Chapter ini aku sempat unpublish. Anjirrlahh ada kekeliruan amat dashyatt dan nggak banyak yang ngeuh yaa, termasuk aku 😂😂😂 Bisa dibilang kehaluan yang HQQ.
Untuk Kak Ratna, makasih lho udah WA dan mau mengingatkan. 😘😘 Di bawah sana, ada beberapa bagian yang aku revisi dan sedikit adegan yang aku tambahkan. ❤️Mohon koreksinya jika ada typo bertebaran atau kata rancu.
Boleh mengkritik, tapi jangan lupa cantumkan saran :))
Happy Reading
Clara menarik tangan Yuji ketika lelaki itu baru saja ingin menghempaskan bokong di sofa sesampainya di kelab malam elite milik keluarganya.
"Ra, lo apaan sih?!"
Tanpa mengatakan apa-apa, Clara tetap menyeret tangan sepupunya—Yuji ke meja bar dimana seorang bartender sedang meracik minuman beralkohol untuk para pengunjung. Lumayan jauh dari meja biasa Yuji dan teman-temannya tempati di pojok kelab khusus untuk geng mereka saja saat berkunjung ke sini.
"Ji, tolongin gue," Barulah Clara bersuara sesampainya di depan bartender.
"Tolongin apaan?" Yuji hendak berbalik malas meladeni, langsung ditahan oleh Clara. "Lo kenapa sih udah kayak cacing kepanasan. Anak-anak bentaran lagi sampe."
"Makanya itu buruan tolongin gue."
Yuji menjitak pelan kepala Clara. "Nggak jelas lo." Tanpa banyak basa-basi lagi, Clara mendekat sambil berjinjit dan berbisik di telinga Yuji.
Yuji seketika mendorong tubuh Clara. "Gila lo! Lo ini..." Yuji mengangkat telunjuk ke wajah Clara. Bahkan cowok itu tidak bisa berkata-kata lagi kecuali mengembuskan nafas jengkel. "Lo kalo gila itu kira-kira. Jadi cewek punya harga diri dikit napa,"
Wajah Clara memelas. "Lo tahu gue cinta banget sama Jay. Dua tahun gue berusaha deketin dia tapi sampe sekarang gak pernah berhasil. Dan ini cara terakhir gue. Kalo emang cara ini juga gak berhasil buat bikin dia suka sama gue, gue dengan senang hati akan lepasin. Meski...agak mustahil ya. Karena gue yakin setelah malam ini, dia bisa jadi milik gue." Clara tersenyum penuh percaya diri. Wanita berpakaian mini dress ketat sepaha itu mengeluarkan sesuatu di dalam tasnya dan meraih tangan Yuji menghentakkan di sana dan dengan ogah-ogahan coba Yuji tepiskan.
"Gue udah berapa kali bilang, lo itu bukan tipe dia, Clara. Dia suka cewek cantik, elegan, seksi, pintar, dan yang pasti, itu bukan elo. Yang terakhir, dia gak suka cewek pecicilan. Apalagi murahan. Oh ada satu lagi yang mesti lo tahu," Yuji agak mendekat berbisik di telinga Clara diriuhnya suasana kelab. "Jayden suka cewek yang lebih tua!" Kemudian menyeringai puas setelah informasi dilontarkannya. Raut Clara mengeruh kesal.
"Lo itu kalo ngomong minta di gaplok ya?" Kesal Clara mendengar omongan Yuji yang frontal. "Emang pernah lo liat dia pacaran sama tante-tante, huh?"
Yuji mengibaskan tangan. "Udah deh lupain aja. Kalo nyokap bokap lo tahu, bisa mampus di kutuk jadi sate Taichan lo. Mending pulang gih sana. Heran gue, cinta boleh, bego jangan, sampe mau nyerahin diri lo segala. Cowok dikasih tai ayam aja dilahap kalo udah laper. Gak usah macem-macem deh."
"Iya! Kalo cowoknya itu elo. Buktinya gue telanjang bulet aja di depan dia taun baru kemaren, bangun aja enggak. Dia itu beda. Coba lo sebutin di kampus kita, siapa yang gak suka dia? Dikte satu-satu, cewek mana yang gak suka sama dia?! Ganteng parah, Atlet Taekwondo, Kapten Basket, anak pemilik Department Store terbesar di negara ini dan penyumbang dana terbanyak buat kampus kita. Keluarga dia kaya raya. Ditambah, dia pinter. Populer. Kurang apa lagi coba dia? Lo gak tahu aja banyak yang lebih gila dari gue bakal ngasih apa aja buat dia. Kalau dipikir-pikir juga, cuma keluarga dia yang di atas keluarga kita di kampus. Paling enggak, gue mau cowok yang gue gak pandang rendah status sosialnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars
Roman d'amourLOVELY ARIANA. Sejak kecelakaan yang merenggut nyawa sang Ayah, hidupnya dihabiskan lebih banyak di rumah atau di kampus dengan jadwal dua kali seminggu. Ia tidak suka bersosialisi. Ditambah, cacat pada kakinya karena kecelakaan itu membuat hampir s...