Cemburu (2)

4.8K 264 4
                                    

PLAAAAK

Tamparan keras di pipi karin membuat dia tersungkur di lantai. Sudut bibirnya juga berdarah. Seketika dia menangis dan mengelus pipinya yang sangat sakit.

Laki-laki di hadapannya berdiri mendekatinya.

"Kau manusia tak berguna!!!!" teriaknya lalu menjambak rambut merah panjang karin.

"Kau bahkan tak bisa membawa teman cucu tsunade!!!" dia kini melepas jambakannya dan menjauhi gadis itu, dan membelakanginya menatap pemandangan malam kota Jepang.

"Harusnya kita sudah membunuh tsunade senju dan merebut semua asetnya!!!" teriaknya lalu berbalik menatap tajam karin yang masih menangis.

Tiba-tiba seorang laki-laki berambut perak ke abu-abuan memasuki ruangan itu. Dia menatap karin sejenak, lalu menatap laki-laki yang tengah terlihat sangat kesal.

"Tenanglah pain... Karin tidak salah... Kalau kau menuntut kesalahan, kesalahan itu berasal dari kabuto! Dia terlalu bernapsu untuk berhubungan intim dengan gadis model itu..." laki-laki itu melewati karin dan membela karin. Menurutnya, keadaan karin terbilang sangat menyedihkan. Pasalnya sang kekasih shisui di kabarkan telah meninggal. Dan sekarang, dia harus menerima siksaan dari pain.

"Diam kau hidan!!!" hadriknya lalu menatap karin yang masih menangis "Jangan membela wanita jalang ini!!!" dia menatap tajam karin. Kemudian pergi meninggalkan keduanya yang masih di ruangan itu.

Hidan lalu membalikkan badannya menatap karin "Sudahlah.. Jangan menangis! Kau sudah berusaha dengan baik.." ucap hidan lembut lalu mengelus Puncak kepala karin membuat karin langsung memeluk hidan dan menangis diperlukannya.

Hidan tersenyum lembut. Perlahan rahangnya mengeras ketika membayangkan wajah cantik sakura. Sakura. Ya, dia yang sudah membuat karin menangis. Dia harus membunuh gadis itu segera. Dia lalu menyeringai iblis membayangkan bagaimana dia membunuh sakura.
.

.

.

.

.

"Baiklah,, bagaimana keadaanmu??" tanya shikamaru setelah sakura, temari dan tentu saja dirinya berada di apartemen sakura. Temari menatap wajah sakura yang kotor dan lusuh, serta gaunnya yang sudah robek dan terkena darah.

"Mmm" gadis itu mengangguk pelan. Dia menundukkan kepalanya dalam.

"Ada apa denganmu saku??" tanya shika agak khawatir. Sakura hanya diam. Oh, ayolah mana mungkin dia akan bilang dia kangen dengan pekerjaannya sekarang? Dan ada temari di sini.. Ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengucapkannya.

"Ahh.. tidak ada apa-apa shikamaru" ucap sakura pada akhirnya. Sungguh, malam ini dia sangat merindukan pekerjaannya, dia merindukan rumah sakit, dia merindukan teman-temannya dan, ohh,, sial ini sungguh membuatnya malu,, dia bahkan merindukan neneknya sekarang dan ingin kembali ke rumah sakit.

"Ku rasa sebaiknya sampai sini saja kalian mengantar aku" sakura berhenti dan membalikkan badannya menatap temari dan shikamaru secara bergantian dan memaksakan sebuah senyuman. "Tapi..." keduanya hendak protes. Pasalnya setelah kejadian yang hampir merenggut nyawanya itu, dia kini langsung mengusir mereka berdua? Oh, ayolah dia hanya meminta mereka pergi bukan mengusir... tapi itu sama saja.

Sakura dalam mode memohon pada keduanya. Membuat kedua orang itu langsung mengangguk mengiyakan.

"Baiklah, kami akan mengantarmu sampai depan pintu!" minta temari tegas dan di balas anggukan shikamaru. sakura terkekeh dan mengangguk pelan.

"Hehehe,, kalian seperti ayah dan ibuku saja" sakura lalu berhenti tepat di depan pintu apartemennya. sebelum dia masuk ke dalam, dia menatap temarin dan shikamaru.

Always with you✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang