Chapter 41

77.1K 7.4K 2.4K
                                    

Baru selesai banget nih. Kalau ada typo, mohon koreksinya.

Happy Reading



Jayden duduk di tepi ranjang seraya membuka kancing kemejanya satu per satu. Helaan napas diembuskannya berkali-kali untuk meredamkan gebuan amarahnya terhadap pesan yang beberapa menit lalu dibacanya dari Jason. Untuk sesaat, ia melupakan tujuan utamanya menikahi Lovely. Padahal ia yakin dan memang jelas sekali alasan terbesar pernikahan ini ada karena sebuah tanggung jawab yang harus dijalani untuk calon anaknya.

Ia meninggalkan cinta di hidupnya karena kesalahan yang ia perbuat. Benar. Dari awal hubungan aneh antara dirinya dan Lovely adalah sebuah kesalahan. Untuk apa pula ia menikahi seseorang yang keras kepala jika bukan karena rasa pertanggungjawaban, sementara ia telah memiliki Sarah yang lembut dan amat sangat diinginkan. Ia yakin perasaan itu belum berubah hingga sekarang.

Cukup lama ia termenung, berkelana dengan segala pikirannya entah berapa lama, ia mendongak ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Lovely di sana mengenakan piyama panjang berwarna pink muda berbahan satin. Kemungkinan piyama itu telah disiapkan oleh pengurus kamar ini atau ... entahlah. Ia tidak paham. Yang pasti piyama itu satu pasang dengan miliknya yang tergeletak rapi di atas meja. Ia bahkan baru sadar kalau di atas ranjangnya telah ditaburi banyak sekali kelopak bunga mawar merah yang kini beberapa dari mereka telah berceceran ke bawah.

Lama, Jayden memandangnya. Melihat wajah putih pucat yang sekarang agak kemerahan, cukup membuat Jayden kosong untuk sesaat kecuali fokus menatap setiap inci guratannya. Rasanya menyenangkan melihat Lovely di depan matanya seperti ini. Ia hampir lupa kapan terakhir kali pemandangan ini disaksikannya. Matanya turun ke bawah, menatap perutnya yang mulai membesar. Jayden tersenyum samar, tidak melepaskan pandangannya.

"Aku yakin saat ini aku sedang terpesona. Anak aku membuat kamu terlihat berkali lipat lebih menarik," ucap Jayden sambil melepaskan kancing terakhir kemejanya.

Lovely menulikan pendengaran, tidak menghiraukan dan melewatinya begitu saja tanpa peduli pandangan Jayden yang seolah tengah melucuti sambil mengeringkan rambut di depan cermin. Jayden melepaskan kemeja putihnya membiarkan dirinya bertelanjang dada dan bangkit berjalan ke arah Lovely kemudian berdiri di belakangnya.

Tiba-tiba Jayden memeluk tubuhnya dari belakang dan menangkup perutnya menyebabkan Lovely terkesiap. Jayden mengecup tengkuk Lovely dengan sensual berusaha merilekskan pikirannya yang bercabang. "Aneh bukan, Sarah yang kucintai, tapi kamu yang kunikahi," gumam Jayden tidak terlalu jelas.

Gerakan tangan Lovely terhenti, memandang wajah Jayden di pantulan cermin. "Aku harap kamu tidak berpikir untuk menyentuhku malam ini karena Sarah adalah wanita yang kamu cintai. Sementara aku hanya wanita yang kebetulan harus kamu nikahi. Seorang Lovely tidak seharusnya kamu setubuhi, bukan?" Jawab Lovely datar. "Dan akan lebih baik sampai seterusnya hingga pernikahan ini berakhir suatu saat nanti."

Jayden mengangkat bahu, "Aku berpikir begitu tadinya. Tapi melihatmu, tiba-tiba aku menginginkannya apalagi mengingat pernikahan ini sepertinya memiliki kadaluarsa." Sungguh, Jayden tidak ingin mengatakan itu. Tetapi, memang tujuan utamanya jelas karena anaknya saja, kan? Setelah dia lahir, ia akan kembali ke sisi wanita yang dicintainya.

Lovely membalik tubuhnya menghadap Jayden. Ia mendorong dada Jayden sedikit kencang meski dia tetap bergeming di tempat. "Jangan bercanda," ia mendengkus jengah.

Jayden meletakkan tangannya di kancing teratas piyama Lovely. "Kamu tahu, saat bersama wanita lain, otakku selalu waras tidak pernah berpikir lebih jauh mengenai seks dan semacamnya. Tapi bersama kamu, itu tidak pernah berlaku. Aku seperti pria mesum yang kecanduan akan seks."

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang