Chapter 15

83.4K 6.9K 593
                                    

Hai...

Lovely dan Ncan menyapa again 👋🏻

Lovely dan Ncan menyapa again 👋🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulmed: Perfect, Ed Sheeren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Mulmed: Perfect, Ed Sheeren. Request-an dari salah satu reader. 😆

Happy Reading


Kedua mata Jayden terpatri lekat menatap paras Lovely yang berdiri tepat di hadapannya tengah mengoleskan minyak Tawon yang berbau agak menyengat dan mengganggu penciuman, tetapi ia tetap bergeming dengan tubuh membungkuk untuk memudahkannya mengobati—meski di hati, ia sebenarnya tidak perlu hal-hal seperti ini. Ia sering terluka. Bahkan bisa dikatakan terlalu sering.

Robek di pelipisnya saja bukan hal besar untuknya. Apalagi cakaran seperti ini, mana terasa.

Di samping kesibukkan tugasnya sebagai mahasiswa semester akhir, dalam satu minggu ia masih bisa menyempatkan diri pergi latihan 2 sampai 3 kali ke tempat Taekwondo atau Karate meski ia sudah terbilang mahir dalam kedua olahraga beladiri tersebut. Bahkan di akhir pekan, jika tidak bermain ke tempat hiburan malam, kadang tanding tinju bersama teman-temannya yang lain.

Banyak memar pada sekujur tubuhnya sehingga goresan seperti ini bukan sesuatu yang menyakitkan. Dari kecil, ia dilatih agar tahan akan hal yang menantang adrenalin dan tidak jarang menyebabkan ia terluka hingga lebam lebih sering menghiasi tubuh atletisnya. Sehingga sekarang, hantaman kadang membuat ia mati rasa. Mungkin itu juga alasan mengapa ia sering keluar menjadi pemenang dalam berbagai pertandingan beladiri antar kota mau pun negara.

Atau, tubuhnya saja yang mungkin memiliki kelainan dan memang berbeda dari manusia pada umumnya. Ia tidak tahu.

Sulit merasakan sakit. Meski ia babak belur, namun baginya, pantang untuknya mundur.

Tapi, melihat perempuan berambut hitam panjang dengan mata coklatnya itu berdiri di hadapanya bersedia berbaik hati, mana mau ia melewatkan kesempatan disentuh oleh jemari lentik Lovely. Bukan. Bukan disentuh. Anggaplah diobati. Meski ia terlewat menikmati.

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang