Maaf baru bisa update 🙏🏻 Seminggu ini aku urusi PO CALLIA dan kebetulan orangtua juga lagi di Jakarta. Makanya jarang ada waktu untuk nulis. Orangtua selalu jadi prioritas utama lah wkwk
✨Happy Reading✨
Sometimes, when it doesn't work anymore, it just doesn't work.
Like, no point in trying to keep something that is already broken.***
Sedetik pintu lift tertutup, dengan ragu Jayden maju mendekati dan menekan tombol buka berulangkali. Ucapan parau Lovely terngiang jelas di kepala, namun terlalu sulit untuk dipercaya.
Aku harap, dia lebih mencintaimu dibanding aku?
Apa dia secara tidak langsung tengah mengakui perasaannya? Ya ampun... tapi tidak mungkin. Dia sendiri yang mengatakan beberapa minggu lalu bahwa ia tidak pernah menjadi lelaki spesial itu.
Sial. Sial.
Seharusnya ia bertanya lebih perihal pengakuan tiba-tiba Lovely tadi. Bukannya malah diam seperti patung saat dia menyuarakan ucapan tidak masuk akalnya. Ia hanya terlalu syok mendengar kalimat yang dilontarkan tanpa aba-aba itu. Semuanya berjalan terlalu cepat, hingga pikiran pun seolah beku dan tersendat untuk beberapa saat.
Harap-harap cemas seraya mendongak dengan jari telunjuk yang terus menerus menekan tombol lift, ia mengerang jengkel. Andai saja unit apartemennya tidak berada di lantai tertinggi. Pasti sudah dari tadi ia bisa mengejar dan menanyakan kejelasan ucapan Lovely.
"Damn it!" Umpatnya melihat arah panah yang tertuju ke lobi. Jayden melemparkan pandangan ke arah pintu darurat. Ia menimang-nimang untuk sesaat.
Jika menggunakan tangga darurat, akan percuma karena ia tidak mungkin berhasil mengejarnya. Perlu ia ingatkan sekali lagi, ia berada di lantai teratas gedung ini! Bisa patah tulang kakinya menuruni semua anak tangga itu. Sekali lagi ia mendengak mengecek arah panah lift sudah sampai di mana sambil tak hentinya bersumpah serapah, kemudian memukul pintu lift ketika kesabarannya sulit terkendali.
Terasa begitu lama angka panah itu berubah saat detik waktu seakan menentukan hidup dan mati. Mengesalkan!Ia benar-benar bertingkah berlebihan sekarang, bukan? Sungguh konyol. Padahal bisa saja Lovely hanya tengah bercanda. Lagipula, memang kenapa jika Lovely menyimpan rasa padanya? Tidak akan ada yang berubah. Ia tetap mencintai Sarah. Ia akan tetap melanjutkan kuliah di Amerika dan tinggal bersama. Sarah akan tetap menjadi kekasihnya. Lalu, apa? Jika dipikir-pikir, semua aksinya ini sungguh tidak perlu untuk dilakukan.
Kesintingannya kali ini benar-benar tidak tertolong.
Namun, saat pintu lift akhirnya terbuka, kaki sialannya malah buru-buru masuk ke dalam menapaki dengan tidak sabaran kemudian menekan tombol yang akan membawanya ke lobi.
Setibanya di lobi, Jayden kembali berlari mengedarkan pandangan ke luar. Langkahnya terhenti, dan pandangannya jatuh pada Lovely yang tengah menyeret kakinya baru saja akan sampai ke pintu gerbang di tengah guyuran rintik-rintik hujan.
"Lovely!" Panggil Jayden berjalan menghampiri sambil menghalau gerimis yang menaungi di atas kepala.
Entah terdengar atau tidak, Lovely tidak sama sekali menghentikan seretan langkahnya. Dia tetap tertatih menjauhi apartemen sekeras yang ia bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars
RomansaLOVELY ARIANA. Sejak kecelakaan yang merenggut nyawa sang Ayah, hidupnya dihabiskan lebih banyak di rumah atau di kampus dengan jadwal dua kali seminggu. Ia tidak suka bersosialisi. Ditambah, cacat pada kakinya karena kecelakaan itu membuat hampir s...