Chapter 28

60.1K 6.6K 1.3K
                                    

Haiii... 😆😆
Terimakasih untuk apresiasinya di chapter lalu-lalu 🙏🏻 You know, i wrote "Sakit yang Nikmat" versiku 😂🙆‍♂️ Jika sudah muak, boleh ditinggalkan. Jangan memperumit hidup 💁🏼 Sinchan memang gitu orangnya. Sombong dia 💆💆


Happy Reading

Aku membencimu.
Iri terhadap wanita yang mampu mencuri hatimu.
Sakit karena ketidakmampuanku menghentikanmu.
Dan berakhir tersenyum palsu meski sembilu menikam ulu hatiku.

***
Jayden mengacak rambutnya dengan kesal. Rambutnya yang semula rapi kini telah berantakan tidak lagi beraturan. Matanya perlahan memerah seperti kobaran api yang menyala-nyala seraya menatap ke arah motor yang membawa Lovely dan semakin menjauh dari pandangan. Sungguh, ia ingin berteriak, berlari mengejar motor lelaki itu, lalu memakinya.

Mengapa tiba-tiba pahlawan kesiangan itu berada di sekitarnya? Oh... jadi Lovely serius dengan ucapannya perihal menjalin hubungan dengan si Beny-Beny itu? Baik. Bagus! Sehingga ia bisa berhenti merasa bersalah akan hari itu. Hari apapun yang mereka lewati. Bagaimana mungkin dia bisa semudah itu melupakan apa yang terjadi di antara mereka berdua semudah membalikkan telapak tangan?!

Baik. Tidak apa-apa. Toh ia mencintai Sarah. Ia cinta mati padanya. Sarah wanita yang diincarnya sejak sekian lama. Akan lebih baik jika Lovely tidak memberatkan jalannya menggapai Sarah. Iya kan? Ini berita bagus, bukan? Mereka berteman. Lovely hanya menganggapnya sekadar teman. Lalu, apa? Ia juga menganggap Lovely sebagai teman. Memangnya apa lagi?

Ia tidak memiliki perasaan lebih padanya, kecuali rasa suka karena dia adalah temannya. Berbeda dengan perasaannya pada Sarah. Ia sedang berjuang untuk mendapatkannya, dan berusaha untuk bisa masuk ke universitas terbaik di Amerika supaya bisa tinggal di negara yang sama. Ia akan berangkat bersamanya ke sana setelah itu. Ia harus membuktikan pada Ayahnya dan keluarga Sarah bahwa ia akan menjadi pria yang matang sehingga pantas berada di samping putri semata wayang mereka. Lulus dari Harvard University tepat waktu, mengelola perusahaan keluarga, lalu melamarnya. Itu mimpi yang selalu mengepul dalam kepala. Semuanya sudah tertata sempurna. Mengapa ia harus mengacaunya?

Namun, sial! Kenapa kemarahan masih menguasai jiwanya?! Dadanya bergemuruh hebat. Napasnya memburu kasar. Sehingga untuk mencari pegangan, Jayden berbalik menghadap Sarah yang tengah berdiri kebingungan di dekat gerobak bubur.

Dia di sana. Tengah menatapnya. Wanita dengan balutan dress ketat dan rambut diikat ke atas menampakkan leher jenjangnya. Wanita yang kamu cintai. Wanita cantik dengan segala kesempurnaannya. Lelaki bodoh mana yang bisa menolak semua pesona yang dimiliki Sarah? Ia terlalu beruntung bisa menjadi lelaki yang bisa dipeluknya. Diberi perhatian olehnya. Dan diberi kesempatan untuk menikmati waktu lebih lama melihat senyum hangatnya. Untuk apa memusingkan hal yang seharusnya dienyahkan jadi angin lalu?

Lovely tidak mempermasalahkan ikatan pertemanan aneh yang dimiliki mereka. Lovely tidak menganggap semua penyatuan tubuh mereka berarti atau pun mengusik hidupnya. Tugasnya selesai. Seharusnya hanya sampai di sini dan saatnya mengucapkan goodbye.

Lamat-lamat, ia menghampiri Sarah tanpa melepaskan pandangannya. Sebisa mungkin ia menetralkan deruan napas yang tersengal akibat amarah yang belum sepenuhnya keluar.

Ia terdiam di depannya, bingung harus mengutarakan dari mana dulu sesuatu yang meninju hatinya.

"Lovely tadi sama siapa? Itu cowok yang bernama Beny?" Sarah bertanya, menautkan alis.

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang