🌻1

4.9K 444 8
                                    

    Antrian di meja kasir salah satu pusat perbelanjaan ini cukup panjang. Selalu seperti ini jika berada di akhir pekan. Biasanya, aku paling malas berbelanja di penghujung pekan karena ramai. Tapi, hari ini, mau tidak mau aku harus belanja karena kebutuhan harianku ternyata sudah menipis. Dan di sini lah aku sekarang. Di antara orang-orang yang tengah mengantri yang sebagian besar adalah kaum ibu.
    "Chan... ", suara wanita terdengar dari belakangku. Aku tentu saja tak memedulikan hal itu walau indera pendengaranku tetap bekerja.
    "Mom... ", ucap seorang pria jangkung sedikit terkejut yang sekarang berdiri dua jengkal di samping kiriku dengan wajahnya menghadap ke arah belakangku dan kuyakini yang dihadapinya adalah wanita yang memanggilnya dengan sebutan 'Chan' tadi.
    "Sedang apa kau di sini? Apa kau sedang tidak ada pekerjaan? ", suara wanita itu lagi.
    "Mmm... Sedang istrahat, Mom. Jadi,  aku memiliki waktu untuk menemaninya belanja siang ini", laki-laki di sampingku bersuara kembali sambil mengarahkan telunjuknya ke arah yang sangat kuyakini adalah diriku.
    Seketika aku menoleh dan membolakan mataku saat dengan pasti ku temukan telunjuk kanannya masih mengambang di depan hidungku.
    Aku mengangkat kedua alisku dan tersenyum penuh arti pada laki-laki itu.
   "Sepertinya laki-laki ini ingin membuat permainan. Dan aku ikut dilibatkan??? Ok, tuan. Aku akan mengikutinya", ucapku dalam hati.
    Aku memasang senyum manisku tanpa bersuara ke arah wajah tampannya.
    "What?!! Tampan? Apa baru saja otakku mengakui tentang ketampanannya? Aku sudah tidak waras".
    Detik berikutnya, lelaki berseragam polisi itu menarik tanganku keluar dari barisan antrian yang sudah kuperjuangkan sejak tadi, diikuti oleh wanita di belakangku, membiarkan orang-orang di belakang kami mengambil alih posisi antrianku dan wanita paruh baya yang ada di hadapanku sekarang. Wanita itu masih terlihat sangat cantik di usianya yang bisa dikatakan tidak muda lagi. Keningnya sedikit mengernyit menatapku, seperti meminta penjelasan.
   Aku cukup paham situasi ini.
   "Annyeonghaseo, Do Kyungsoo imnida", ucapku sambil membungkukkan badan, lalu menoleh ke lelaki yang ku ketahui bernama Park Chanyeol dari name tag di dada kanannya. Senyumnya melebar saat ia menatapku dengan mata yang berbinar-binar.
    "Aku akan mengikuti alur cerita yang kau buat, Tuan Park", batinku. Lalu tersenyum.
    Dia berdiri di belakangku, kemudian memegang kedua pundakku dengan sedikit penekanan seolah berkata "bantu aku" dan menyetarakan posisi kepalanya dengan kepalaku.
     "Sayang, beliau adalah mommyku yang sering aku ceritakan padamu", ucapnya tepat di samping telinga kananku.
     Untuk sesaat, jantungku berdegup keras. Sayang? Sudah berapa lama aku tak pernah lagi mendapat panggilan itu dari seorang laki-laki? Terasa menggelikan di telingaku saat ini mendengar kata itu.
    Aku kembali membungkukkan badan untuk memberi salam hormat pada wanita yang kini tersenyum ramah padaku.
    "Apa yang kau ceritakan tentang mommy pada anak manis ini, hah?", mata wanita itu menyipit lucu mencoba mengintimidasi sang anak.
    Laki-laki bernama Park Chanyeol ini hanya tertawa kecil, lalu memberi tawaran pada sang ibu untuk pergi ke tempat yang lebih leluasa untuk mereka berbicara. Tentu saja aku terus dilibatkan di sini karena aku adalah poin utama yang menyebabkan situasi seperti ini.
      Saat Park Chanyeol mulai mengarahkan untuk keluar. Aku tetap berdiam diri.
    "Wae? ", tanyanya padaku.
    Aku mengarahkan pandangan ke keranjang belanjaan yang ku tenteng sedari tadi dan diikuti oleh pandangannya.
    "Ah, itu... ", ia sepertinya paham maksudku. Ia memutar kepalanya, melihat sekeliling, lalu menarik keranjang belanjaanku dan ibunya. Kemudian berjalan ke arah salah seorang karyawan supermarket yang berdiri tak jauh dari tempat kami berada. Entah apa yang diucapkannya, hingga karyawan tersebut menyambut keranjang belanjaan yang disodorkannya.
     "Kajja...", ia mengajakku dan ibunya untuk keluar.
     Aku sedikit terkejut manakala sang ibu  mengaitkan lengan kanannya di lengan kiriku, menggandengku seraya berjalan keluar dari tempat perbelanjaan ini. Lagi-lagi aku menoleh ke arah Park Chanyeol yang hanya di balas cengiran dan kedipan mata kirinya. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku melihat tingkahnya.
      Polisi macam apa yang bisa-bisanya membuat lelucon bodoh dan kebohongan receh seperti ini untuk ibunya.
     "Mom, apa mommy bawa mobil sendiri ke sini?", tanya Chanyeol pada ibunya.
     "Tidak. Mommy tadi naik taksi".
     "Baguslah. Jadi mommy bisa berbarengan dengan kami"
     "Tentu saja sayang. Ini jadi menyenangkan. Mommy bisa bersama calon menantu mommy lebih lama", ucap wanita itu yang berhasil membuat mata besarku spontan mendelik.

     Saat tiba di parkiran, Chanyeol segera membukakan pintu mobil bagian belakang agar sang ibu masuk. Aku mengikutinya. Baru saja aku menundukkan kepala, suara wanita itu membuatku sedikit membeku.
      "No... No... No... Kyungsoo-ya, kau harus duduk di depan, di samping calon suamimu!"
      "Ne... Eommonim", aku menurut saja kemudian mundur selangkah untuk berbalik ke arah depan.
     Brugh!!
    "Ah... ", aku meringis memegang keningku yang menabrak tubuh jangkung itu tepat di bagian dadanya yang berjejer beberapa tanda kepangkatannya yang terbuat dari logam.
     Aku mendongak dan mendapati dirinya yang terkekeh kecil. Aku memberengutkan wajahku, kesal.
     "Minggir!!", ucapku sedikit ketus.
     Ia pun segera menutup pintu belakang. Melewatiku, memutar ke arah pintu penumpang samping pengemudi. Lalu membukakan pintu untukku.
                                    To be continued...



______________________________________
______________________________________
😅😅😅
Garing ya ide ceritanya?
Udah bakal ketebak endingnya gimana kan?
Ini cerita gak bakal terlalu panjang kok. Cuma beberapa chapter doang. Karena emang awalnya ini cuma mau dibuat one shoot, tapi pas dikerjakan, malah jadi cukup panjang.
Saran dan kritik boleh disalurkan ke penulis✌✌😊

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang