Berhenti Mendekat

5.3K 298 6
                                    

Sasori mengantar sakura sampai ke pintu apartemennya. Dia lalu menatap sakura yang kini melangkah membuka pintu apartemennya.

"Kau yakin tidak mau kakak temani?" tanya sasori sebelum pergi. Sakura mengangguk dan tersenyum simpul. Kakaknya ikut tersenyum.

"Baiklah,, kalau begitu kakak pergi dulu" pamit kakaknya. Sakura masih tersenyum melihat kepergian kakaknya. Dia hendak akan memegang gagang pintu apartemennya sebelum dia berbalik ragu dan kembali mengejar kakaknya yang sudah agak jauh.

"Kakak?" panggilnya. Kakaknya menghentikan langkahnya mendapati adik kesayangannya tengah menatapnya ragu. Dia membelai surai hitam adik kesayangannya itu.

"Ada apa imotou??" tanyanya lembut. Sakura menundukkan kepalanya dan sedetik kemudian dia menatap langsung wajah kakaknya. Kakaknya agak kaget ketika sakura menatapnya begitu, secara tiba-tiba.

"Ada apa?? Kau membuatku takut sakura..." ucapnya diakhiri tawa kecil.

Sakura masih menatap sasori ragu. Namun sedetik kemudian, sakura berucap, "Kakak, aku merindukan pekerjaanku yang dulu..."

Sasori menatap sakura lama, lalu tersenyum.

"Hei, sakura... Kakak bukan tipe orang yang mengekang dan mengancam seseorang.. Jika kau ingin kembali ke profesimu yang dulu... Maka, kaka akan mendukungmu.." senyum kakaknya bahagia.

Seketika perkataan kakaknya membuatnya sangat bahagia bukan main. Ia sangat bahagia dan memeluk kakaknya erat membuat kakaknya tertawa pelan. Kakaknya lalu menepuk Puncak kepalanya.

"Sudahlah ini sudah malam... Tidurlah" pinta sasori lembut. Sakura mengangguk pelan.

"Dan, yah... Jika kau ingin mundur, kau bisa menghubungi kakak... Kakak akan mengurus semuanya,, termasuk menghentikan perlindungan dari anbu itu" sasori mengakhiri pembicaraannya dan tersenyum. Sakura ikut tersenyum lagi "aku menyayangimu kakak!!" ucapnya girang lalu mengecup pipi kanan sasori lalu berlari memasuki apartemennya.

Sasori tersenyum melihat sakura yang sudah masuk ke dalam apartemennya. Dan,, saatnya dia balik ke rumahnya.

Sakura menghempaskan tubuhnya ke kasur empuknya. Matanya menerawang langit-langit kamarnya.

Ya, dia akan mengakhirinya, setelah dia menyatakan perasaannya pada kuronekonya. Mungkin saja, yang dilihat tadi hanya temannya. Ya, hanya temannya...
.

.

.

.

.

Keesokan harinya di apartemen sakura...

Ceklek

Temari membuka pintu apartemen sakura pelan.

"Hei temari, kau seperti pencuri saja, kau memasuki apartemennya tanpa memberitahukan pada sakura dulu" ingat naruto yang memang benar, mereka belum memberi tahukan sakura kalau mereka akan datang.

Temari menatap bosan naruto.

"Ayolah naruto, sakura adikku.. Dan dia maklum jika aku melakukannya.." cibir temari agak kesal. Naruto hanya mengangguk pasrah.

Ketika mereka melangkah masuk, tiba-tiba sakura dengan wig hitam panjang bergelombangnya sudah siap dengan pakaian santai. Dia tersenyum menatap naruto dan temari di depannya.

"Wah!!" naruto agak terkejut begitu pula dengan temari.

"Kau sudah tahu??" tanya temari dan di balas anggukan dari sakura.

"Neji-nii yang memberitahukan semuanya padaku.." dia menggoyang-goyangkan poselnya dan tersenyum lebar memamerkan deretan gigi putihnya. Naruto dan temari hanya tersenyum.

Always with you✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang