Chapter 37

80.8K 7.4K 2.9K
                                    

Haloo.... Apa kabar? Pasti bertanya-tanya ya malam ini jadi up atau nggk? 😂😂

Kalau ada kata rancu, tolong koreksinya. Belum sempat edit. Perut keburu keroncongan perlu nyari asupan. 🤷‍♀️

Mulmed: Just a Dream (Christina Grimmy ft Sam Tsui) Cuma suka aja sama lagunya 😅


Happy Reading




Suara tinjuan Jayden pada samsak hitam yang menggantung di tengah ruang latihan terdengar saling bersahutan tanpa jeda pada dini hari di tengah gelap yang pekat di luar. Darah yang berasal dari buku jemari Jayden menempel pada samsak tersebut dan terlihat mengerikan. Sungguh, rasanya kepalanya akan segera meledak jika tidak mendapatkan luapan yang sempurna untuk pelampiasan emosinya. Buncahan sesak yang bergelayut nyeri dalam dada sukar untuk ia redamkan mengingat kejadian yang masih sulit untuk dipercaya di pesta pra kelulusan beberapa jam lalu.

Semuanya benar-benar kacau. Sangat kacau...

Setiap untaian kata tajam yang dilontarkan Jason seolah meraung memenuhi tempurung kepala. Meronta kuat seakan saling menerkam pada saraf otaknya. Disusul ungkapan demi ungkapan yang dikeluarkan Lovely untuk semakin membuatnya kelabakan.

Aku benci kamu, Jayden! Aku benci! Jangan menyakiti Kak Jason, ayah dari anakku. Tidak akan pernah ada siapapun yang pantas mengakui janin ini sebagai darah dagingnya, kecuali dia. Hanya dia! Bahkan kamu sekali pun tidak pantas bertingkah seolah yang paling berhak atas keberadaannya!

Sekali lagi dengan lantang ucapan itu menghantam ingatan, membuat satu kepalan keras melayang tanpa ampun pada samsak hitam itu dengan geraman tertahan. Jayden kepayahan. Darah segar mengucur nyaris menetes ke lantai dari buku jemarinya yang memar di tepian luka yang terbuka. Tetapi dia baik-baik saja. Getir dalam jiwanyalah yang lebih membuatnya serasa diporak-poranda.

Apa katanya? Jason adalah Ayah dari anak yang dikandungnya?

Jayden tersenyum penuh ironi, dengan kepalan tangan yang kembali merekat lagi. Membayangkannya saja ia tidak mampu. Sampai kapanpun, tidak akan pernah ada yang berhak mengakui anak di kandungan Lovely kecuali dirinya. Tidak akan pernah ada kecuali orang itu bisa melangkahi mayatnya!

Badan Jayden telah dilingkupi keringat yang mengalir deras membasahi setiap permukaan kulit kecoklatannya. Celana training panjang hitamyang melekat di pinggang ke bawah ia lepaskan menyisakan brief disertai otot-otot yang terlihat kuat hasil dari semua latihan bela diri bertahun-tahun serta olahraga yang mumpuni. Ia menghela langkah ke kamar mandi berharap ledakan emosinya segera menguap dengan dikucuri aliran dingin yang menerjang kepala.

Tidak terasa satu jam lamanya ia bergelut bersama benda mati itu hingga luka di tangannya semakin menganga dan terlihat mengerikan.

Berdiri di bawah kucuran air shower dengan kedua tangan bertumpu pada dinding, Jayden memejamkan mata. Tubuh telanjangnya dibiarkan menerima terpaan dingin bertubi-tubi yang menembus tulang berada di sana pada jam empat pagi. Satu menit pun jatah tidur belum ia dapatkan malam tadi. Dan setelah ini, ia harus bersiap-siap karena yakin orangtuanya tidak lama lagi akan menghubungi.

Sejenak, ia berusaha mengendalikan deruan napas, dan bayangan Sarah hinggap mengecoh setiap jengkal keheningan sebelum Jayden meninggalkan apartemennya. Ia masih menyempatkan diri menuntunnya ke kamar agar wanita itu memejamkan mata dan melupakan kejadian itu untuk sesaat. Meski, ketenangan tidak mungkin semudah itu didapat setelah kekacauan yang tidak diduga itu terjadi.

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang