar dari pintu itu, dia mendapati sakura sedang berbicara serius dengan naruto dan nampaknya naruto juga mengangguk pelan menanggapi beberapa perkataan sakura. Semenit yang lalu sai sudah pulang karena dia masih punya kesibukan lain, karenanya yang di rumah sakit sekarang hanya neji, naruto dan hinata.

Neji memutuskan untuk mendekati keduanya.

"Ada apa naruto???" tanyanya saat berada di dekat naruto membuat sakura dan naruto mengalihkan pandangan mereka menatap neji.

"Ah, tidak dokter hanya bertanya padaku tentang obat yang sering paman minum... Ku pikir itu ada pada adikmu neji" ucapnya. Neji menatap sakura. Dia berdeham

"Kalau itu, nanti akan aku tanyakan pada hinata dokter" ucapnya. Sakura mengangguk pelan.

"Akan ku tunggu sampai besok... Aku hanya ingin memastikan sesuatu... Aku curiga akan satu hal..." ucap sakura seraya berfikir. Neji dan naruto saling tatap. Apakah mungkin pemikiran dokter pink itu sejalan dengan pemikiran mereka.

"Kami juga berpikir begitu dokter..." potong neji cepat. Membuat sakura kembali menatapnya.

"Benarkan?? Pasti ada hal yang aneh!! Karena ku tau ayah hinata tak pernah memiliki riwayat penyakit apapun... Dia sangat sehat... Tapi..." sakura menggantungkan kalimatnya membuat neji dan naruto saling tatap kembali. Pemikiran dokter pink itu hampir 100 % benar, tapi apa benar ayah neji tak memiliki riwayat penyakit apapun??

"Kenapa dia mengalami lemah jantung??" dia kini menatap keduanya yang lalu menatap sakura juga.

Sakura memiringkan kepalanya sedikit, dalam posisi berpikir kembali. "Yah, penyakit yang di derita ayah hinata bisa dari keturunan, atau penyakit infeksi.. Atau bahkan dari penyakit DM.. tapi ayah hinata tidak punya penyakit DM.." dia menatap neji dan naruto kembali. "Apa itu pengaruh alkohol?? Tapi, aku yakin ayah hinata kuat karena daya tahan tubuhnya baik... Mana mungkinkan??" dia bergumam pelan kembali berpikir, lalu kembali menatap keduanya "hmm... Satu-satunya cara untuk mengetahui penyebabnya hanya satu.. Kalian harus menemukan obat yang dikonsumsi ayah hinata dan kita akan mendiskusikan ini nanti..." akhir sakura "baiklah, aku permisi dulu.." sakura lalu pamit meninggalkan keduanya yang sekarang saling tatap lalu mengangguk yakin setelah sakura meninggalkan mereka.

"Kita harus mencari tahu secepatnya neji..." neji mengangguk setuju dengan perkataan naruto.
.

.

.

.

.

Skiip time..

Naruto berlari menuju ruangan sai. Dia bahkan hampir menabrak beberapa orang yang berjalan di selasar rumah sakit. Hasilnya, dia tak mendapati sai berada di ruangannya. Naruto menghembuskan nafasnya secara kasar dan berbalik hendak akan pergi, namun di urungkannya ketika melihat seorang perawat yang selalu di dekat sai saat memeriksa pasiennya.

"Ano,, sumimasen..." ucap naruto mendekati perawat itu. Perawat itu berbaik menatapnya "ada apa tuan?" tanyanya.

"Hmm kalau boleh tahu dokter sai ada dimana yah??" tanya naruto

"Ooh.. Dokter sai ada pertemuan di suna dengan dokter-dokter yang lain" jelasnya

"Hm??" naruto mengernyitkan keningnya heran "dokter-dokter yang lain?? Maksudmu semua dokter ikut pertemuan itu??" tanya naruto balik. Perawat itu menggelengkan kepalanya.

"Tidak, hanya dokter-dokter didikan dokter tsunade sensei saja, yaitu cucunya dokter sakura, dokter sai, dokter shikamaru dan dokter hinata..." jelas perawat itu. Naruto mengangguk. Pantas saja pagi-pagi sekali dia tak melihat hinata di ruang icu.

"Baiklah... Terima Kasih atas infomu nona!!" ucap naruto tersenyum lebar. Perawat itu membalas senyuman naruto dan mengangguk pelan. Naruto lalu meninggalkan perawat itu dan menuju ke ruang icu tempat ayah neji di rawat.

"Neji" panggil naruto. Neji menoleh "ada apa??" tanyanya "kita harus ke suna... Aku sudah menelpon sai tadi,,, dia berada di rumah sakit suna sekarang dan aku menyuruhnya mengambil obat yang dikonsumsi paman hiasi..." jelas naruto. Pandangan neji kini beralih pada ayahnya yang masih terbaring lemah di bednya dan tak sadarkan diri. Dia lalu menatap naruto kembali.

"Lalu,, bagaimana dengan ayahku??" tannya neji.

"Aku sudah menelpon kak itachi dan dia akan menyuruh zetsu datang kemari menjaga ayahmu..." jelas naruto lagi "Sebentar lagi dia akan datang" lanjut naruto.

Tak lama kemudian zetsu datang. "Kak zetsu tolong yah!!" ucap naruto. Zetsu menatap keduanya dan mengangguk.

"Serahkan padaku,, aku akan membunuh siapa saja yang mendekati ayah neji" ucapnya tak gentar. Membuat neji dan naruto tersenyum. Mereka yakin ayah neji akan aman di tangan zetsu. Mereka berdua pun pamit pada zetsu.

"Hei, kita harus melapor pada sasuke dulukan??" tanya neji. Naruto mengangguk "iya, aku tahu... Saat menelpon kak itachi aku menanyakan keberadaan sasuke dan ternyata dia berada dengan kak itachi menghadiri sebuah pertemuan dengan pemimpin perusahaan sabaku corp yaitu adik temari. Temari juga berada disana dengan sasuke.." jelas naruto. Neji mengangguk. Mereka lalu memasuki lift dan turun ke lantai bawah menuju tempat parkir mengambil mobil naruto, neji dan naruto akan naik mobil sport milik naruto. Segera saja kedua orang itu lalu pergi ke suna

New chap up...
Mohon vote dan komentarnya.. 😚

Always with you✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang