Hyuga Hiasi

4.2K 247 3
                                    

Naruto melajukan mobilnya di atas rata-rata. dia menyalip setiap mobil di depannya tanpa memperdulikan hinata yang sangat ketakutan akibat kegilaannya mengemudi. tak sampai 30 menit mereka sampai di Konoha Internasional Hospital. dengan cepat naruto turun dari mobil dan membuka pintu untuk hinata dan langsung memapah ayah hinata masuk ke dalam rumah sakit. Dia berteriak memanggil dokter panik, sangat panik. Sementara itu hinata hanya menangis melihat ayahnya yang di papah naruto.

Akhirya sakura dan beberapa perawat datang dengan wajah yang panik juga. Sakura lalu meminta perawat lain mengambil bad. Hiasi lalu di gulingkan di atas bad itu.

"Bawa Tuan Hiasi ke ruang operasi!!! Dan siapkan darah AB - untuknya ayo, ayo, ayo!!!!!!" dengan cepat para perawat itu langsung mendorong ayah hinata ke ruang operasi. Sakura, hinata dan naruto setengah berlari mengikuti para perawat.

Sesampainya di pintu ruang operasi, sakura berhenti dan menatap naruto dan hinata.

"Maaf, tapi kau tahukan hinata... Kau dan temanmu ini tidak boleh masuk... aku akan memberikan yang terbaik agar paman Hiasi sadar..." Sakura mencoba tersenyum, berharap kata-katanya bisa menghibur hinata. hinata mengangguk dalam tangisnya. Setelah itu sakura masuk ke dalam memulai operasi ayah hinata, lampu tanda operasi juga sudah menyala

Hinata masih menangis. naruto yang melihatnya langsung mendekatinya dan mengelus punggungnya pelan, berharap elusannya bisa membuat hinata tenang.

Hinata lalu menatap naruto "Ne, tuan?? Ayahku akan hidupkan???" tanyanya pesimis. sontak membuat naruto langsung membelalakkan matanya kaget.

"Hei,, dengar!!! Paman akan baik-baik saja!! dia orang yang sangat kuat kau tau.... Aku sangat mengenal paman Hiasi,, dia tak akan mudah mati begitu saja hyuga-san" naruto mengguncang pundak hinata dan menatap hinata mata hinata, berharap di mata itu ada secerca kepercayaan dan rasa optimis bahwa ayahnya bisa hidup. Hinata mengangguk pelan, dia lalu menghapus air matanya dengan punggung tangannya dan menatap lampu tanda operasi. Naruto juga melepaskan tangannya yang tadi memegang pundak hinata, dia ikut menatap lampu operasi itu, lalu menatap hinata.

"Ano,, hyuga-san gomen, aku keluar dulu... aku akan menelpon neji dan memberitahukan ini padanya.." ucap naruto. hinata mengangguk tanpa menatapnya. Akhirnya naruto keluar menuju luar rumah sakit dan menelpon neji.

.

.

.

.

.

.

"Hm??? Naruto??? Sedang apa kau di sini??? Siapa yang sakit???" tanya sai saat melihat naruto berada di bangku taman rumah sakit. dia baru menyelesaikan shif sorenya. dia lalu bergabung dengan naruto duduk di bangku taman. naruto merasa frustasi. dia menatap sai, ingin menceritakan semuanya padanya. Sebentar lagi neji akan datang ke rumah sakit.

"Hei sai," panggilnya menatap sai sedih. sai mengeluarkan senyum palsunya "Ada apa tuan kyubi, ini bukan dirimu yang biasanya, kau tahu??" naruto mengangguk lemah. "Entahlah, aku merasa lemah saja jika harus melihat paman Hiasi sedang di operasi" sai mengernyitkan alisnya heran.

"Hiasi??? Apa maksudmu Hyuga Hiasi???" tanya sai ragu. Naruto menatap sai dan mengangguk. sai memanggut-manggut. "Jadi, ayah hyuga-san itu dekat denganmu???" tanyanya lagi. Naruto kembali mengangguk. "Dia bahkan sudah menjadi pengganti ayahku saat aku tak tinggal di rumahku..." ucap naruto lemah. sai kembali memanggut-manggut.

"Kau tahu cerita dari clan Hyuga???" sai berdiri dari duduknya dan menatap naruto dengan pandangan penuh misteri. Naruto memandangnya heran "Cerita?? Maksudmu!!!" teriaknya. sai tertawa pelan. "Kau akan tahu setelah kau menghubungi tuan shiro dan menyuruhnya bergabung dengan kita" naruto masih menatap sai heran "Aku akan membeli minuman di toko seberang.. aku harap setelah aku balik, kita akan berkumpul disini.." ucap sai lalu berlalu meninggalkan naruto yang masih dipenuhi tanda tanya.

Always with you✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang