Chapter 24

83.1K 6.5K 799
                                    

Hai, Ncan balik lagi... 😅😅
Buat nyenengin hati para jombs yang pura-pura hilang ingatan kalau ini malam minggu. 😆 😆

Mulmed: Sahabat Jadi Cinta

Mulmed: Sahabat Jadi Cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy Reading




Seusainya Jayden mengumpulkan kayu bakar untuk dibawa ke perkemahan, ia mendongak ke atas mengamati sekeliling dan menemukan sebuah bunga liar sejenis parasit yang tumbuh di batang pohon. Ia tidak tahu nama dari bunga itu. Tetapi dilihat dari tempatnya berdiri saat ini, bentuknya terlihat indah meski yakin tidak akan ada satu orang pun yang rela naik ke atas pohon tinggi itu hanya untuk sekadar memetiknya. Cantik, tapi tidak begitu menonjol jika dibandingkan dengan bunga yang dikenalnya. Namun, warnanya terlihat pure berwarna putih bersih. Dan ini mengingatkan akan seseorang yang sampai saat ini masih ia diamkan.

Mungkin ia harus berhenti bersikap dingin padanya. Lagipula, ada apa dengannya? Mengapa ia kesal melihat kedekatan mereka berdua? Lovely memiliki teman baru dan itu bagus untuk hidupnya. Benar, bukan?

Untuk hidupnya? Cih... seharusnya satu teman saja sudah cukup. Ia membatin tetap tidak rela berbagi Lovely dengan si ketua-yang-sok-pahlawan.

"Bunganya bagus yang di atas pohon itu," suara Beny di sebelahnya tiba-tiba terdengar. Dia sedang mendongak sambil bertolak pinggang.

Jayden menoleh sekilas, menyorotkan pandangan tidak suka. Dari banyaknya tempat, mengapa mereka harus dipertemukan lagi dan lagi?! Lelaki sok pahlawan ini seharusnya cepat enyah saja. Mengapa malah berada di sekitarnya dan ikut menyuarakan kekaguman yang sama atas bunga liar itu. Jangan-jangan dia pun ikut berpikir bahwa bunga liar itu mencerminkan sosok Lovely.

"Bunganya mengingatkan—"

"Nggak usah lebay. Sama sekali nggak mirip. Ngikut-ngikut aja lo!" Jayden sudah memotong ucapan Beny sebelum dia menyelesaikan kalimat seolah tahu sekali apa yang akan dikatakannya.

Lelaki itu menoleh. "Maksud lo apa sih?" Ia agak bingung mendengar ucapan sinisnya ketika menyuarakan opini pribadi.

"Nggak ada maksud apa-apa. Cuma jangan nyamain orang sama bunga," Jayden menarik lengan hoodie-nya sebatas siku dan berniat mengambil bunga itu untuk diberikan pada Lovely sebelum keduluan oleh si pahlawan kesiangan di sebelahnya. Mana tahu jika dia akan benar-benar mengambil bunga itu lalu diserahkan pada Lovely untuk menarik perhatian.

'Ini bunga aku ambil di atas pohon yang tinggi banget loh. Aku hampir jatuh ngambilnya. Tapi demi kamu, aku rela memanjatnya. Cuma Khusus buat kamu.'

Kemungkinan dia akan berucap begitu. Gombalan murahan yang seharusnya dienyahkan. Hoekss...

"Siapa juga yang mau nyamain orang sama bunga? Gue cuma mikir bunga itu mirip sama bunga yang biasa gue beliin buat nyokap."

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang