🌻10

2.2K 351 40
                                    

Mentari mulai condong ke arah barat saat Kyungsoo merapikan barang-barang di atas meja kerjanya di ruang guru. Suasana sekolah mulai sepi, hanya menyisakan anak-anak yang berkegiatan tambahan di luar jam belajar reguler. Sebagian besar guru pun sudah tak terlihat. Setelah menyapa seorang guru yang masih ada di ruangan tersebut, Kyungsoo segera melangkah keluar untuk pulang.

Halte bus yang tak jauh dari sekolah tempat Kyungsoo mengajar ini terlihat cukup ramai. Masih banyak calon penumpang yang sabar menanti kedatangan bus, seperti halnya Kyungsoo saat ini.

Porsche Chayene berwarna putih itu berhenti tepat di depan Kyungsoo yang berdiri. Setelah kaca mobil turun, senyum terkembang di wajah Kyungsoo.

"Oppa...!"

Si pengemudi mobil pun melambaikan tangannya ke arah Kyungsoo dengan senyum manisnya.

"Ayo, cepat masuk!", titahnya pada Kyungsoo.

Kyungsoo segera melangkah dan mendudukkan dirinya dengan nyaman di samping si pengemudi.

"Tumben oppa menjemputku...", ucap Kyungsoo ketika kendaraan roda empat itu mulai melaju.

"Kenapa? Apakah oppa tak boleh menjemputmu? Kalau si jerapah itu yang menjemputmu, apakah kau berkata seperti ini juga? Huh... Oppa jadi cemburu...".

"Ya! Baek oppa! Bukan begitu.. Aishh...", Kyungsoo memasang wajah cemberut.

Baekhyun yang fokus pada kemudinya jadi tertawa saat ia melirik ke arah Kyungsoo. Satu tangannya terangkat, lalu mengusak pucuk kepala Kyungsoo lembut.

"Pinguinku ini jadi jelek kalau cemberut. Yang seperti ini mengaku sudah dewasa? Hahaha... Kau memang tetap adik kecilku yang tak berubah, eoh?! Apa bersama Chanyeol kau juga bermanja-manja padanya?"

"Tidak!", jawab Kyungsoo singkat masih dengan wajah sebalnya.

"Chanyeol sudah menceritakan semuanya pada Oppa tadi. Makanya sekarang Oppa berinisiatif untuk menjemputmu. Mana tahu adik kecil Oppa ini masih diikuti oleh penggemarnya itu. Dan... Bukan kah malam itu Oppa sudah bilang untuk waspada kan? Ternyata benar, penggemarmu itu agak istimewa", Baekhyun sedikit menekan suaranya saat mengucapkan kata istimewa.

"Ya... Baek Oppa. Kau benar. Aku memang harus waspada sekarang ini", jawab Kyungsoo lemah.

Untuk sesaat, sunyi berada di antara Kyungsoo dan Baekhyun yang terus fokus ke jalanan yang cukup ramai.

"Kau tidak ada acara lain kan sore ini?", suara Baekhyun memecahkan keheningan itu ketika kendaraan roda empat yang dikemudikan Baekhyun itu tengah berhenti karena lampu merah.

Kyungsoo menggeleng.

"Tidak ada Oppa. Kenapa?"

"Temani oppa dulu ke suatu tempat,nanti kita langsung makan malam saja.baru setelahnya oppa antar ke tempat Luhan. Ok?", Baekhyun meminta persetujuan Kyungsoo.

Kyungsoo menyetujui ajakan Baekhyun dan segera mengabari Luhan agar sahabatnya itu tak khawatir.

Hampir jam 9 malam Baekhyun mengantar Kyungsoo ke apartemen Luhan dan berjanji untuk menjemput Kyungsoo lagi besok sore.

Hari kedua, Baekhyun benar-benar menepati janjinya untuk menjemput Kyungsoo dengan alasan khawatir. Kyungsoo tentu saja dengan senang hati menerima perhatian dari lelaki yang sudah seperti kakak kandungnya itu.

                                           * * *

Kyungsoo sudah menjinjing tasnya, keluar dari ruang guru untuk pulang. Tepat di depan gerbang, Porsche Chayene berwarna putih yang sudah cukup dikenalnya itu berhenti di hadapannya. Ia pun tersenyum. Namun, senyum itu akhirnya berganti dengan raut muka bingung ketika kaca mobil itu diturunkan, bukan wajah Baekhyun yang ditemukannya, melainkan sesosok pria lain dengan senyum manisnya dan berseragam polisi. Siapa?

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang