Penangkapan hinata

3.7K 223 6
                                    

Utakata berdiri dari duduknya menuju ke arah jendela kaca di samping mejanya lalu memandang kumpulan mobil dan orang yang berlalu lalang. Pemandangan kota suna agak ramai malam ini, beberapa mobil terdengar mengelakson pejalan kaki yang memotong jalan saat lampu hijau, pejalan kaki itu menundukkan setengah badannya meminta maaf lalu berlari ke trotoar jalan.

Senyum utakata terlihat sangat menyeramkan. Dia mengingat sesuatu yang membuatnya senang.

5 menit yang lalu....

Utakata membukakan pintu untuk tamu spesialnya.

"Pain!!!" sambutnya pura-pura senang. Pain, pria berambut orange, dan berindik 6 di masing-masing bagian kanan dan kiri hidungnya itu langsung menepis tangan utakata yang menyambutnya.

"Jangan sok akrab denganku!!" hadriknya. 2 orang di belakangnya duduk tanpa menunggu utakata memerintahkan mereka duduk. Utakata mengalihkan pandangannya dan menatap kesal kedua orang itu.

"Hey! Jangan menatap kami seperti itu tuan utakata!!!" bentaknya tak suka "Ingat, berkat kami... Kau akan mendapatkan hyuga sialan itu!! Dan kau bisa membuat hyuga corp untuk kami, dan anak dari hiasi itu jadi milikmu!!" utakata menyeringai. Dia lalu membalikkan badannya menatap pain yang sekarang sedang menatap pemandangan di jendela kaca milik utakata.

"Lakukan apapun... Asal hyuga corp milikku..." tegasnya kemudian berbalik menatap utakata. "Selesaikan dengan bersih tanpa meninggalkan jejak... Kau akan mati di tanganku jika kau meninggalkan jejak kami..." ancam pain menepuk pelan pundak utakata. Seketika utakata mengeluarkan keringat dingin, dia sangat ketakutan dengan pandangan dingin, tajam dan menusuk dari pain serta ancamannya.

Dengan susah payah dia menegukkan ludahnya dan mengangguk ketakutan. Setelah itu pain dan dua orang tadi keluar dari ruang kerja utakata
.

.

.

.

.

"Hinata,, kau akan jadi milikku!!!" gumamnya lalu tersenyum licik.

Keesokan paginya...

Hinata membuka tirai yang menutupi jendela ruang rawat ayahnya, perlahan sinar Mentari memenuhi ruangan ber ac itu. Hinata tersenyum menatap ayahnya yang masih berbaring menutup matanya. Ayahnya tidak tidur, dia sudah bangun 5 menit yang lalu. Tak lama kemudian, seseorang membuka pintu. Hinata mengalihkan pandangannya menatap orang yang membuka pintu yang ternyata adalah ayahnya dan.... Dia memiringkan kepalanya menatap 3 orang yang berada di belakang kakaknya.

"Hai hiasin-kun~" sapa kushina muncul dari balik badan neji. Hiasi membuka matanya kaget, seakan mendengar suara seseorang yang sangat dan harus dia hindari. Kushina nyengir kuda sementara hiasi menatapnya horor. Minato suami kushina tertawa melihat reaksi hiasi.

"Heii!! Tenang saja... Kami tidak akan membahas masalah itu... Kami hanya datang, karena ku dengar dari naruto-kun kau sakit hiasi-san.." ucap kushina mendekati hiasi. Cengirannya di wajah ayunya masih sangat lebar hiasi lihat. Akhirnya hiasi hanya mendesah pelan dan pasrah. Dia senang di kunjungi calon besannya. Haaah!!? Caloon besaan??!!! Yap, sebenarnya sudah agak lama kushina, minato dan hiasi akan menjodohkan naruhina... Dan pastinya naruhina gak tahu masalah ini. Ok back to story...

Naruto menatap hinata sekilas. Sekilas, hanya sekilas saja.. Lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tak lama kemudian, neji muncul dari pintu ruang rawat ayahnya. Dia mendapati kedua orang tua naruto sedang berbincang-bincang dengan orang tuanya, dan naruto,, entah mengapa dia menangkap basah naruto sedang menatap adiknya dengan pandangan yang sulit di artikan. Dia menatap heran naruto yang sekarang sudah menundukkan kepalanya ke bawah dan mendesah berat, seakan-akan dia akan kesulitan mendapatkan hati hinata... Hei!!! Seorang namikaze naruto kesulitan mendapatkan hati seorang hyuga hinata??? Ayolah,, bahkan ini sangat mudah bagi naruto. Kurang apa dia?? Pintar, tampan, energik, murah senyum dan penuh karisma... Siapa yang menolak suruh kelebihannya itu?? Ya, walau kadang-kadang dia sedikit ceroboh dalam hal lain.

Neji mendekatinya dan menepuk pundaknya pelan. Naruto agak kaget melihat neji. Neji tersenyum dan mengajaknya keluar ruangan tanpa diketuhui orang tua mereka dan hinata.

"Jadi,,??" neji menunggu naruto bicara. Naruto menatap pintu ruang kamar ayah neji, dia takut nantinya akan ada yang membuka pintu itu dan mendengar pembicaraan mereka.
Naruto berdeham pelan lalu mengangguk pelan. Matanya beralih menatap neji yang di depannya, mata itu seakan menunjukkan bahwa dia minta maaf pada neji. Yang di tatap malah tertawa pelan.

"Hei! Aku tidak akan memakanmu naruto!" candanya. Dia menghentikan tawanya dan segera menatap naruto kembali "Kau benar-benar menyukainya??" tanya neji sambil menatap pintu ruang rawat ayahnya. Naruto menunduk, kali ini wajahnya merona mendengar pertanyaan neji.

"Lalu, kenapa tak bilang???" tanyanya tersenyum jahil "Aku... Aku tak bisa aku..." tiba-tiba perkataan naruto tehenti ketika pintu ruang rawat neji terbuka. Tampaklah hinata yang kini menatap neji, lalu naruto agak lama, lalu tersenyum pada naruto membuat jantung naruto berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Hinata, benar-benar tidak baik bagi jantungnya....

Hinata menatap lama naruto begitupun naruto, sementara neji menatap keduanya dan tersenyum jahil.

"Hei naruto bukankah kau harus pergi ke rumah sasuke??" naruto teringat akan hal itu, dia menatap neji dan nyengir sambil menggaruk kepalanya.

"Aah ya,, aku harus pergi sekarang" pamitnya lalu meninggalkan duo hyuga itu. Ketika naruto pamit, hinata juga pamit pada kakaknya.

Hinata melangkahkan kakinya perlahan menuju ke ruangannya. Dia tak menyadari bahwa ada orang yang mengikutinya dari belakang...

"Hmmp... Hmmmpp" kesadaran hinata hilang setelah dia merasakan seseorang menyuntikkan obat bius pada tangannya.

"Yo teme!!" sapa naruto girang. Dia melihat sasuke baru keluar ruang periksa dokter sakura. Naruto berjalan di dekat sasuke dan menatap sasuke yang sedari tadi menatap ponselnya.

"Apa yang kau lihat teme??? Bokep yaaah!!!???" ucap naruto agak keras membuat sasuke menatapnya tajam.

Pleetaaak

Sasuke memukul kepala sahabatnya agak kuat membuat naruto menggerutu "Hei kau akan membuat diriku bodoh kalau kau terus melakukan itu padaku baka!!!" sasuke tak peduli dia kembali mengutak-atik ponselnya. Karena sasuke tak begitu peduli pada sasuke akhirnya naruto memilih memainkan ponselnya. Tak lama setelahnya dia ingat telah memasukkan kamera kecil pengintai yang di taruh di dalam tas hinata. Dia lalu mengecek keberadaan hinata. Dia mengernyit bingung ada apa?? Kenapa hinatanya tidak bergerak??? Bukankah sudah waktunya dia pulang???

Tiba-tiba ponsel naruto berbunyi. Naruto mengangkatnya.

"Naruto, hinata di culik!!!!!"










Hy minna!!! Saya balik lagi nih.. Ada yang kangen gak?? Hehehe.. Maaf jarang up lagi kurang mood buat nulis trus masih sibuk urusan kampus... Hehehe mohon vote dan komennya yaahh.. 😚

Always with you✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang